SURIAH (Jurnalislam.com) – Pasukan rezim Nushairiyah Suriah hampir memegang kendali penuh atas Ghouta Timur, daerah terakhir yang dikuasai oposisi di dekat ibu kota Suriah, Damaskus.
Dua dari tiga kelompok oposisi yang menguasai daerah kantong telah mundur, dengan ribuan pejuang dan kerabat keluarga mereka juga telah berangkat menuju daerah-daerah yang dikuasai oposisi di bagian utara negara itu.
Kelompok pejuang oposisi ketiga, Jaish al-Islam, yang mengontrol kota Douma, sejauh ini menolak menyerah.
Namun, Jaish al-Islam juga hampir mencapai kesepakatan evakuasi setelah negosiasi dengan tentara Rusia, sekutu pasukan rezim Suriah.
Biadab, Bom Napalm Rezim Assad Bakar 37 Warga Ghouta Hidup-hidup
Zeina Khodr dari Al Jazeera, melaporkan dari Beirut, Lebanon, mengatakan pada hari Sabtu (24/3/2018) bahwa pembicaraan antara Jaish al-Islam dan militer Rusia sebelumnya telah gagal karena para pejuang itu menolak untuk dievakuasi ke Idlib, sebuah provinsi barat laut yang sebagian besar masih di bawah kontrol faksi-faksi jihad.
“Jaish al-Islam tidak memiliki hubungan baik dengan kelompok oposisi yang mendominasi provinsi Idlib,” kata Khodr.
“Apa yang kami pahami adalah mereka mungkin dikirim ke wilayah timur … dekat perbatasan Lebanon,” tambahnya.
Presiden Perancis: Kami akan Intervensi Militer ke Ghouta, Serang Suriah
Pada tanggal 18 Februari, pasukan rezim Suriah yang didukung oleh jet tempur Rusia memperketat pengepungan mereka di Ghouta Timur dengan serangan militer berat yang menewaskan 1.500 warga sipil dan melukai lebih dari 5.000 orang.
Hampir 400.000 orang tetap tinggal di daerah kantong – di bawah kendali oposisi sejak pertengahan 2013 – sebelum serangan terakhir dimulai.
Pada hari Rabu, kelompok oposisi Ahrar al-Sham setuju untuk menyerahkan kota Harasta setelah mencapai kesepakatan evakuasi karena “pemboman dan pengepungan [rezim] yang inten dan kurangnya obat dan kurangnya tempat untuk bergerak.”
Dua hari kemudian, Faylaq ar-Rahman, kelompok yang mengendalikan kota Zamalka, Irbin, dan Jobar di Ghouta Timur, mengumumkan kesepakatan serupa untuk mengevakuasi para pejuang dan warga sipil ke Idlib.
Sebagai bagian dari kesepakatan, pertukaran narapidana antara Faylaq ar-Rahman dan rezim Suriah diperkirakan akan berlangsung, sementara polisi militer Rusia akan dikerahkan di daerah-daerah yang dikuasai kelompok tersebut.
7.000 Pejuang Faylaq ar Rahman Dievakuasi dari Ghouta ke Idlib Hari ini
Televisi rezim Suriah menyiarkan cuplikan langsung dari delapan pria pro rezim Suriah yang dibebaskan setelah ditahan oleh Faylaq ar-Rahman selama lebih dari setahun.
Sekitar 5.200 warga Suriah telah dievakuasi dari Ghouta Timur sejauh ini, menurut laporan oleh kantor berita Anadolu, Sabtu.
“Kami akan meninggalkan Ghouta tetapi suatu hari kami akan kembali,” Hazem al-Shami, seorang pengungsi, berkata. “Mereka berhasil membungkam revolusi tetapi revolusi tidak akan pernah mati.
“Kami berulang kali meminta bantuan masyarakat internasional tetapi mereka tidak melakukan apa-apa. Ini waktu yang sangat sulit bagi kami tetapi kami akan kembali.”
Media rezim Suriah melaporkan bahwa tentara telah menghilangkan hambatan, ranjau darat dan perangkat peledak improvisasi di sepanjang jalan menuju Irbin demi membuka koridor baru untuk evakuasi.
Pada Sabtu dini hari, bulldozer menghapus rintangan pasir raksasa dari jalan utama di Harasta sehingga para pejuang dan keluarga mereka dapat diangkut ke utara.
“Ini adalah situasi yang sangat buruk. Anak-anak lapar karena pengepungan dan ketakutan karena pemboman itu,” kata seorang ibu yang meninggalkan Harasta.
“Mereka tidak punya susu. Kami memohon kepada agen-agen bantuan tetapi tidak ada yang membantu kami.”
Namun, mereka yang memilih untuk dievakuasi tidak menuju ke tempat yang aman, menurut Khodr.
“Idlib juga bukan tempat yang aman; Idlib telah dibombardir serangan udara selama bertahun-tahun hingga sekarang,” kata koresponden kami.
Sehari Setelah Jet Tempur Rusia Ditembak Jatuh, Moskow Gempur Idlib dengan Serangan Udara
“Idlib juga sudah penuh sesak. Lebih dari satu juta pengungsi internal Suriah ada di sana. Sebagian besar orang-orang ini pergi ke tempat yang tidak diketahui; banyak dari mereka tidak akan dapat menemukan pekerjaan, jadi ini adalah situasi yang sangat sulit bagi orang-orang itu.”
Serangan udara rezim Syiah Suriah dan agresor Rusia di Idlib telah meningkat dalam sepekan terakhir, menewaskan puluhan orang.
Idlib juga bermasalah dengan adanya konflik antara kelompok-kelompok oposisi.
Pada hari Sabtu, sebuah bom mobil meledak di markas besar Jabhat Fath al Sham di kota Idlib, menewaskan sedikitnya tujuh orang dan melukai 25 lainnya.
Menurut pejabat PBB, ratusan ribu orang tewas dalam perang global Suriah selama tujuh tahun.
Analisis: Turki Perhitungkan Kekuatan Hayat Tahrir al Sham di Idlib
