TEHERAN (Jurnalislam.com) – Iran menggunakan parade Army Day tahunan Ahad kemarin untuk menampilkan sebagian sistem pertahanan udara canggih mereka yang telah ditunggu-tunggu dipesan dari Rusia, World Bulletin melaporkan, Ahad (17/04/2016).
Sistem S-300 telah di order sejak 2007, tetapi Rusia menunda penjualan tiga tahun kemudian setelah Dewan Keamanan PBB mengeluarkan resolusi yang berkaitan dengan program nuklir Iran.
Sebuah kesepakatan antara Iran dan enam kekuatan dunia atas kegiatan nuklir Iran mencabut sanksi pada bulan Januari berupa penghapusan hambatan untuk pengiriman namun sistem operasional sepenuhnya masih menunggu.
Sesuai dengan gambar yang diterbitkan oleh kantor berita semi-resmi ISNA, tabung rudal S-300 dan peralatan radar ditampilkan selama parade militer digelar di Teheran selatan.
Iran menegaskan sistem ini diperlukan untuk mempertahankan diri dari ancaman serangan, termasuk kemungkinan pemboman fasilitas nuklirnya, dan S-300 akan memungkinkan deteksi dini pesawat yang berusaha mendekat.
Iran dan Rusia juga dalam pembicaraan mengenai penjualan jet tempur Sukhoi SU-30, proposal lain yang dikritik AS. Armada angkatan udara Iran saat ini berasal dari era pra-revolusioner Shah.
Berbicara pada parade hari Ahad, Presiden Republik Syiah Iran Hassan Rouhani bersikeras melaksanakan rencana Iran untuk meningkatkan kemampuan militer yang bersifat defensif, mengacu pada konflik di Timur Tengah yang memburuk.
"Ketika Baghdad terancam, Republik Iran menanggapi seruan orang-orang, tentara dan pemerintah Irak untuk membela Baghdad dan tempat-tempat suci Syiah," katanya.
Tindakan yang sama diambil di Suriah, di mana Iran mendukung rezim Nushairiyah Bashar al-Assad dengan bantuan militer dan keuangan, tambahnya.
Peningkatan militer Iran menyusul kesepakatan nuklir juga membuat khawatir Arab Saudi, rival Iran.
Riyadh secara rutin mengatakan Iran ikut campur di negara-negara Arab.
Kerajaan Arab Saudi memutuskan hubungan diplomatik dengan Republik Syiah Iran pada bulan Januari setelah berturut-turut pecah selama eksekusi tokoh Syiah dan aktivis Nimr al-Nimr oleh Saudi.
Massa Syiah Iran yang marah menyerbu dan membakar kedutaan Arab Saudi di Teheran dan misinya di Mashhad, kota kedua Iran.
Deddy | World Bulletin | Jurnalislam