Ustadz Fuad Al Hazimi: Musuh Islam Selalu Mencitrakan Islam Itu Buruk

SERANG (Jurnalislam.com) – Pemerhati dunia Islam, ustadz Fuadz Al Hazimi mengatakan, musuh-musuh Islam akan selalu mencitrakan Islam itu buruk. Dan hal tersebut sudah terjadi sejak zaman dahulu.

“Bahkan bukan hanya Islamnya tapi para pembawa risalah Islam, para dainya, para penegak Syariat Islam bahkan Nabinya dikesankan sebagai orang-orang yang bercitra buruk. Itu memang sudah sejak dulu,” katanya kepada Jurnalislam di Masjid At Taubah Serang, Banten, Ahad (14/2/2016) lalu.

Pernyataan itu disampaikannya menanggapi tudingan Kepala BNPT yang menyatakan ada 19 pesantren radikal di Indonesia. Ustadz Fuad menjelaskan, pesantren adalah tumpuan pendidikan di saat umat Islam Indonesia khawatir dengan pendidikan generasi mudanya.

“Adanya berbagai macam kriminalitas, dekadensi moral, banyak kaum muslimin yang menjadikan pesantren sebagai tumpuan pendidikan bagi anak-anaknya,” ucapnya.

Maka, tudingan Saud Usman itu dinillai akan melahirkan phobia terhadap pesantren dan membunuh karakter pesantren.

“Kalau orang-orang kampung itu sudah biasa mendengar kata pesantren, tapi kalau orang-orang kota, apalagi mendengar cap seperti itu, maka tidak akan ada lagi orang-orang kota yang mau mempesantrenkan anak-anaknya karena sudah terlebih dahulu phobia terhadap pesantren, itu tujuan BNPT sebenarnya,” terangnya.

Metode memburukkan citra Islam tersebut, lanjutnya, merupakan desain global yang tidak kebetulan. Apalagi di Negara yang cenderung memberikan kelonggaran terhadap aktivis-aktivis anti Islam.

“Semakin kelihatan bagaimana represif mereka terhadap Islam. Tapi di saat yang sama mereka tidak mau menerapkan standar yang digunakan untuk orang Islam,” terang pengasuh Pondok Tahfidzul Qur’an An Nahl Magelang itu.

Mereka yang anti Islam selalu melakukan standar ganda. Ustadz Fuad mencontohkan tindakan ‘terorisme’ yang dilakukan Organisasi Papua Merdeka (OPM).

“Korbannya sama aparat, tindakannya sama dengan penyerangan, pelakunya sama karena urusan ideologi, bahkan mereka mau menegakkan negara sendiri, tapi karena bukan orang Islam mereka tidak disebut teroris. Nah ini kan standar ganda,” tandasnya.

Reporter: Muhammad Fajar | Editor: Ally | Jurnalislam

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.