JAKARTA (Jurnalislam.com) – Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir berharap Jenderal (Purn) Fachrul Razi yang dipilih Presiden Jokowi menjadi Menteri Agama (Menag) bisa melakukan tindakan terukur dalam menangani isu radikalisme.
“Harus tetap terukur. Artinya, jangan sembarangan untuk ini radikal, ini bukan radikal,” katanya melalui rilis yang diterima redaksi Jurnalislam.com, Kamis (24/10/2019).
Menurutnya, dalam konteks apa pun, baik agama maupun dalam konteks umum perlu ada pemahaman yang komprehensif agar tidak asal dalam melakukan penanganan, karena bukan hanya agama, perilaku berbangsa, perilaku sosial juga memiliki bagian-bagian yang berpotensi ekstrem dan radikal.
Oleh sebab itu, ia berharap radikalisme tidak dilekatkan pada agama, apalagi tertuju pada agama tertentu. “Beragama, bernegara, berideologi, bersosial itu juga ada kecenderungan ekstrem dan radikal yang mengarah pada kekerasan. Kita banyak contoh kejadian-kejadian di Tanah Air kita ini bahwa korban dari tindakan-tindakan yang ekstrem bukan hanya karena agama. Oleh karena itu harus terukur,” paparnya.
Agama dan institusi kegamaan, kata Haedar, harus menjadi kekuatan yang mencerdaskan, mendamaikan, memajukan, serta menyatukan. Bahkan berperan dalam membela nilai-nilai rohani dan keadaban yang baik. “Saya pikir semua agama kan begitu komitmennya,” ujarnya.
Selain itu, ia juga menitipkan pesan agar Menag dapat memposisikan diri sebagai menteri untuk semua golongan. Ia mencontohkan, meski pernah memiliki latar belakang militer, Menag harus bediri untuk semua rakyat Indonesia, bukan hanya untuk golongan militer.
“Nanti kalau hanya mengurus golongannya, mengurus kepentingannya nanti malah timbul ketidakadilan,” pungkas Haedar.