
ALEPPO (Jurnalislam.com) – Serangan bom rezim Syiah Assad di dan sekitar kota Suriah utara Aleppo menewaskan 31 warga sipil pada hari Jumat (03/06/2016), termasuk 10 yang tewas saat bus mereka diserang, kata pertahanan sipil.
“10 warga sipil tewas dalam serangan di bus … 21 lainnya tewas dalam serangan intens pada beberapa lingkungan di timur kota sejak subuh,” kata organisasi yang dikenal sebagai White Helm.
Seorang koresponden AFP di Aleppo mengatakan serangan bom Jumat adalah yang paling intens dalam lebih dari sepekan, dengan puluhan bom barel – yang merupakan alat peledak mentah dan tidak terarah – menghantam beberapa kuartal timur kota.
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR) yang berbasis di Inggris melaporkan serangan intens di jalan Castello – rute pasokan yang penting kelompok oposisi di Aleppo – menewaskan delapan warga sipil.
Sebuah bus di jalan juga terkena serangan pada Rabu, mengakibatkan tujuh kematian warga sipil.
Direktur Observatorium Rami Abdel Rahman mengatakan jalan Castello, yang bagi warga sipil di wilayah yang dikuasai oposisi adalah rute di luar Aleppo, sekarang “secara efektif terputus”.
“Semua gerakan ditargetkan, baik bus atau pengamat,” katanya.
Abdel Rahman mengatakan serangan roket di wilayah kota yang dikuasai pemerintah semalam menimbulkan beberapa korban, tetapi ia tidak dapat memberikan jumlah yang tepat.
Sebuah gencatan senjata parsial yang dibuat oleh Rusia dan Amerika Serikat pada bulan Februari telah dilanggar hampir terus menerus di sekitar Aleppo oleh serangan udara Rusia dan Assad.
Lebih dari 300 warga sipil telah tewas di Aleppo sejak April saat rezim Assad dan Rusia menghantam daerah yang dikuasai oposisi Suriah dengan serangan udara kedaerah pemukim, kemudian faksi-faksi pejuang anti-Assad dan mujahidin Suriah membalas serangan tersebut ke lingkungan yang dikontrol rezim Nushairiyah dengan roket dan tembakan artileri.
Suriah telah terkunci dalam perang global sejak awal 2011, ketika rezim Syiah Bashar al-Assad menumpas pengunjuk rasa dengan keganasan militer yang tak terduga dan tidak proporsional.
Sejak itu, lebih dari 360.000 orang telah tewas selama konflik lima tahun dan lebih dari 10 juta lainnya terpaksa meninggalkan rumah mereka, menurut PBB.
Deddy | Alarabiya | AFP | Jurnalislam