Lebih dari 200 Ribu Orang Eropa Meninggal Akibat Covid-19

Lebih dari 200 Ribu Orang Eropa Meninggal Akibat Covid-19

EROPA(Jurnalislam.com)–Berdasarkan data terbaru Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa tercatat nyaris 4,8 juta orang di seluruh Eropa terinfeksi virus corona dan sedikitnya 200.587 orang meninggal karenanya.

Angka tersebut mencakup semua negara anggota Uni Eropa, ditambah Norwegia, Islandia, Liechtenstein, dan Inggris Raya. Inggris menjadi negara dengan angka kematian terbanyak yakni lebih dari 43.700, disusul Italia, Spanyol, dan Prancis.

Sementara Badan Kesehatan Dunia (WHO) mencatat lebih banyak kasus positif dan angka kematian di kawasan Eropa yakni sekitar 7,8 juta kasus dan 255 ribu kematian.

Prancis

Prancis melaporkan 29.837 kasus baru pada hari Minggu (18/10), menurun dari rekor 32.400 kasus baru yang tercatat sehari sebelumnya. Seiring dengan melonjaknya kasus, Paris dan delapan kota lainnya menerapkan aturan jam malam yang ketat pada Sabtu (17/10), mulai pukul 9 malam hingga 6 pagi.

Masyarakat hanya diperbolehkan meninggalkan rumah mereka jika mereka memiliki alasan yang jelas, antara lain bepergian ke atau dari tempat kerja, keadaan darurat medis, merawat kerabat atau anak-anak, atau bepergian ke atau dari bandara atau stasiun kereta api untuk perjalanan jarak jauh. Lonjakan kasus baru-baru ini telah mendorong pihak berwenang untuk memberlakukan kembali keadaan darurat di negara tersebut.

Inggris

Inggris menjadi negara di Eropa yang mencatat angka kematian tertinggi. Hampir seperlima angka kematian dari Eropa tercatat di negara tersebut. Pada Minggu (18/10) Inggris mencatat 16.982 kasus harian baru, bertambah 16.717 kasus dari hari sebelumnya. Sedangkan kasus kematian tercatat 67 kasus, turun dari hari sebelumnya yang mencatat 150 kasus kematian.

Pemerintah Inggris terus berjuang untuk melawan pandemi, di tengah penolakan pejabat lokal atas upaya para menteri untuk memberlakukan pembatasan menurut wilayah.

Italia

Italia mencatat 11.705 kasus baru pada Minggu (18/10) naik dari hari sebelumnya yaitu 10.925 kasus. Angka tersebut memecahkan rekor kasus harian baru di Italia. Kasus kematian juga meningkat menjadi 69 kasus, naik dari hari sebelumnya yaitu 47 kasus kematian. Kasus kematian di Italia menurun secara signifikan dibandingkan pada Maret dan April, ketika kasus kematian harian bisa tercatat lebih dari 900 kasus.

Virus corona juga telah menyerang parlemen, di mana 20 anggota parlemen Italia dilaporkan positif COVID-19.

Republik Ceko

Pihak kepolisian di Republik Ceko menembakkan gas air mata dan water canon untuk membubarkan pengunjuk rasa yang berdemonstrasi menentang pembatasan virus corona di ibu kota Praha pada hari Minggu (18/10). Ribuan orang berunjuk rasa di Alun-Alun Kota Tua untuk memprotes penutupan bar dan restoran serta larangan kompetisi olahraga. Aksi unjuk rasa berubah menjadi kericuhan setelah unjuk rasa dihentikan karena melampaui batas 500 peserta. Beberapa pengunjuk rasa melemparkan botol bir, batu, dan benda lain ke polisi. Republik Ceko saat ini memiliki tingkat infeksi tertinggi di Eropa, menghadapi lonjakan kasus dalam beberapa pekan terakhir.

Jerman

Jerman berupaya kembali meningkatkan kondisi perekonomian di sejumlah kota, di tengah kekhawatiran bahwa musim liburan akan menjadi masalah serius bagi aktivitas bisnis ritel selama bertahun-tahun.

Menteri Ekonomi Peter Altmaier mengatakan kepada surat kabar Jerman Frankfurter Allgemeine Sonntagszeitung (FAS) bahwa dia akan bertemu perwakilan dari sektor ritel pada hari Selasa (20/10) untuk melakukan pembicaraan. Tren belanja online telah mengalami peningkatan luar biasa dan sekarang menjadi ancaman bagi pedagang tradisional karena aturan jaga jarak sosial dan kekhawatiran penularan virus.

Sementara itu, Menteri Pangan dan Pertanian Julia Klöckner memperingatkan masyarakat agar tidak melakukan ‘panic buying‘ meskipun ada lonjakan kasus. “Mereka yang menimbun (makanan) tidak hanya bertindak tidak logis tapi juga tidak memiliki solidaritas. Dan pada akhirnya, banyak (makanan) berakhir di tempat sampah,” katanya. Hamsterkauf adalah istilah ‘panic buying‘ dalam bahasa Jerman, karena hamster dikenal sering mengisi pipi mereka dengan makanan.

Sumber: republika.co.id/rap/pkp (Reuters, dpa, AP, AFP)

 

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.