Mengenal Mujahid Legendaris, Izzuddin Al Qassam

PALESTINA (Jurnalislam.com) – Sudah 80 tahun berlalu gugurnya mujahid legendaris Izzuddin Al-Qassam. Beliaulah yang menanamkan dalam jiwa generasi Palestina cinta jihad di bumi para Nabi, melawan penjajah Israel. Warisan semangat itu tetap membara dan memberikan inspirasi dan selalu ada dalam menghadapi Zionis Yahudi.

Gugurnya Asy-Syahid Izzudin Al-Qassam pada 20 November 1935 bertepatan dengan berlanjutnya aksi perlawanan menghadapi penjajah zionis dalam Intifadhah III Al-Quds yang sudah memasuki hari ke-50 secara beruntun sebagai penegasan bahwa bangsa Palestina tetap pada janji revolusi Al-Qassam dalam melawan penjajah, baik penjajah Inggris atau Israel, lansir Infopalestina, Jumat (20/11/2015).

Al-Qassam adalah salah satu pimpinan pejuang melawan penjajah Inggris di Palestina. Semangat jihadnya tertanam sejak kecil ketika masih dalam dekapan belajar dan menghafal Al-Quran dan terdidik dalam keluarga Islamis yang dikenal memiliki kepedulian dengan ilmu syariah.

Popularitas Izzuddin Al-Qassam yang tinggi di kalangan warga, mempermudah mobilisasinya menggiring umat ke dalam jalan perlawanan dan jihad. Kesyahidannya menjadi bara api yang menyalakan revolusi pada tahun 1936 di Palestina. Untuk selanjutnya, ia menjadi simbol jihad dan melawan penjajah hingga saat ini.

Siapakah Izzuddin Al-Qassam

Beliau  adalah Muhammad Izzuddin bin Abdul Qadir Al-Qassam, ulama muslim, dai, mujahid, komandan yang terkenal dengan nama Izzuddin Al-Qassam. Dilahirkan di baldah Jablah, selatan Lataqiah, Suriah tahun 1882 dan terdidik dalam keluarga yang taat dan dikenal memiliki kepedulian dengan ilmu syariah.

1896 Al-Qassam belajar di Universitas Al-Azhar Kairo dan lulus tahun 1906 dan kembali ke kampung halamannya. Ia menjadi guru dan khatib di Masjid Ibrahim bin Adham.

Ketika Perancis menjajah Suriah di akhir perang dunia I tahun 1918, Al-Qassam bersama murid-muridnya melawan penjajah Perancis ini. Al-Qassam menjadi buron Perancis.

Al-Qassam dan Kerja Politik

Bukan hanya kerja dakwah dan jihad, Al-Qassam juga menggeluti kerja politik. Setelah kembali ke Jablah, ia memegang peran pengganti ayahnya dalam mendidik hafalan Al-Quran dan menjadi imam masjid Manshuri. Ia dikenal piawi dalam khutbah. Ia juga memimpin unjuk rasa pertama mendukung bangsa Libya melawan penjajah Itali.

Ia menghimpun dana solidaritas untuk bangsa Libya. Al-Qassam divonis eksekusi mati karena membantu komandan Umar Baithari dalam revolusi Jabal Zion 1919-1920.

Perjalanan ke Palestina

Setelah Suriah dijajah Perancis tahun 1920, Al-Qassam pergi ke Palestina dan tinggal di kota Haifa. Ia memegang jabatan imam Masjid Al-Istiqlal dan khatib di sana serta memimpin lembaga pemuda Islam. Ia kemudian membentuk sebuah organisasi bawah tanah yang dikenal “Kelompok Al-Qassam”.

Syeikh Al-Qassam berusaha memerangi buta huruf yang dialami oleh petani di sana. Sehingga popularitasnya di kalangan petani dan masyarakat biasa sangat baik.

Tahun 1926, Al-Qassam memimpin Lembaga Pemuda Muslim dan melawan penjajah Inggris. Ia juga melawan gejala meluasnya pengaruh gerakan zionis di Palestina. Ia menempuh jalan perang senjata dan itu sebagai salah satu solusi mengakhiri penjajah Inggris yang menjadi pondasi berdirinya entitas zionis di Palestina.

Tahun 1935, penjajah Inggris memperketat gerak Al-Qassam di Haifa. Ia pun pindah ke perkampungan yang dikenal oleh warga sebagai penghulu syariat dan khatib yang berkeliling desa dan menghasung awrga melawan Inggris. Di Jenin, Al-Qassam mulai melakukan aksi perlawanan bersenjata di sana.

Perjuangan Bersenjata

Al-Qassam bersama rekan-rekannya membentuk sel rahasia secara struktur dan rapi. Ada satuan khusus dakwah untuk jihad, satuan komunikasi politik, satuan intelijen, satuan pelatihan militer, dan pada saat yang sama ia menghimpun dana untuk membeli senjata. Ia sangat bersemangat dalam mengerjakan segala dengan rapi.

Ia baru mendeklarasikan revolusi setelah kasus penguasaan tembok Al-Barraq Al-Aqsha tahun 1929. Sejak itu, ia mengirim kadernya ke perkampungan dan wilayah pendalaman untuk memobilisasi jihad dan revolusi melawan penjajah. Rakyat Palestina menyambut seruan ini.

Izzuddin Al-Qassam Gugur Syahid

Penjajah Inggris mengetahui persembunyian Izzudin Al-Qassam di desa Barud 15 November 1935. Namun ia berhasil melarikan diri bersama 15 kadernya ke desa Syekh Zayed dan namun tetap diburu oleh Inggris selama 4 hari. Pada 18 Oktober 1935, Al-Qassam bersama pengikutnya meninggalkan bukit Kafr Qoud dan berjalan ke arah kampung Syeikh Zaid dekat desa Yabod.

19 November 1935, Al-Qassam mengalami kesulitan gerak. Datanglah ke Jenin mata-mata dan orang intelijen dalam jumlah besar, membaur di kalangan warga dengan menggunakan pakaian petani dan buruh.

Pasukan Inggris mengepung Syeikh Al-Qassam dan memutus hubungan dengan desa-desa sekitarnya. Mereka memintanya menyerah. Namun Al-Qassam menolak. Beliau pun terlibat baku tembak dengan pasukan Inggris dan menewaskan 15 di antara pengikut Al-Qassam karena tidak imbang, dalam waktu enam jam pertempuran, Syekh Izzuddin Al-Qassam Syahid bersama sebagian pengikutnya dan pengikut lainnya terluka.

Gugurnya Al-Qassam pada 20 November 1935 memberikan pengaruh besar dalam revolusi akbar Palestina di tahun 1936 dan menjadi titik tolak dalam perjalanan gerakan perlawanan Palestina.

Pengalaman Izzuddin Al-Qassam sangat besar dan memberikan inspirasi kepada pejuang perlawanan dan revolusi Palestina di era selanjutnya. Sampai gerakan Hamas memutuskan untuk menamai sayap militernya di tahun 1991 dengan nama Brigade Izzuddin Al-Qassam sebagai ungkapan kesetian pada prinsip perjuangan melawan penjajah Zionis Yahudi Israel.

 

Deddy | Infopalestina | Jurnalislam

 

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.