“Kado Pahit Iedul Fitri Untuk Rakyat Palestina dari Sekjen PBNU”

“Kado Pahit Iedul Fitri Untuk Rakyat Palestina dari Sekjen PBNU”

JAKARTA (Jurnalislam.com) – Pengamat terorisme, Harits Abu Ulya menilai, kehadiran Sekjen PBNU KH Yahya Cholil Staquf dalam acara American Jewish Committee (AJC) Global Forum telah melukai hati umat Islam. Ia menyebut, keputusan Yahya tersebut sebagai kado pahit Iedul Fitri untuk rakyat Palestina.

“Ini kado pahit jelang Ied Fitri untuk rakyat Palestina dari sekjen PBNU. Tsaquf tidak hanya melukai muslim Palestina, tapi melukai nurani muslim di berbagai belahan dunia yang peduli pada urusan Palestina,” katanya melalui pesan elektronik kepada Jurnalislam.com, Selasa (12/6/2018).

Kehadiran Yahya dalam acara tersebut, lanjut Harits, tidak mewakili pandangan mayoritas umat Islam di Indonesia terkait eksistensi negara Israel.

“Secara konstitusi justru bertentangan dengan spirit UUD 1945, kita sebagai bangsa yang menentang segala bentuk penjajahan,” tegas Direktur The Community of Ideological Islamic Analyst (CIIA) itu.

Jika kehadirannya atas nama pribadi, Harits meminta Yahya Staquf setidaknya menyampaikan klarifikasi terkait jabatan Yahya Staquf yang tertulis Sekretaris Jenderal PBNU pada backdrop acara tersebut.

“Jika Tsaquf hadir atas nama pribadi, maka paling tidak ia membantah atau meluruskan kenapa di backdrop/latar ia ditulis atas nama sekjen PBNU,” tukasnya.

Kehadiran Yahya Staquf juga dinilai Harits sebagai keputusan yang fatal. Dimana hingga saat ini, umat Islam di Palestina masih terbelenggu oleh penjajahan Israel terlebih setelah pencaplokan Baitul Maqdis (Yerusalem Timur) sebagai ibukota Israel.

“Kalau kita masih waras tentu mikir beribu kali untuk hadir penuhi undangan acara dari gerombolan perampok yang tempatnya di rumah hasil rampokan, sementara pemilik rumah masih ada meski di penjara di sudut rumah yang paling sempit,” ungkap Harits.

“Yahudi pandai memilih orang dan tepat memilih orang sesuai kepentingan mereka,” pungkasnya.

Yahya Cholil Staquf hadir dalam acara American Jewish Committee (AJC) Global Forum in Israel 2018 pada Ahad (10/6/2018). Dalam acara tersebut Yahya diwawancarai oleh moderator bernama Rabbi David Rosen yang merupakan Direktur AJC Internasional bidang hubungan Intereliji.

Dalam kesempatan tersebut, Yahya menyampaikan pandangannya soal hubungan Islam dan Yahudi. Menurut Yahya, hubungan Islam dan Yahudi bersifat fluktuatif tergantung dinamika sejarahnya.

“Hubungan antara Islam dan Yahudi menurut sebutan saya adalah fluktuatif. Kadang berhubungan dekat, tapi di sisi lain dari sejarah, ada banyak konflik dan tensi. Secara umum, kita tahu bahwa kita punya masalah dalam hubungan antara Islam dan Yahudi. Permasalahan -sebagian dari permasalahan- ada dalam pengajaran agama itu sendiri. Sekarang konteks terkini kita dari realitas, umat beragama–termasuk Islam dan Yahudi–harus menemukan cara baru untuk, pertama, memahami fungsi agama untuk kehidupan nyata dan kedua, menemukan interpretasi moral baru dari agama yang bisa membuat kita menuntun umat beragama lebih memiliki hubungan harmonis,” tutur Yahya.” ujar Gus Yahya seperti dikutip Jurnalislam.com dalam video yang diunggah saluran resmi AJC di YouTube, Selasa (12/6/2018).

Bagikan