JAKARTA(Jurnalislam.com)–Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin hadir pada diskusi Transmedia Institute yang bertema “Evaluasi Kebijakan Ekonomi Syariah di Indonesia 2021 dan Prospeknya 2022” yang diselenggarakan Transmedia Institute di Auditorium Menara Bank Mega Lt. 3, Kawasan Terpadu CT Corp, Jl. Kapten P. Tendean Kav 12-14A, Jakarta Selatan, Kamis (02/12/21).
Ia mengatakan bahwa perkembangan ekonomi syariah menunjukkan kinerja positif.
“Tarif layanan BPJPH nol persen untuk layanan sertifikasi usaha mikro dan kecil, sebagai bentuk penguatan halal assurance system. Selain itu, pemerintah terus mengembangkan skema insentif untuk menarik investor dalam operasionalisasi dan pengembangan kawasan industri halal,” tambahnya.
Wapres menambahkan, pertumbuhan ekonomi dan keuangan syariah juga ditopang dengan tercapainya stabilitas penyaluran pembiayaan dan nilai aset dana pihak ketiga, serta fundamental pasar modal syariah dan industri keuangan non-bank yang terjaga baik.
“Menurut data Otoritas Jasa Keuangan, pertumbuhan total aset keuangan syariah sebesar 17,3% year on year dengan nilai lebih dari 1.900 triliun rupiah per September 2021,” ungkapnya.
Selain itu, sambung Wapres, meningkatnya pengumpulan zakat dan wakaf yang didukung melalui penggunaan platform digital turut mengambil peranannya dalam pemulihan ekonomi nasional.
“Pada 2016, zakat, infak, dan sedekah yang terhimpun masih senilai 5 triliun rupiah, maka pada 2020 nilainya mencapai 12,7 triliun rupiah, diprediksi bertambah menjadi 17,3 triliun rupiah pada tahun 2021,” jelas Wapres.
Menutup sambutannya, Wapres optimis dengan potensi besar yang dimiliki, Indonesia dapat menjadi sentra ekonomi syariah dunia yang dijadikan acuan bagi masyarakat muslim dunia.
“Semoga Indonesia bisa menjadi pusat produk halal terbesar dan pusat keuangan syariah dunia. Ini harus kita kembangkan dan itu sangat mungkin karena potensi Indonesia itu sangat besar,” pungkasnya.