DOHA (jurnalislam.com)– Perdana Menteri Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani, mendesak komunitas internasional untuk menghentikan “standar ganda” dan meminta pertanggungjawaban Israel atas agresinya di Gaza. Seruan itu disampaikan pada Ahad (14/5), sehari sebelum KTT darurat Arab dan Islam di Doha yang digelar menyusul serangan udara Israel yang menargetkan anggota Hamas.
“Sudah saatnya masyarakat internasional menghukum Israel atas semua kejahatan yang telah dilakukannya,” ujarnya dalam konferensi pers persiapan. Ia menegaskan bahwa “perang pemusnahan” Israel tidak akan berhasil, dan menuding kebisuan dunia internasional telah mendorong Israel melanjutkan agresinya.
Pertemuan tingkat tinggi yang akan berlangsung Senin (15/5) dihadiri sejumlah pemimpin kawasan, termasuk Presiden Iran Masoud Pezeshkian, Perdana Menteri Irak Mohammed Shia al-Sudani, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, dan Presiden Palestina Mahmoud Abbas. Kehadiran Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman masih belum dipastikan, meski ia sempat berkunjung ke Qatar awal pekan ini.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar, Majed al-Ansari, mengatakan KTT tersebut akan membahas rancangan resolusi terkait serangan Israel ke Qatar. Menteri Luar Negeri Turki Hakan Fidan menilai isu Israel kini bukan lagi sekadar persoalan Palestina, melainkan menyangkut ekspansionisme di kawasan.
“Negara-negara Arab dan Islam harus bersatu untuk menemukan solusi atas masalah yang kini semakin meluas,” katanya kepada Al Jazeera.
Para analis menilai KTT ini akan menjadi momentum penting. Elham Fakhro dari Harvard University memperkirakan negara-negara Teluk akan mendesak Washington agar menekan Israel sekaligus menuntut jaminan keamanan yang lebih kuat. Sementara akademisi Timur Tengah Karim Bitar menyebut pertemuan itu sebagai “ujian lakmus” bagi pemimpin Arab-Muslim.
“Konstituen mereka muak dengan pernyataan lama. Mereka ingin sinyal nyata, bukan hanya kepada Israel, tapi juga kepada Amerika Serikat, bahwa cek kosong bagi Israel harus dihentikan,” ujarnya.
Qatar, yang menjadi tuan rumah pangkalan militer terbesar AS di kawasan, memainkan peran penting sebagai mediator konflik Gaza bersama AS dan Mesir. Gerakan Hamas pun berharap KTT ini menghasilkan posisi tegas dan bersatu dari negara-negara Arab dan Islam. (Bahry)
Sumber: TNA