YOGYAKARTA(Jurnalislam.com) – Pemerintah terus berupaya mewujudkan Indonesia sebagai pusat halal dunia pada 2024. Kebijakan ini perlu terintegrasi ke dalam agenda-agenda pembangunan daerah, salah satunya di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Terlebih, wilayah ini memiliki potensi cukup besar dari sektor kuliner, fesyen batik, kerajinan, dan produk industri kreatif lainnya.
Sesuai data Dinas Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) DIY, tercatat lebih dari 300 ribu UKM bertumbuh di daerah ini. Namun, dari angka tersebut, baru sekitar 0,1 persen usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang bersertifikat halal. Oleh sebab itu, perlu dorongan lebih kuat dari berbagai pemangku kepentingan untuk mengoptimalkan potensi industri halal yang ada, sebagaimana langkah Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) DIY pada gelaran Jogja Halal Festival (JHF) kali ini.
“Saya meyakini sektor industri halal di wilayah Yogyakarta akan melonjak pesat dengan dorongan dan kepedulian multipihak, tidak terkecuali MES DIY, yang telah menghadirkan kegiatan seperti JHF dalam rangka menyediakan ekosistem halal yang ramah UMKM,” ujar Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin penuh optimisme saat membuka secara daring JHF ke-2 yang berlangsung di area Jogja Expo Center, Kabupaten Bantul, Kamis (03/11/2022).
Lebih jauh, Wapres memaparkan empat strategi yang perlu terus dibangun agar transformasi ekonomi syariah di wilayah DIY makin berdampak.
Pertama, sebut Wapres, MES perlu mendorong kolaborasi untuk menjembatani usaha besar dan UKM, termasuk memfasilitasi agar makin banyak UKM di wilayah DIY yang mampu mengekspor produknya ke pasar global.
“MES diharapkan mampu menjadi rumah yang ramah bagi seluruh pelaku ekonomi dan keuangan syariah,” harapnya.
Kedua, Wapres menekankan, dibutuhkan sinergi dalam penyediaan akses ke layanan keuangan syariah yang mudah dijangkau oleh para pelaku usaha pada sektor industri halal.
“Sektor keuangan syariah sangat dibutuhkan untuk mendukung pembiayaan sektor industri halal,” tegasnya.
Ketiga, sambung Wapres, perlunya menggiatkan mobilisasi dana sosial syariah (zakat, infak, sedekah, dan wakaf) sebagai elemen penting dalam transformasi ekonomi syariah.
“Saya terus mendorong agar gerakan nasional wakaf uang diteruskan menjadi gerakan wakaf uang pada masing-masing daerah,” tutur Wapres.
“Literasi masyarakat mengenai wakaf uang perlu ditingkatkan, karena pengembangan wakaf yang produktif akan sangat bermanfaat dalam upaya pemerataan kesejahteraan masyarakat,” imbuhnya.
Keempat, Wapres berpesan agar DIY segera membentuk Komite Daerah Ekonomi dan Keuangan Syariah (KDEKS). Menurutnya, KDEKS ini menjadi kepanjangan tangan dari Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) untuk lebih menggali dan memberdayakan potensi ekonomi syariah di daerah.
“Langkah tersebut sekaligus akan mendorong daerah menjadi kantong pertumbuhan dan ujung tombak pemerataan kesejahteraan masyarakat,” jelas Wapres.
Sebagai wujud langkah konkret menggerakkan transformasi Indonesia menuju pusat halal dunia, Wapres menyambut baik penyelenggaraan JHF ke-2 yang juga diproyeksikan sebagai persiapan penyelenggaraan JHF ke-3 di tingkat internasional pada 2023.
“Jadikan forum ini sebagai sarana memperkuat jejaring dan kolaborasi, serta literasi masyarakat tentang ekonomi dan keuangan syariah,” pintanya.
Sebelumnya, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (KUKM) Teten Masduki menyebutkan, strategi Kementerian KUKM dalam pengembangan industri halal global berfokus pada halal food dengan meningkatkan daya saing produk UMKM melalui kepemilikan izin berusaha dan sertifikasi produk, halal travel melalui pengembangan kapasitas manajemen sumber daya manusia, muslim fashion sebagai perluasan akses pasar dalam dan luar negeri, serta keuangan syariah melalui akselerasi pembiayaan.
Senada dengan Wapres, Teten pun mengapresiasi penyelenggaraan JHF sebagai salah satu langkah menjadikan Indonesia pusat halal dunia.
“Saya optimis, melalui kegiatan literasi halal ini juga dapat mendongkrak minat, sadar pelaku usaha dalam memiliki produk-produk yang bersertifikasi halal. Dan, kalau ini ditunjang dengan kemudahan mendapatkan sertifikasi halalnya, kita optimis kita bisa menjadi pusat halal dunia,” kata Teten meyakinkan.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua MES DIY Heroe Poerwadi menyampaikan, JHF kali ini diharapkan dapat menjadi wadah strategis untuk berkonsolidasi mengaitkan jaringan rantai pasok pada industri halal demi menghadapi tantangan resesi global dan perlambatan ekonomi pada tahun mendatang.
“Pada JHF yang ke-2 ini, harapan kami tidak hanya kita melakukan promosi, tetapi yang paling penting adalah bisa menjalin kerja sama agar rantai pasok yang ada di industri halal, kita bisa bangun bersama-sama,” harap Heroe.
Sebagai informasi, JHF ke-2 bertajuk “Transformasi Ekonomi Syariah Menuju Indonesia Pusat Halal Dunia” merupakan orkestrasi MES DIY dengan organisasi-organisasi besar, seperti Halal Club Yogyakarta (HCY), Ikatan Saudagar Muslim se-Indonesia (ISMI) DIY, Perkumpulan Pariwisata Halal Indonesia (PPHI), dan Majelis Upaya Kesehatan Islam Seluruh Indonesia (MUKISI). Kegiatan digelar pada 3-6 November 2022 dengan rangkaiannya berupa pameran produk dan jasa industri halal, seminar nasional, workshop dan bincang bisnis, aneka perlombaan anak, edukasi produk halal, penganugerahan Tokoh Halal, tablig akbar dan konser amal, serta networking dan business matching Intertasional Islamic Healthcare Conference and Expo (IHEX).
Hadir dalam kesempatan tersebut, Staf Ahli Gubernur DIY Bidang Sosial, Budaya dan Kemasyarakatan Etty Kumolowati; jajaran Kementerian KUKM, MES DIY, dan Pemerintah Provinsi DIY; serta para pelaku industri halal yang ada di DIY dan sekitarnya dari sektor kuliner, fesyen, keuangan, perbankan, hingga kesehatan.