Menlu AS: Indonesia Ikut Dukung Proposal Gencatan Senjata Trump

Menlu AS: Indonesia Ikut Dukung Proposal Gencatan Senjata Trump

WASHINGTON (jurnalislam.com)– Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Marco Rubio, mengatakan pada Ahad (5/10) bahwa pembahasan mengenai isu logistik tengah berlangsung setelah Hamas menyetujui kerangka kerja yang diusulkan oleh Presiden Donald Trump untuk gencatan senjata di Gaza serta pembebasan sandera dan tahanan.

Dalam wawancara dengan NBC News, Rubio menuturkan bahwa pernyataan Hamas pada Jumat lalu menunjukkan bahwa kelompok perlawanan Palestina itu telah menyetujui kerangka pembebasan sandera yang diajukan oleh Gedung Putih.

“Yang perlu terjadi sekarang, dan mereka akui dalam tanggapan mereka, adalah pertemuan lanjutan yang sedang berlangsung untuk membahas logistiknya. Mudah-mudahan segera diselesaikan,” kata Rubio.

Menurutnya, pembahasan berfokus pada siapa yang akan menerima sandera, serta kapan dan di mana pembebasan itu akan dilakukan. Ia menegaskan bahwa pemboman Israel di Gaza harus dihentikan agar pertukaran dapat berlangsung aman.

“Anda tidak bisa membiarkan bom meledak dan pertempuran terjadi di tengah-tengah pertukaran ini,” ujar diplomat tinggi AS tersebut.

Rubio juga mengonfirmasi bahwa pasukan Israel akan mundur ke posisi dalam Gaza sebagai bagian dari rencana tersebut.

“Saya pikir semua pihak, termasuk Israel, sepakat bahwa pada akhirnya Gaza akan diperintah oleh pemerintahan teknokratis Palestina non-Hamas, dengan bimbingan konsorsium internasional,” ujarnya.

Dalam wawancara terpisah dengan Fox News, Rubio menyebut bahwa rekonstruksi dan tata kelola Gaza akan dimulai setelah semua sandera dibebaskan.

“Banyak kerusakan telah terjadi di sana. Seluruh Gaza harus dibangun kembali — dan itu akan memakan waktu,” katanya.

Rubio juga menyoroti dukungan luas komunitas internasional terhadap proposal Trump.

“Anda memiliki Uni Emirat Arab, Qatar, Arab Saudi, Turki, Mesir, Yordania, Indonesia, serta negara-negara Eropa — semuanya mendukung rencana ini,” katanya.

Trump sebelumnya mengumumkan rencananya pada 29 September, yang mencakup pembebasan tawanan Israel, gencatan senjata di Gaza, pelucutan senjata Hamas, serta pembangunan kembali wilayah Gaza.

Hamas telah menyatakan persetujuan secara prinsip atas rencana tersebut, dan negosiasi lanjutan dijadwalkan berlangsung di Mesir.

Tel Aviv memperkirakan masih ada 48 tawanan Israel di Gaza, termasuk 20 orang yang masih hidup, sementara Israel menahan sekitar 11.000 warga Palestina di penjara-penjaranya banyak di antaranya mengalami penyiksaan, kelaparan, dan pengabaian medis, menurut kelompok HAM.

Meski Trump menyerukan penghentian serangan, pasukan Israel pada Sabtu tetap melancarkan serangan udara yang menewaskan sedikitnya 60 warga Palestina, termasuk seorang anak perempuan kecil, menurut sumber medis Gaza.

Sejak Oktober 2023, lebih dari 67.000 warga Palestina telah gugur akibat agresi brutal Zionis di Jalur Gaza. (Bahry)

Sumber: AA

Bagikan