GAZA (jurnalislam.com)– Kelompok perlawanan Palestina Hamas mengklaim telah menewaskan lebih dari 50 anggota geng bersenjata Palestina yang dipersenjatai oleh Israel dalam beberapa bulan terakhir. Geng tersebut dipimpin oleh Yasser Abu Shabab, seorang tokoh yang dikenal di Rafah karena keterlibatannya dalam aktivitas kriminal, dan kini dilaporkan mendapat perlindungan langsung dari militer Israel.
Bentrokan antara Hamas dan geng bersenjata ini pecah pada Selasa pagi (10/6/2025) di wilayah Rafah, Gaza selatan. Media Israel, i24 News, melaporkan bahwa pasukan Israel ikut campur langsung dalam pertempuran tersebut untuk menyelamatkan Abu Shabab, yang hampir ditangkap atau dibunuh oleh Hamas. Akibat bentrokan itu, korban jiwa dilaporkan terjadi di kedua belah pihak.
Dalam sebuah pernyataan yang dirilis kepada media, kelompok Abu Shabab yang menamai dirinya sebagai “pasukan rakyat” atau “dinas antiteror” mengaku bahwa lebih dari 50 anggotanya telah dibunuh oleh Hamas, termasuk kerabat pemimpin mereka. Mereka mengklaim bertugas menjaga konvoi bantuan kemanusiaan dan mendistribusikan pasokan dari perbatasan Kerem Shalom.
“Kami telah membersihkan bahan peledak dari wilayah tersebut dan kehilangan anggota dalam prosesnya,” ujar pernyataan kelompok itu.
Sementara itu, laporan dari media Israel Ynet menyebut bahwa milisi Abu Shabab juga telah menyergap dan membunuh enam anggota unit “Arrow” milik Hamas unit yang dikenal menargetkan kolaborator Israel di Gaza.
Pejabat pertahanan Israel sebelumnya telah mengakui bahwa mereka mempersenjatai kelompok tersebut dengan tujuan untuk memperlemah cengkeraman Hamas di Gaza. Namun, para pengamat memperingatkan bahwa langkah ini bisa memicu konflik internal yang lebih luas dan bahkan mendorong Gaza ke jurang perang saudara.
Abu Shabab sendiri memiliki catatan kriminal dan pernah dipenjara oleh otoritas Hamas atas tuduhan perdagangan narkoba. Ia diketahui berada dalam penjara Hamas pada 7 Oktober 2023, ketika serangan besar-besaran Hamas terhadap Israel terjadi dan memicu perang. Dalam kekacauan yang terjadi, penjara itu dibobol dan Abu Shabab berhasil keluar, meski detail pembebasannya masih belum jelas.
Saat ini, milisi bersenjata di bawah kendalinya diperkirakan berjumlah lebih dari 100 orang dan beroperasi di wilayah timur Rafah.
Di media sosial Gaza, Abu Shabab dijuluki sebagai “agen Israel” dan dianggap sebagai pengkhianat. Hamas secara terbuka menyatakan tekad untuk membunuhnya.
“Jika bukan karena intervensi udara Zionis untuk melindungi pengkhianat Yasser Abu Shabab, dia pasti sudah berada dalam cengkeraman perlawanan hari ini,” ujar Hamas dalam pernyataan resminya.
“Kami akan terus mengejar para pengkhianat ini. Perlindungan dari penjajah Zionis tidak akan bertahan lama. Cepat atau lambat, kami akan menangkapnya.”
Situasi ini menambah kompleksitas konflik yang sedang berlangsung di Gaza, di tengah kehancuran infrastruktur sipil, rumah sakit yang lumpuh, dan krisis kemanusiaan yang memburuk akibat blokade Israel. (Bahry)
Sumber: the guardian