GAZA (jurnalislam.com)– Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperingatkan pada Jumat (7/11/2025) bahwa akses kemanusiaan ke Jalur Gaza masih sangat dibatasi oleh Israel meskipun telah diberlakukan gencatan senjata. Pembatasan ini menyebabkan lahan pertanian terbengkalai dan produksi pangan hampir sepenuhnya terhenti.
Mengutip laporan Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA), juru bicara PBB Farhan Haq mengatakan kepada wartawan di New York bahwa “kebutuhan mendesak rakyat masih sangat besar,” seraya menambahkan bahwa “hambatan tidak diatasi dengan cukup cepat sejak gencatan senjata dimulai.”
Menurut Haq, hingga Senin lalu, PBB dan mitra-mitranya telah mengumpulkan lebih dari 37.000 metrik ton bantuan, sebagian besar berupa bahan makanan, melalui penyeberangan menuju Gaza.
Namun, ia menegaskan bahwa akses masuk masih sangat terbatas, hanya melalui dua penyeberangan, tanpa jalur langsung dari Israel ke Gaza utara maupun dari Mesir ke Gaza selatan.
Haq juga mengungkapkan bahwa pasokan penting dan personel organisasi kemanusiaan tertentu masih ditolak masuk, sehingga memperlambat operasi bantuan di wilayah yang dilanda krisis tersebut.
“Sebagian besar pengungsi masih tinggal di tempat penampungan sementara yang penuh sesak, banyak di antaranya dibangun di area terbuka atau tidak aman,” kata Haq, menambahkan bahwa produksi pangan lokal saat ini ‘sangat menantang’.
Analisis PBB menunjukkan bahwa hanya 13 persen lahan pertanian di Gaza yang masih utuh, namun sebagian besar tidak dapat diakses karena pengerahan militer Israel.
Selain itu, antara 79 hingga 89 persen rumah kaca, sumur pertanian, dan infrastruktur pertanian telah rusak, sementara hampir 89 persen pohon buah-buahan termasuk kebun zaitun telah hancur atau mati.
Kondisi ini memperburuk krisis kemanusiaan di Jalur Gaza, di mana jutaan warga sipil kini bergantung sepenuhnya pada bantuan internasional untuk bertahan hidup di tengah blokade dan kehancuran akibat agresi militer Israel. (Bahry)
Sumber: TRT