KABUL (jurnalislam.com)– Pemimpin Tertinggi Emirat Islam Afghanistan (IEA), Sheikh Haibatullah Akhundzada, pada Jumat (15/8/2025) menyampaikan pidato dalam rangka peringatan empat tahun kemerdekaan Afghanistan sejak berakhirnya pendudukan Amerika Serikat dan sekutunya pada 15 Agustus 2021. Dalam pidatonya, ia menegaskan bahwa Afghanistan kini memiliki sistem pemerintahan berbasis Syariah yang sah dan mendesak seluruh pejabat untuk bekerja demi kesejahteraan serta stabilitas rakyat.
Sheikh Haibatullah juga memerintahkan para menteri dan anggota kabinet untuk menghapus istilah “pejabat sementara” dari jabatan resmi mereka.
“Empat tahun kemenangan besar pembebasan Afghanistan dari pendudukan AS dan sekutunya kini telah berlalu,” ujarnya.
Ia menekankan bahwa terbentuknya sistem Syariah yang murni merupakan buah dari perjuangan panjang rakyat Afghanistan yang telah menanggung lebih dari 50 tahun penderitaan dan pengorbanan besar.
“Setelah berakhirnya pendudukan, Afghanistan menjadi pemilik sistem Syariah yang sejati,” tegasnya.
Sheikh Haibatullah menuturkan, keamanan kini telah pulih di seluruh negeri. Sesuai hukum Syariah, Afghanistan telah terbebas dari korupsi, penindasan, perampasan tanah, narkotika, pencurian, dan penjarahan. Kondisi tersebut, menurutnya, menciptakan lingkungan kondusif bagi pembangunan dan rekonstruksi negara, serta mengakhiri perpecahan berdasarkan bahasa, etnis, regional, dan partai politik.
“Ini adalah berkah ilahi yang luar biasa yang tidak boleh dilupakan. Di hari kemenangan, hendaknya kita memanjatkan rasa syukur sebesar-besarnya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala agar berkah ini semakin bertambah. Namun, jika kita lalai, niscaya kita akan menghadapi azab berat dari Allah,” katanya.
Ia juga menginstruksikan seluruh pejabat untuk mengabdi pada sistem Syariah dan komunitas Muslim, serta memprioritaskan kesejahteraan rakyat. Selain itu, ia menekankan pentingnya perawatan dan perlindungan anak yatim. (Bahry)
Sumber: pajhwok