Politik Ekonomi Islam Dalam Hegemoni Kapitalisme dan Sosialisme (3)

Politik Ekonomi Islam Dalam Hegemoni Kapitalisme dan Sosialisme (3)

 

Oleh: Dr. H. Mohammad Ghozali, MA

 

 

 

Propaganda pada sosialisme yakni sosialisme negara yang oleh para penguasa negara Negara arab dinamakan sosialisme Arab. Popaganda pada keadilan social, disamping propoaganda tentang pengembangan dan perencanaan perekonomian, semuanya merupakan propaganda terselubung (kamuflase). Sebab maksud sebenarnya adalah memperkokoh eksistensi system kapitalisme di suatu negara dengan memelihara asas dan menambahnya dengan konsep sosialisme, yaitu sosialisme negara dan keadilan social. Sehingga kapitalisme tetap dapat diterapkan disuatu negara dan mengontrol setiap interaksi kaum muslimin.

Kerusakan Sistem Kapitalisme

Sebuah fakta yang tidak bisa di pungkiri, kita ambil contoh masalah pertambahan pendapatan nasional (national income) yang dijadikan asas perekonomian. Sebab ide ini merupakan asas system kapitalisme, dimana diatas asas ini system kapitalisme dibangun.

Sistem ekonomi ini mengatakan bahwa kelangkaan relative (scarcity) akan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan adalah masalah yang mendasar (al-musykilah al-asasiyah) artinya tidak mencukupinya barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan yang senantiasa muncul dan bermacam-macam pada diri manusia, merupakan masalah ekonomi masyarakat. Manusia memiliki kebutuhan yang menuntut pemuasaan, maka perlu sarana untuk memuaskannya. Sedang alat pemuasnya adalah barang dan jasa.

Barang merupakan alat pemuas kebutuhan materi, yaitu kebutuhan yang dapat dirasa dan diraba, seperti roti, memakai baju, dan menempati Rumah. Jasa merupakan sarana untuk memenuhi kebutuhan tersebut yang mereka namakan kebutuhan non materi yaitu kebutuhan yang dapat dirasakan, tetapi tidak bisa diraba seperti pelayanan dokter, guru, dosen dan lain lain.

Oleh karena itu fokus ekonom adalah penyediaan barang dan jasa, yakni menyediakan alat pemuas untuk memuaskan kebutuhan manusia. Berdasarkan asas ini, maka pembahasan ekonomi terfokus pada penyediaan alat pemuas bagi kebutuhan manusia.

Politik Ekonomi Islam Dalam Hegemoni Kapitalisme dan Sosialisme (2)

Mengingat barang dan jasa itu sifatnya terbatas, maka tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan manusia. Sebab kebutuhan itu sifatnya tidak terbatas. Pada diri manusia ada kebutuhan primer/pokok (al-hajat al-asasiyah/basic needs) yang harus dipuaskan nya dalam kedudukannya sebagai manusia, yaitu sandang, pangan, dan papan. Semakin tinggi peradaban manusia, maka kebutuhannya semakin banyak dan bertambah.

Pertumbuhan dan pertambahan ini memerlukan pemuasan secara menyeluruh, dan ini tidak mungkin, meskipun barang dan jasa semakin banyak pula. Olehkarena itu muncul akar masalah perekonomian, yaitu banyaknya kebutuhan manusia dan sedikitnya alat pemuas yaitu tidak cukupnya barang dan jasa untuk memuaskan semua kebutuhan manusia secara menyeluruh. Maka dalam keadaan seperti ini masyarakat menghadapi masalah ekonomi yaitu masalah kelangkaan relative akan barang dan jasa.

Jadi masalah mereka (system kapitalisme) terletak pada kebutuhan manusia bukan kepada manusianya itu sendiri yaitu tersedianya sumber (alat pemuas) untuk memuaskan kebutuhan, dan bukan pada pemuasan kebutuhan tiap-tiap individu.

Dengan demikian maka barang dan jasa akan berkaitan dengan tingkat produktifitas dalam penciptaan barang dan jasa dan ini pula akan mempengaruhi masalah pendistribusian dari keduanya. Kajian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya produksi nasional, menurut system kapitalisme menduduki posisi penting diantara kajian semua topik ekonomi mereka.

Menurut system kapitalisme pertumbuhan produksi merupakan dasar penyelesaian masalah ekonomi, bukan kehidupan pada tiap tiap individu dari masyarakat. Untuk itu penilaian kekayaan negara secara makro tanpa melihat pemiliknya, lalu dibagi dengan jumlah penduduk, selanjutnya dikatakan pendapatan rata-rata perkapita ( Perkapita Inccome) sekian, meskipun yang memiliki kekayaan itu hanya 10 % saja, sedangkan 90% penduduk hamper tidak memiliki sandang, papan dan pangan.

