NU: Pesantren Masih Sulit Akses Vaksin

NU: Pesantren Masih Sulit Akses Vaksin

JAKARTA(Jurnalislam.com) — Upaya untuk meningkatkan kualitas kesehatan warga pesantren, khususnya kiai dan santri, sudah mulai berjalan. Namun, pelaksanaannya dinilai belum maksimal.

Ketua Rabithah Ma’ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMI NU) KH Abdul Ghaffar Rozin mengatakan, penghambat utamanya masih minimnya dosis vaksin yang tersedia. “Pesantren masih kesulitan memperoleh dosis vaksin, baik melalui Polri, TNI, apalagi dinkes,” ujar tokoh NU yang akrab disapa Guz Rozin, Rabu (18/8).

“Tahap awal kami baru mengajukan 20 ribu-25 ribu santri. Mayoritas santri kita usia aliyah ke bawah, kurang dari 18 tahun. Belum ada keputusan dan instruksi untuk memvaksinasi santri usia 12 tahun sampai 18 tahun,” katanya.

Keluhan serupa juga disampaikan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) yang belum lama berselang memprakarsai peluncuran program Kita Jaga Kyai. Pimpinan Baznas yang menangani bidang pendistribusian dan pendayagunaan, Saidah Sakwan, mengatakan, program Kita Jaga Kyai terkendala ketersediaan vaksin.

“Tantangannya pada ketersediaan vaksin karena belum tentu dari list pesantren yang sudah bersedia divaksin di daerah tersebut sudah tersedia atau sudah dropping (vaksin) dari pusat,” kata Saidah, Rabu.

“Jadi, kami selalu koordinasikan list pesantren-pesantren yang sudah siap divaksin ke dinkes setempat atau Polri atau TNI setempat,” ujar dia.

Baznas meluncurkan program Kita Jaga Kyai pada awal Agustus lalu, tepatnya Senin (5/8). Untuk menyukseskan program ini, Baznas terus melakukan berbagai upaya.

“Kami koordinasi terus-menerus dengan Kemenkes (Kementerian Kesehatan) di semua level. Panglima TNI dan kapolri yang punya akses dan otoritas jalur distribusi,” ujar dia.

Sumber: republika.co.id

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.