ANKARA (Jurnalislam.com) – Sentimen anti-Muslim meningkat di Inggris saat faksi sayap kanan Inggris bersatu melawan Muslim menyusul serangan Charlie Hebdo bulan lalu di Perancis.
Dalam iklan PEGIDA Inggris yang baru dibentuk yang memperkenalkan juru bicara mereka, Liga Pertahanan Inggris (English Defence League/EDL) dan Britain First – kelompok fasis Islamofobia yang paling mapan dan aktif di Inggris – mengeluarkan retorika mereka terhadap umat Islam yang tinggal di negara ini.
"Berbaur dengan muslim di Midlands sangat mengesalkan!" Tulis salah satu pengguna media sosial di halaman Facebook English Defence League. Facebook tersebut dibentuk sebagai bagian dari persiapan untuk demonstrasi anti-Muslim pada 7 Februari 2015 hari Sabtu besok di kota Dudley, West Midlands, dekat Birmingham.
Bradley Doak hanyalah salah seorang dari banyak fans EDL yang secara terbuka menyuarakan kebencian mereka terhadap Islam dan berencana untuk melakukan perjalanan ke Dudley, yang memiliki minoritas Muslim, untuk bergabung dalam unjuk rasa.
Acara ini telah dipromosikan melalui media sosial dan situs web resmi EDL dan berfokus pada sebuah masjid yang direncanakan akan dibangun di Dudley.
Pemimpin Dewan Dudley, Pete Lowe, mengatakan dalam sebuah pernyataan di situs dewan bahwa tidak ada kekuatan hukum yang tersedia untuk melarang demo dan unjuk rasa tersebut kemungkinan akan memakan biaya bisnis lokal hingga £ 1 juta.
"Sebagai masyarakat dan sebagai dewan, kami benar-benar tidak menerima EDL di Dudley, tetapi tidak ada kekuatan hukum yang tersedia untuk menghentikan protes mereka," kata Lowe.
EDL tidak hanya akan memimpin unjuk rasa "divisi" aktivis mereka tetapi juga memimpin seluruh anggota Defence Leagues serta Britain First yang membenci Islam yang berasal dari Polandia, Belgia dan Skotlandia. Para kritikus menyebut mereka sebagai "fasis rendah" dan mereka baru mendirikan organisasi Pegida Inggris yang meniru gerakan anti-Islam yang dengan cepat telah memperoleh dukungan baru-baru ini di Jerman.
Beberapa anggota Partai Nasionalis Inggris (the British Nationalist Party) dan Partai Kemerdekaan Inggris (UK Independence Party/UKIP) juga mendukung demonstrasi tersebut.
Sebuah unjuk rasa lain menentang unjuk rasa EDL akan diselenggarakan oleh United Against Fascism dan akan berlangsung sekitar beberapa blok dari lokasi demonstrasi EDL.
Dewan Dudley mengakui bahwa demonstrasi akan berdampak terhadap kehidupan sehari-hari di Dudley. Anggota Dewan Lowe mengatakan: "Kami bekerja sama dengan polisi untuk meminimalkan dampak pada bisnis di kota."
"Polisi menyarankan kepada perusahaan di kota kami untuk beroperasi seperti biasa tapi kami sadar bahwa beberapa dari mereka mungkin akan memilih untuk tidak beroperasi atau tutup lebih awal pada tanggal 7 Februari mendatang."
Britain First adalah kelompok yang menggambarkan dirinya sebagai "organisasi patriotik". Pemimpin kelompok itu, Paul Golding, mengatakan dalam sebuah video di YouTube bahwa mereka bukan organisasi kekerasan, tetapi bertujuan untuk menghentikan geng Muslim, yang mereka tuduh telah mengeksploitasi anak perempuan Kristen. Namun kenyataannya, Britain First telah memprovokasi umat Islam yang tinggal di Inggris dengan berbagai "operasi" seperti menyerang masjid, membagikan selebaran kontroversial dan mengganggu jamaah masjid.
Kelompok ini menggunakan mantan anggota British Army Land Rovers, yang beberapa di antaranya terlibat dalam perang di Afghanistan.
Pegida Inggris berencana untuk mengadakan acara pertama mereka di Newcastle pada akhir Februari.
Unjuk rasa EDL sebelumnya di Dudley pada tahun 2010 mengakibatkan bentrok dengan polisi dan lebih dari selusin orang ditangkap.
Deddy | Anadolu Agency | Jurniscom