Papua Bergolak, Keutuhan Negara di Ujung Tombak

Papua Bergolak, Keutuhan Negara di Ujung Tombak

Oleh: Raihana Hazimah

JURNALISLAM.COM – Apa kabar Papua kita hari ini? Masihkah rengekan referendum Papua terus menggema di telinga penguasa? Ataukah sudah mereda seiring pendekatan militeristik maupun dialogis dari Panglima TNI dan Kapolri?

Mengutip dari liputan6.com, saat ini kondisi Papua memang sudah cukup kondusif. Tetapi pergolakan rakyat Papua belum tentu sudah mereda seutuhnya. Pergolakan tersebut tentu sudah sangat kentara sejak lama, dengan setidaknya ada tiga gerakan separatis di Papua, seperti TRWP (Tentara Revolusi Papua Barat), TNPB-OPM (Tentara Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka) dan TPNPB (Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat.

OPM sendiri masih terus bergerak sejak tahun 1963 hingga kini. Ditambah juga dengan ULMWP (Gerakan Pembebasan Papua Barat) yang didirikan oleh seorang pegiat separatisme Papua, Benny Wenda. Benny yang sudah menjadi warga negara Inggris, hingga saat ini pun masih terus bergerilya di luar negeri, meminta dukungan internasional guna mewujudkan disintegrasi Papua dari Indonesia.

Benny terus konsisten dengan tuntutannya akan referendum rakyat Papua, guna menetapkan keputusan untuk menentukan nasibnya sendiri.

Papua Barat sendiri pun sudah tercatat sebagai anggota UNPO (Unrepresented Nation and People Organization), yaitu sebuah wadah internasional yang anggotanya terdiri dari penduduk asli, bangsa dalam pendudukan, kelompok minoritas dan negara merdeka berdaulat atau teritori yang secara internasional kurang terwakili dan membantu anggotanya untuk bisa menentukan nasibnya sendiri.

Maka hal ini cukup menjawab, ketika banyak terlihat para separatis Papua memiliki senjata dalam pergerakannya. Karena mereka memang sudah mendapat support dari wadah internasional.

Lalu ketika kondisi di Papua bergejolak kembali di bulan Agustus lalu, di mana terjadi unjuk rasa di Manokwari, Papua, untuk memprotes tindakan rasisme terhadap mahasiswa Papua di Surabaya. Hal ini kemudian dijadikan momen dan agenda para separatis untuk membawa kasus tersebut kepada dewan internasional.

Sehingga keinginan besar untuk menentukan nasibnya sendiri melalui referendum, bisa tersampaikan.

Selanjutnya, ketika kemerdekaan itu terealisasi, maka tentu saja tanah Papua bagaikan daging empuk yang mampu membuat para singa kapitalis asing meneteskan air liur untuk bisa menguasai dan menikmati aset-aset berharga di Papua.

Tentu, negara ini dengan penguasanya harus mampu berupaya lebih keras untuk mempertahankan bumi Cendrawasih tersebut dari terkaman singa-singa kapitalis yang kelaparan.

Menjadi Negara Mandiri

Tetapi pada faktanya, justru telah lama negeri tercinta ini digadaikan kepada asing. Negara yang seharusnya memiliki kemandirian yang kokoh dan menjadi perisai bagi rakyatnya, justru sudah menjadi pion yang hanya mampu manut saja kepada pemain utama, yang tak lain adalah asing dan aseng.

Sudah sedemikian banyak dan lama, sumber daya alam Indonesia dikeruk dan dikuasai asing, termasuk di Papua.

Maka ketika negara tidak dengan segera, melepaskan diri dari tangan-tangan asing dan merespon secara tegas kondisi di Papua, maka keutuhan negara bisa berada di ujung tombak. Mengancam integrasi bangsa dan negara.

Solusi untuk Papua

Solusi untuk persoalan separatisme seperti di Papua ini, tentu saja bukan dengan jalan disintegrasi. Tetapi dengan memenuhi hak-hak rakyat sepenuhnya dan menyingkirkan kezaliman yang ada.

Akar persoalan terjadinya kezaliman di negeri ini, tak lain adalah karena tidak diterapkannya Syariat Islam. Di mana dalam Syariat Islam, negara adalah periayah rakyat. Kekayaan negara berupa sumber daya alam yang melimpah, haruslah dikelola oleh negara dan dipergunakan untuk mewujudkan kesejahteraan bagi rakyat.

Bukan justru diserahkan kepengurusannya kepada pihak luar (asing). Negara juga harus memberikan keadilan yang menyeluruh dan merata bagi rakyat, baik muslim maupun non muslim, serta mengurus dengan baik seluruh urusan rakyat.

Maka hanya dengan Syariat Islam lah, solusi hakiki dari setiap persoalan, termasuk persoalan di Papua. Jangan lagi kita memberi ruang kepada para imperialis untuk melemahkan negeri-negeri muslim. Hanya dengan Syariat Islam jua lah, keutuhan negara bisa dipertahankan.

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.