Media Gagal Berikan Informasi Tentang Islam, Rusia Larang Hijab di Sekolah

MOSKOW (Jurnalislam.com) – Mengungkap meningkatnya ketidaksukaan akan jilbab Islam diantara warga Rusia, sebuah kelompok penelitian menyalahkan media Rusia karena gagal memberikan informasi yang memadai tentang ajaran Islam yang sebenarnya.

"Islam sangat bervariasi, tetapi di media, Islam praktis disamakan dengan teroris, karena berita lebih sering berfokus pada serangan teror dari pada hal-hal yang positif," seorang sosiolog di Pusat Levada, Karina Pipiya, seperti dikutip oleh Moscow Times.

"Mungkin jika ada siaran yang lebih historis, yang menunjukkan umat Islam dari sisi berbeda, maka hasil jajak pendapat akan berbeda."

Sebuah jajak pendapat terbaru oleh pusat penelitian independen Levada menunjukkan bahwa tiga dari empat warga Rusia menentang siswa Muslim memakai penutup kepala (jilbab) di sekolah-sekolah dan universitas.

Jajak pendapat ini menemukan oposisi yang lebih tinggi di Moskow, di mana 91 persen menentang pakaian Islam.

Di Rusia, hanya 18 persen yang percaya bahwa perempuan Muslim harus memiliki hak untuk memakai jilbab ke sekolah-sekolah, sementara 74 persen menentangnya.

Pipiya mencatat bahwa ketidaksukaan Rusia akan jilbab pada dasarnya dimotivasi oleh turbulen dua perang Rusia di Chechnya.

Munculnya militan Islam di Timur Tengah telah menambah kekhawatiran Rusia.

Meskipun fokus ketidaksukaan Rusia bergeser di tengah kebuntuan negara dengan Barat setelah aneksasi Moskow terhadap Krimea, bias media membuat status quo sentimen anti-Muslim terus hidup.

"Pada tahun 2014, dalam konteks krisis Ukraina, fokus tidak suka internal dan ketakutan terkait dengan umat Islam bergeser menjadi musuh politik eksternal," kata Pipiya seperti dikutip.

Dia menambahkan, bagaimanapun, bahwa pergeseran itu "tidak mempengaruhi" hasil jajak pendapat terbaru, yang dilakukan di antara 800 orang dewasa di seluruh negeri dan memiliki margin of error tidak melebihi 4,1 persen.

Islam adalah agama terbesar kedua Rusia yang mewakili sekitar 15 persen dari populasi yang didominasi Orthodox yang berjumlah 145 juta.

Islam melihat jilbab sebagai kode wajib dalam berpakaian, bukan hanya simbol agama yang menampilkan afiliasi seseorang.

Debat seputar jilbab telah dihidupkan kembali awal tahun ini setelah Mahkamah Agung Rusia menegakkan larangan penggunaan penutup kepala di sekolah-sekolah di republik Moldova.

Pemimpin Muslim di wilayah itu, Mufti Fagim Shafiyev, mengkritik larangan tersebut, dan mengatakan bahwa hal itu melanggar konstitusi Rusia dan melanggar hak kebebasan beragama, menurut laporan media.

Menteri Pendidikan Rusia Dmitry Livanov juga berpendapat awal tahun ini bahwa siswa harus mengenakan pakaian sekolah"sekuler", Izvestia melaporkan.

Deddy | OnIslam | Jurniscom

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.