Israel Serang 10 Rumah Sakit di Gaza dalam Sepekan, WHO: Sistem Kesehatan di Ambang Runtuh

Israel Serang 10 Rumah Sakit di Gaza dalam Sepekan, WHO: Sistem Kesehatan di Ambang Runtuh

GAZA (jurnalislam.com)– Militer Israel dilaporkan telah menyerang sedikitnya 10 rumah sakit dan pusat medis di Jalur Gaza selama sepekan terakhir sebagai bagian dari operasi militer intensif yang memperparah krisis kemanusiaan di wilayah tersebut.

Investigasi surat kabar Israel Haaretz yang dipublikasikan Sabtu (24/5) mengungkapkan bahwa serangan tersebut berdampak pada penutupan sebagian atau seluruh fasilitas medis, menambah tekanan berat pada sistem kesehatan Gaza yang sudah porak poranda.

Serangan terhadap Rumah Sakit Eropa di Khan Younis, wilayah selatan Gaza, disebut sebagai awal dari perluasan operasi militer yang disetujui kabinet Israel pada 4 Mei lalu dalam operasi yang disebut “Kereta Perang Gideon”. Serangan besar-besaran ke kota terbesar kedua di Gaza itu dimulai sejak 18 Mei, memicu gelombang pengungsian massal.

Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), terdapat 28 serangan terhadap fasilitas kesehatan selama sepekan terakhir, termasuk serangan berulang terhadap rumah sakit yang sama. Jumlah ini mencakup sekitar empat persen dari total serangan terhadap rumah sakit sejak perang pecah pada Oktober 2023.

Kementerian Kesehatan Gaza memperkirakan sedikitnya 400.000 orang kini tidak memiliki akses terhadap layanan medis apa pun.

Militer Israel tetap mengklaim bahwa kelompok Hamas menggunakan rumah sakit sebagai pangkalan operasi militer mereka—klaim yang dibantah keras oleh pihak Hamas. Meski begitu, serangan terhadap fasilitas medis tetap berlanjut.

WHO menyatakan bahwa 94 persen rumah sakit di Gaza mengalami kerusakan atau kehancuran, dengan hanya 19 dari 36 rumah sakit yang masih bisa beroperasi sebagian. Empat rumah sakit besar dilaporkan tutup dalam sepekan terakhir karena serangan langsung, perintah evakuasi, dan situasi keamanan yang memburuk.

“Bagian utara Gaza telah kehilangan hampir seluruh layanan kesehatannya,” ujar WHO dalam pernyataan di platform X pada Kamis (22/5).

“Sementara rumah sakit yang tersisa di wilayah selatan kini kewalahan dan berada di ambang penutupan total.” sambungnya.

Israel kembali melanjutkan serangan besar-besaran ke Gaza sejak 18 Maret lalu, usai gencatan senjata dua bulan yang sempat menghasilkan pertukaran sandera dan tahanan antara Israel dan Hamas.

Hingga saat ini, wilayah Gaza secara efektif telah terbelah dua akibat operasi militer tersebut. Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang tengah diburu Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) atas dugaan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza menyatakan bahwa Israel berniat untuk “sepenuhnya menaklukkan Gaza”.

Perang yang berlangsung sejak Oktober 2023 telah menewaskan lebih dari 53.900 orang dan melukai lebih dari 122.600 lainnya, sebagian besar adalah warga sipil. Ribuan orang diyakini masih terkubur di bawah reruntuhan bangunan.

Meski Israel telah melonggarkan pengepungan total selama dua bulan terakhir, bantuan kemanusiaan yang masuk ke Gaza dinilai PBB dan organisasi kemanusiaan masih jauh dari cukup. Upaya mediasi untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata hingga kini belum menunjukkan hasil nyata. (Bahry)

Sumber: TNA

Bagikan