Sistem kapitalisme yakin bahwa tidaklah mungkin menyelesaikan kemiskinan dan kekurangan dalam suatu negara kecuali dengan cara meningkatkan produksi dalam negeri, memberikan kebebasan kepada penduduk untuk mengambil hasil produksi (kekayaan) sebanyak yang mereka mampu untuk diperolehnya, sehingga kemiskinan dan kekurangan dalam negeri dapat dipecahkan. Dengan terpecahkannya masalah kemiskinan pada individu sebab mereka pada produksi yang dapat memecahkan masalah kemiskinan pada mereka. Maka solusi atas masalah ekonomi yang sedang dihadapi masyarakat menurut system kapitalisme dengan meningkatkan produksi.

Menjadikan pertumbuhan pendapatan nasional sebagai asas system ekonomi, membiarkan manusia bebas memiliki dan bebas berusaha untuk memproduksi kekayaan dan menguasainya (monopoli). Dan tidak ada control terhadap masalah pendistribusian kekayaan atas individu secara mutlak. Hal ini akan mendorong keinginan memiliki kekayaan dengan cara apapun. Sama halnya apakah kekayaan itu diperolehnya dengan cara menipu dan berdusta ataukah dengan cara berjudi dan menimbun harta, ataukah dari riba yang berlipat ganda maupun tidak. Tidak diperhatikan lagi apakah kekayaannya diperoleh sebagaimana yang dikehendakinya, maka dalam kondisi seperti ini yang terjadi adalah rusaknya hubungan dengan antar manusia, dan manusia akan terpuruk dalam derajat binatang, dan nilai-nilai luhur terancam kepunahan ditengah tengah manusia. Dengan perkataan lain manusia boleh menghalalkan segala cara untuk mendapatkannya.

Inilah gambaran sistem kapitalisme dan akibat yang ditimbulkan. Ia memvisualkan masalah ekonomi dengan cara terbalik. Ia menggantikan dan mengalihkan masalah masyarakat (hubungan manusia) dan masalah pendistribusian kekayaan atas manusia menjadi masalah produksi, membiarkan manusia bebas memiliki dan bekerja untuk memproduksi kekayaan dan menguasainya. Oleh karena itu masalah ekonomi tidak pernah terpecahkan. Yang terjadi justru menguatkan asas kedzaliman dan hilangnya nilai-nilai moral yang luhur.

Sistem ini telah membatasi kekayaan ditangan orang-orang yang kuat saja, ditangan orang-orang yang tidak memperhatikan seluruh nilai-nilai yang ada kecuali nilai materi saja. Sistem ini menghalangi orang yang lemah untuk mendapatkan kekayaan. Sedangkan dalam system ekonominya ini membiarkan orang orang kaya memperoleh kekayaan sebanyak mungkin yang mereka mampu. Maka fenomena yang tampak di sana adalah dominasi monopoli kapitalis, para konsumen diperbudak dan dijadikan mangsa oleh kalangan produsen. Khususnya pemilik perusahaan besar seperti perusahaan minyak, mobil, indusri berat dan sebagainya. Mereka mendominasi mayoritas konsumen, menguasainya, dan memaksakan harga tertentu terhadap komoditi yang diperlukan para konsumen.

Fenomena inilah yang mendorongkan bangkitnya sosialisme dan bangkitnya kapitalis, seta meringankan beban berat yang diderita mayoritas manusia (yang kalah bersaing memperebutkan kekayaan.

Ini adalah realitas propaganda yang mengajak menjadikan pertumbuhan pendapatan nasional (National Income) sebagai asas system ekonomi. Dan realitas ini juga selanjutnya mempropagandakan untuk membuat perencanaan ekonomi dan pengembangannya. Sebenarnya ini merupakan propaganda agar system ekonomi kapitalisme dijadikan asas bagi system ekonomi umat Islam. Mereka berupaya menjadikan kehidupan ekonomi sebagai asas kehidupan dan sebagai asas interaksi diantara manusia. Realita pula menyatakan keberhasilan mereka mengubah mindset umat Islam dalam peradaban sekarang ini.

Padahal buah propaganda ini adalah kedzaliman terhadap mayoritas secara merata yang dirasakan oleh manusia manusia yang lemah dan menciptakan kemiskinan dalam masyarakat, serta menghilangkan nilai-nilai akhlaq yang luhur. (Bersambung)

Bagikan