PALESTINA (Jurnalislam.com) – Gelombang aksi Palestina melawan represi Israel yang dimulai pada tanggal 9 Desember 1987, dikenal dalam sejarah sebagai Intifada Pertama. Intifada Pertama berlangsung sampai penandatanganan perjanjian Oslo 1993, lansir World Bulletin, Rabu (09/12/2015).
Penyebab langsung perlawanan adalah ketika sebuah truk tentara zionis diarahkan ke sekelompok orang Palestina di Jalur Gaza, menewaskan empat orang dan melukai tujuh lainnya. Sehari setelah insiden itu, warga Palestina di seluruh Jalur Gaza, Tepi Barat dan Yerusalem Timur meledak melakukan perlawanan.
Meskipun protes dipicu oleh pembunuhan tersebut, perlawanan massa telah terjadi setahun sebelumnya setelah dua mahasiswa Gaza di Universitas Birzeit ditembak oleh tentara Israel di kampus pada tanggal 4 Desember 1986. Zionis Yahudi memberlakukan langkah-langkah hukuman yang kejam, melibatkan penangkapan, penahanan dan pemukulan secara sistematis para pemuda, mantan tahanan dan aktivis Palestina.
Keseluruhan Intifada adalah perlawanan terhadap represi zionis termasuk pemukulan, penembakan, pembunuhan, penghancuran rumah, pencabutan pohon, deportasi, perpanjangan masa tahanan, dan penahanan tanpa pengadilan.
Menurut Save the Children Fund, dalam dua tahun pertama Intifada Pertama, 7 persen dari seluruh anak di bawah umur Palestina terluka oleh tembakan, pemukulan atau serangan gas zionis. Selama Intifada yang berlangsung enam tahun lebih dari 1.000 warga Palestina tewas oleh Israel, lebih dari 120.000 ditangkap, dan ribuan lainnya luka-luka.
Korban dari rakyat Palestina membawa kecaman masyarakat internasional secara luas pada Israel. Dewan Keamanan PBB Nomor 607 dan resolusi 608 ditujukan untuk mengakhiri deportasi Israel. Pada bulan November 1988, mayoritas negara di Majelis Umum PBB mengutuk tindakan Israel terhadap Intifada. Inisiatif Dewan Keamanan PBB berdampak kecil terhadap Israel karena sekutu terbesar Israel dalam masalah yang terjadi ini adalah Amerika Serikat yang diketahui sebagai pengendali PBB.
Intifada Pertama berakhir dengan penandatanganan Persetujuan Oslo, yang merupakan kesepakatan tingkat tinggi pertama antara wakil-wakil Israel dan Palestina.
Kesepakatan Oslo menandai dimulainya proses Oslo, proses yang diklaim sebagai usaha perdamaian yang ditujukan untuk mencapai perjanjian perdamaian berdasarkan Resolusi Dewan Keamanan PBB 242 dan 338, dan dalam rangka memenuhi "hak rakyat Palestina untuk menentukan nasib sendiri (merdeka)", namun belum terbukti hingga hari ini.
Deddy | World Bulletin | Jurnalislam