Serangan Brutal dan Blokade Israel, PBB Sebut Gaza Terancam Musnah

Serangan Brutal dan Blokade Israel, PBB Sebut Gaza Terancam Musnah

JENEWA (jurnalislam.com)– Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia, Volker Turk, pada Jumat (16/5/2025) mengeluarkan peringatan keras terkait meningkatnya agresi Israel di Jalur Gaza. Ia menyebut bahwa tindakan militer Israel yang semakin brutal serta upaya menggusur penduduk Gaza secara permanen merupakan bentuk pembersihan etnis yang nyata.

“Serangan bom terbaru ini, ditambah dengan penolakan terhadap masuknya bantuan kemanusiaan, menunjukkan adanya dorongan untuk melakukan perubahan demografis permanen di Gaza. Ini bertentangan dengan hukum internasional dan dapat dikategorikan sebagai pembersihan etnis,” tegas Turk dalam pernyataannya.

Israel sebelumnya telah melanggar gencatan senjata dua bulan dengan Hamas pada awal Maret dan kembali memberlakukan blokade total di Jalur Gaza. Organisasi bantuan internasional telah memperingatkan bahwa kondisi ini memicu krisis kelaparan yang kian memburuk.

Media Israel melaporkan bahwa militer telah meningkatkan operasi serangan di Gaza setelah pemerintah menyetujui rencana perebutan wilayah awal bulan ini, meskipun belum ada pengumuman resmi dari pihak militer terkait eskalasi tersebut.

Turk menyatakan keprihatinannya atas tanda-tanda bahwa Israel sedang memulai serangan berskala lebih luas di Gaza. “Kita harus menghentikan kegilaan ini sekarang juga,” serunya. Ia mendesak semua pihak, termasuk negara-negara berpengaruh, untuk segera menekan Israel agar menghentikan serangan tersebut.

“Tragis dan Biadab”

Dalam keterangannya, Turk juga menyoroti kondisi layanan kesehatan di Gaza yang telah kolaps total. Perintah evakuasi dan penghancuran infrastruktur membuat akses ke tempat-tempat perlindungan semakin menyusut.

“Keluarga-keluarga hidup di tenda-tenda dalam kondisi yang sangat tidak layak, jauh dari standar kemanusiaan yang bermartabat. Kelaparan ekstrem terus meningkat akibat blokade ketat Israel,” ungkapnya.

Sejak Israel kembali melancarkan serangan pada 18 Maret lalu, Kementerian Kesehatan di Gaza mencatat sebanyak 2.876 orang tewas, menjadikan total korban jiwa sepanjang agresi ini mencapai lebih dari 53.010 orang.

Turk juga menyoroti serangan terhadap dua rumah sakit besar di Khan Yunis, Gaza selatan, yakni Kompleks Medis Nasser dan Rumah Sakit Eropa Gaza. Serangan ini membuat rumah sakit terakhir yang masih berfungsi menjadi lumpuh.

“Rumah sakit adalah fasilitas yang dilindungi setiap saat terlebih lagi dalam situasi perang,” ujar Turk. Ia menyebut kematian pasien, keluarga korban, tenaga medis, dan warga sipil yang hanya mencari perlindungan sebagai sesuatu yang “tragis dan menjijikkan.”

“Serangan terhadap fasilitas medis ini harus dihentikan segera,” tegasnya.

Turk juga menegaskan bahwa meskipun Israel mengklaim menargetkan pusat komando Hamas yang berada di bawah tanah, dan meskipun ada keuntungan militer tertentu, hukum internasional tetap mewajibkan upaya maksimal untuk melindungi nyawa warga sipil.

“Itu jelas tidak dilakukan,” pungkas Turk.

Sumber: TNA

Bagikan