SRINAGAR (Jurnalislam.com) – Sehari sebelum tahun pertama kematian komandan muda mujahidin Kashmir, Burhan Wani, pihak berwenang India pada hari Jumat (7/7/2017) meningkatkan kehadiran angkatan bersenjata dan memberlakukan pembatasan seperti jam malam di beberapa bagian wilayah yang disengketakan, lansir Anadolu Agency.
Akses internet diblokir pada Kamis malam dan jalan-jalan di seluruh wilayah dipatroli oleh angkatan bersenjata India. Menurut sumber di kepolisian, telepon akan terputus pada Jumat malam.
Peningkatan jumlah tentara, barikade dan pos pemeriksaan di jalanan juga terlihat hari Kamis.
Sekretaris Indian Home Rajiv Mehrishi mengatakan kepada wartawan di New Delhi pada hari Kamis bahwa ribuan tentara telah dikirim ke wilayah tersebut untuk peringatan tahun pertama tersebut.
Kelompok perlawanan Hurriyat telah meminta unjuk rasa untuk mengenang gugurnya mujahidin Burhan Wani.
Burhan Wani, seorang komandan jihad Kashmir berusia 22 tahun dengan Hizbul Mujahidin, Syahid tahun lalu pada 8 Juli dalam baku tembak dengan pasukan India.
Kematiannya memicu pemberontakan populer lainnya di kawasan ini dengan puluhan ribu orang turun ke jalan.
Pemberontakan berlangsung sekitar empat bulan dan India mengirim tentara tambahan untuk mengatasi aksi perlawanan tersebut. Sekitar 100 pemrotes sipil tewas dan, menurut catatan rumah sakit, sekitar 15.000 orang terluka; Beberapa di antaranya dibubarkan menderita luka permanen akibat senjata pelet yang digunakan oleh tentara India terhadap warga sipil Kashmir saat demonstrasi menentang kematian Wani.
Kashmir, sebuah wilayah Himalaya yang berpenduduk mayoritas Muslim, dikendalikan oleh India dan Pakistan di beberapa wilayah dan diklaim oleh keduanya secara penuh. Sepotong kecil wilayah Kashmir juga dipegang oleh China.
Kedua negara telah bertempur dalam tiga perang – pada tahun 1948, 1965 dan 1971 – sejak dipisahkan pada tahun 1947, dua di antaranya memperebutkan Kashmir. Kelompok perlawanan Kashmir di Jammu dan Kashmir telah berperang melawan pemerintah India untuk kemerdekaan, atau untuk penyatuan dengan negara tetangga Pakistan.
Lebih dari 70.000 orang dilaporkan terbunuh dalam konflik tersebut sejak tahun 1989. India menurunkan lebih dari setengah juta tentara di wilayah yang disengketakan tersebut.