Intifadah Baru, 1.500 Tahanan Palestina Mogok Makan di Penjara Zionis

Intifadah Baru, 1.500 Tahanan Palestina Mogok Makan di Penjara Zionis

PALESTINA (Jurnalislam.com) – Para pemimpin Palestina pada hari Rabu (19/4/2017) mengecam penolakan Israel untuk bernegosiasi dengan warga Palestina yang mogok makan di penjara-penjara zionis, memperingatkan terjadinya sebuah “intifadah baru” jika ada yang meninggal.

Sekitar 1.500 tahanan Palestina telah bergabung dalam aksi mogok makan yang dimulai pada hari Senin, menurut Issa Qaraqe, kepala urusan tahanan untuk Otoritas Palestina, lansir Middle East Eye.

Dihubungi oleh AFP, dinas penjara Israel menolak berkomentar mengenai jumlah tersebut.

Aksi mogok makan tersebut dipimpin oleh seorang tahanan terkemuka dan pemimpin Palestina populer, Marwan Barghouti, yang menjalani hukuman lima tahun atas perannya dalam intifadah atau perjuangan rakyat Palestina kedua.

Tahanan mengeluarkan berbagai tuntutan, mulai dari perawatan medis yang lebih baik hingga akses telepon.

Sekitar 6.500 warga Palestina saat ini ditahan oleh Israel karena sejumlah dugaan pelanggaran dan kejahatan. Sekitar 500 orang ditahan di bawah penahanan administratif, yang memungkinkan dilakukannya pemenjaraan tanpa tuntutan.

Tahanan Palestina telah berulang kali melakukan aksi mogok makan, namun jarang terjadi pada skala tersebut.

Qaraqe mengatakan aksi tersebut dilakukan selama beberapa bulan dalam upaya negosiasi dengan pihak berwenang Israel.

“Jika tuntutan mereka tidak dipenuhi, lebih banyak tahanan akan bergabung dalam aksi tersebut,” katanya. “Kami telah meminta masyarakat internasional dan PBB segera turun tangan.”

Dia menambahkan bahwa jika ada narapidana yang tewas, “itu bisa mengarah pada intifada baru”.

Pejabat Israel telah berjanji untuk tidak bernegosiasi dengan para pelaku aksi mogok makan. Menteri keamanan publik zionis, Gilad Erdan, pada hari Selasa mengklaim mereka “teroris dan pembunuh yahudi yang dipenjara”.

Menteri Kehakiman Ayelet Shaked mengatakan bahwa pihak berwenang “tidak akan ragu untuk menerapkan undang-undang yang memberi wewenang memaksa tahanan untuk makan”.

Undang-undang kontroversial yang disahkan pada tahun 2015 tersebut menyangkut para pelaku aksi mogok makan yang nyawanya dianggap dalam bahaya.

Menteri Pertahanan, zionis, Avigdor Lieberman mengatakan bahwa dia ingin mengikuti pendekatan yang dilakukan mantan perdana menteri Inggris Margaret Thatcher, yang secara terbuka menolak untuk menyetujui tuntutan para pelaku aksi mogok makan IRA pada tahun 1981, 10 di antaranya akhirnya meninggal dunia.

Qaraqe mengatakan pejabat Israel, termasuk perdana menteri zionis, Benjamin Netanyahu, “telah melakukan hasutan” terhadap para tahanan.”

Shawan Jabarin dari kelompok hak asasi Palestina Al-Haq mengatakan bahwa undang-undang pemberian makan secara paksa akan “sama saja dengan penyiksaan”.

Barghouti populer di kalangan warga Palestina, dengan jajak pendapat menunjukkan bahwa dia bisa memenangkan kursi kepresidenan Palestina.

Saat banyak warga Palestina memandangnya sebagai pahlawan, Israel menunjuk serangan istisyhad pada intifada kedua tahun 2000-2005 dan perannya dalam intifada tersebut.

Dia dihukum atas tuduhan melakukan serangan yang menewaskan lima orang. Dia menolak tuduhan karena hanya membela diri dan tidak mengakui keabsahan pengadilan zionis.

Bagi Palestina, penjara-penjara tersebut adalah simbol nyata penjajahan Israel.

Sekitar 850.000 warga Palestina telah dipenjara sejak awal pendudukan Israel 50 tahun lalu, kata beberapa pemimpin Palestina.

Bagikan