JENEWA (Jurnalislam.com) – Seorang pejabat PBB mengecam AS pada hari Rabu (12/9/2018) tentang kebijakan “garis merah (red line)”, yang menyatakan bahwa garis merah untuk PBB akan menjadi “serangan terhadap penduduk sipil” di Idlib.
“Warga sipil telah dikorbankan dalam perang melawan teror dan dalam upaya negara untuk mendapatkan kembali kendali atas negara itu,” kata Hanny Megally dari PBB dalam konferensi pers di Jenewa, lansir Anadolu Agency.
Atas pertanyaan tentang kebijakan garis merah pemerintah AS, Megally berkata, “Jika ada negara anggota [AS] mengatakan ‘garis merah adalah penggunaan senjata kimia’, kami akan mengatakan garis merah adalah setiap serangan terhadap populasi warga sipil.”
Baca juga: Turki: Serangan di Idlib adalah Sabotase Proses Politik
Megally adalah anggota Komisi Penyelidikan Internasional Independen untuk Republik Arab Suriah (the Independent International Commission of Inquiry on the Syrian Arab Republic) yang bertugas menyelidiki semua dugaan pelanggaran hukum hak asasi manusia internasional sejak Maret 2011 di Suriah.
Dia menambahkan: “Lebih banyak orang terbunuh akibat ketidakpedulian terang-terangan terhadap hukum humaniter internasional oleh semua pihak dalam konflik [dibandingkan akibat senjata kimia].”
Baca juga: AS Kecam Rusia, Iran dan Rezim Assad di Tengah Serangan ke Idlib
Memanggil semua aktor melakukan segalanya “dengan kekuatan mereka untuk mencegah pembantaian di Idlib”, ketua komisi, Paulo Sergio Pinheiro, mengatakan cara terbaik untuk melakukannya adalah menemukan solusi politik untuk konflik.
One thought on “Kecam Pernyataan AS, PBB: Garis Merah adalah Setiap Serangan pada Warga Sipil”