Netanyahu: 20 Sandera Masih Hidup, Kesepakatan Pembebasan Sedang Dibahas

Netanyahu: 20 Sandera Masih Hidup, Kesepakatan Pembebasan Sedang Dibahas

TEL AVIV (jurnalislam.com)– Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan optimisme bahwa kesepakatan untuk pembebasan lebih banyak sandera Israel yang ditahan oleh kelompok Palestina Hamas dapat tercapai dalam beberapa hari mendatang.

Dalam wawancara dengan Greta Van Susteren di program The Record yang ditayangkan oleh Newsmax pada Kamis (10/7/2025), Netanyahu menyebutkan bahwa saat ini terdapat 50 sandera yang masih ditawan oleh Hamas. Namun, dari jumlah tersebut, hanya sekitar 20 orang yang diyakini masih hidup.

“Saya ingin membebaskan semuanya. Sekarang kami memiliki kesepakatan yang, katanya, akan membebaskan separuh dari yang masih hidup dan separuh dari yang telah meninggal,” ujar Netanyahu.

“Jadi, kita akan membebaskan sekitar 10 sandera yang masih hidup dan sekitar 12 jenazah sandera yang telah meninggal. Saya berharap kita bisa menyelesaikannya dalam beberapa hari,” lanjutnya.

Serangan oleh Hamas ke wilayah selatan Israel pada 7 Oktober 2023 menyebabkan sekitar 1.200 orang tewas dan 251 orang lainnya disandera, menurut data pemerintah Israel. Sebagai respons, Israel melancarkan serangan besar-besaran ke Jalur Gaza yang, menurut Kementerian Kesehatan Gaza, telah menewaskan lebih dari 57.000 warga sipil dan menyebabkan kehancuran infrastruktur secara masif.

Sejak konflik dimulai, kedua pihak telah sepakat melakukan dua kali gencatan senjata: pada November 2023 dan Januari 2025.

Netanyahu menyebut bahwa Israel dan Hamas kemungkinan akan kembali melakukan gencatan senjata selama 60 hari ke depan. Masa tersebut disebutnya bisa dimanfaatkan oleh kedua belah pihak untuk mengupayakan penyelesaian konflik yang lebih luas.

Sementara itu, Hamas dalam pernyataannya pada Rabu sebelumnya menegaskan bahwa beberapa poin penting masih dibahas dalam perundingan gencatan senjata, termasuk aliran bantuan kemanusiaan, penarikan pasukan Israel dari Gaza, serta jaminan terhadap gencatan senjata permanen.

Wawancara Netanyahu dilakukan saat ia mengakhiri kunjungan ketiganya ke Washington sejak Donald Trump kembali menjabat sebagai Presiden AS pada Januari 2025.

Dalam wawancara tersebut, Netanyahu juga menyampaikan pujiannya kepada Trump. Ia mengatakan bahwa Israel “tidak pernah memiliki teman dan dukungan sebesar ini dari Gedung Putih.”

Bulan lalu, Amerika Serikat dan Israel melakukan serangan gabungan terhadap Iran. Menurut Trump, serangan tersebut berhasil menghancurkan tiga situs nuklir milik Iran. Ketika ditanya mengenai tingkat kerusakan, Netanyahu mengatakan bahwa dalam beberapa bulan ke depan, Iran bisa saja memproduksi bom nuklir jika tidak dicegah. (Bahry)

Sumber: Alarabiya

Bagikan