RUSIA (Jurnalislam.com) – Sekitar 10 orang dikhawatirkan tewas dan puluhan lainnya luka-luka, Senin (3/4/2017) setelah ledakan mengguncang sistem metro di kota kedua Rusia, Saint Petersburg, menurut pihak berwenang, yang tidak mengesampingkan serangan militan.
Presiden Vladimir Putin mengatakan para penyelidik sedang mencari ke dalam semua kemungkinan penyebab ledakan – “disengaja, kriminal dan pertama-tama … teroris,” lansir World Bulletin.
Gambar yang diputar di televisi nasional menunjukkan pintu sebuah kereta pecah, dan tubuh berlumuran darah bertebaran di peron stasiun.
Petugas layanan darurat bergegas ke tempat kejadian di stasiun metro Institut Teknologi, pusat transportasi utama.
Andrei Kibitov, juru bicara gubernur Saint Petersburg, mengatakan: “Kami tidak tahu persis jumlah mereka yang tewas, tapi diperkirakan sekitar 10 orang.”
Dia menambahkan bahwa sekitar 50 orang terluka, dua diantaranya menjalani operasi darurat.
Ledakan itu menyebabkan kebingungan, dengan lalu lintas pada Moskovsky Prospect diblokir, jalanan ramai dan sibuk, dan kendaraan darurat bergegas ke stasiun.
“Ibuku sedang berada di metro, saya tidak tahu apa yang terjadi padanya, saya tidak bisa menemukan dia,” kata seorang wanita bernama Natalia.
Juru bicara Komite nasional anti-terorisme Rusia (national anti-terrorism committee-NAK), Andrei Przhezdomsky, mengatakan dalam sambutannya di televisi bahwa ledakan itu terjadi pada pukul 14:40 waktu setempat (1140 GMT) dan bahwa mereka sedang menyelidiki penyebabnya.
Przhezdomsky mengatakan “ledakan terjadi di sebuah kereta antara stasiun Institut Teknologi dan Sennaya (Square),” yang satu sama lainnya berdampingan dengan jalur yang sibuk di pusat kota.
Jaringan metro mengumumkan bahwa mereka sepenuhnya tidak beroperasi setelah mengevakuasi seluruh penumpang dan Komite Investigasi Rusia juga meluncurkan penyelidikan terhadap ledakan.
Moskow metro juga tweeted bahwa mereka “mengambil langkah-langkah keamanan tambahan” seperti yang dipersyaratkan oleh hukum di situasi seperti itu