Palestina : Israel adalah "Gangster"

PALESTINA (Jurnalislam.com) – Presiden Palestina Mahmoud Abbas menuduh Israel melakukan "premanisme" pada hari Rabu (04/03/2015) atas keputusannya untuk menahan transfer lebih dari $ 100 juta per bulan dalam pendapatan pajak yang dikumpulkan atas nama Palestina.

Saat membuka pertemuan para pejabat senior Palestina, membahas hubungan dan kemungkinan untuk menunda koordinasi keamanan dengan Israel, Abbas menggambarkan langkah pajak tersebut sebagai provokasi.

"Bagaimana bisa mereka diizinkan untuk mengambil uang kita? Kita berhadapan dengan negara atau dengan gangster?" tanyanya pada pertemuan dewan pusat Organisasi Pembebasan Palestina, badan pembuat keputusan tertinggi kedua Palestina.

Israel mengumumkan pada bulan Januari untuk menghentikan transfer, dan mengatakan hal itu sebagai pembalasan atas keputusan Palestina karena mendaftar ke Mahkamah Pidana Internasional untuk menetapkan tuduhan kejahatan perang terhadap Israel.

Ini bukan pertama kalinya Israel menangguhkan pembayaran, yang meliputi sekitar dua pertiga dari anggaran Palestina, tapi di masa lalu biasanya hanya berlangsung beberapa minggu. Kali ini, kebijakan tersebut tidak mungkin berubah sampai setelah pemilu Israel pada 17 Maret, saat pemerintahan baru menjabat.

Sebanyak 140.000 PNS PA telah dipotong gajinya sekitar 40 persen dan terjadi protes di Ramallah, Bethlehem dan kota-kota lainnya di Tepi Barat.

"Bagaimana kita bisa membayar gaji?" tanya Abbas, menambahkan bahwa selain pendapatan pajak, Israel berutang gaji sebesar 1,8 miliar shekel ($ 450.000.000) yang belum dibayarkan kepada warga Palestina yang bekerja untuk bisnis di Israel.

Jika koordinasi keamanan diputuskan untuk ditunda, akan memiliki dampak langsung pada stabilitas di kota-kota Tepi Barat seperti Hebron, Nablus dan Jenin, di mana sering terjadi demonstrasi anti-penjajahan.

Selain tidak mentransfer pendapatan pajak, perusahaan listrik milik negara Israel telah memotong listrik untuk Nablus dan Jenin dalam 10 hari terakhir untuk menekan pembayaran sebesar $ 492.000.000 yang mereka katakan sebagai hutang pemerintah Palestina.

Awal pekan ini, militer Israel secara mengejutkan mengerahkan 13.000 tentara di Tepi Barat dalam latihan, menanggapi masalah keamanan yang meningkat.

Beberapa anggota PLO bertekad untuk menangguhkan koordinasi keamanan dengan segera.

 

Deddy | World Bulletin | Jurniscom
 

 

 

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses