WASHINGTON (jurnalislam.com)— Ketegangan di Timur Tengah kembali memanas. Laporan intelijen terbaru yang diterima Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan pejabat senior Gedung Putih mengungkapkan bahwa Israel berada dalam kondisi siaga tinggi dan tengah bersiap melancarkan serangan militer terhadap Iran.
Dilansir CBS News pada Kamis (12/6/2025), informasi ini diperoleh dari sumber terpercaya, meskipun belum ada pernyataan resmi dari pihak Israel maupun Gedung Putih terkait laporan tersebut.
Sinyal rencana aksi sepihak Israel terhadap fasilitas nuklir Iran semakin kuat, bahkan ketika Amerika Serikat masih berupaya melanjutkan proses negosiasi dengan Teheran. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu selama ini dikenal sebagai penentang keras kesepakatan nuklir dengan Iran, dan disebut telah memimpin berbagai operasi, baik terbuka maupun rahasia, untuk menghambat program nuklir negara tersebut.
Pada Mei lalu, Presiden Trump secara terbuka mengaku telah meminta Netanyahu untuk menahan diri dari tindakan militer demi memberi ruang bagi diplomasi.
“Saya katakan kepadanya bahwa tidak pantas untuk bertindak sekarang karena kita sudah sangat dekat dengan penyelesaian,” ujar Trump.
Namun jika Israel tetap meluncurkan serangan, penilaian intelijen AS memperkirakan bahwa Iran kemungkinan akan membalas dengan menyerang kepentingan Amerika di kawasan, termasuk di Irak. Hal ini mendorong pemerintah AS untuk mulai mengurangi jumlah staf diplomatik di Kedutaan Besar AS di Baghdad, serta mengeluarkan imbauan kepada warga Amerika untuk meninggalkan wilayah tersebut.
Berbicara dalam sebuah acara di Kennedy Center pada Rabu malam, Trump menegaskan bahwa AS tidak akan membiarkan Iran mengembangkan senjata nuklir. Meski demikian, proses diplomatik masih terus berlangsung. Utusan Timur Tengah AS, Steve Witkoff, dijadwalkan bertemu dengan Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi pada hari Minggu mendatang dalam pertemuan putaran keenam perundingan nuklir.
Sementara itu, Badan Pengawas Nuklir Internasional melaporkan bahwa Iran telah memperkaya uranium ke tingkat mendekati level yang digunakan untuk senjata, memicu kekhawatiran global. Trump bersikukuh untuk menghentikan seluruh aktivitas pengayaan uranium Iran, sementara pihak Teheran tetap menegaskan haknya untuk mengembangkan energi nuklir secara damai. (Bahry)
Sumber: Shafaq