Inspirasi Ayahku Pahlawanku

Inspirasi Ayahku Pahlawanku

Oleh: Agastya Harjunadhi, M.Pd.
Former Sekjen Young Islamic Leaders | Founder Bina Keluarga dan The Real Ummi Community

 

JURNALISLAM/COM – Dalam perspektif peradaban, unsur terkecilnya adalah individu di dalam keluarga. Individu yang baik dan berbudi luhur, juga akan melahirkan tatanan keluarga/masyarakat yang luhur. Oleh karena itu, pekerjaan yang paling penting untuk membangun peradaban mulia itu adalah meningkatkan mutu individu dan keluarga, yang menurut Syed Naquib Al Attas menyebutnya dengan istilah “create a good mankind” (mencetak generasi bermutu). Dan cara yang paling utama adalah melalui pendidikan.

Setiap peradaban ada zamannya, dan setiap zaman ada orangnya, ada pahlawannya. Mereka adalah sosok individu atau kelompok yang kehadirannya menentukan baik tidaknya peradaban. Dengan penuh kesabaran mereka konsisten berjuang untuk mewujudkan cita-cita bersama. Bahkan tak segan mereka berani mengorbankan harta, jiwa dan raganya untuk membayar harga mahal sebuah kemaslahatan yang lebih besar. Tak banyak yang mampu menempuhnya, itulah mengapa hanya sedikit saja bergelar pahlawan.

Berbicara tentang pahlawan, selalu berkaitan dengan perjuangan, keberanian, pengorbanan dan kesabaran. Keempat elemen itu berpadu saling menguatkan secara tepat dan harmoni. Keempat elemen itu pula yang membuat mereka menjadi pahlawan dan teladan zaman.

Setiap orang memiliki potensi untuk berani, berjuang, dan berkorban, karena itu adalah fitrah manusia. Namun tak semua orang mampu menempatkannya sesuai pada tempatnya. Abu Jahal juga pemberani, pejuang dan juga penuh pengorbanan. Namun ia gunakan untuk melawan utusan Allah, ia gunakan untuk menolak dan melawan kebenaran yang dibawa oleh Muhammad Rasulullaah Shalallahu’alayhi Wasallam.

Begitu pula tentang kesabaran, bahkan orang-orang yang memusuhi Rasulullah Shalallahu’alayhi Wasallam juga menghadapi kesulitan, ketakutan, ujian yang membutuhkan kesabaran untuk melaluinya. Tapi sayang, mereka tidak berada di jalan perjuangan yang benar. Di sinilah peran pendidikan (ilmu), yang dengannya seseorang mampu melihat, menghayati dan memilih mana jalan perjuangan sesuai kaidah keyakinan agama.

Oleh karena itu, kita bisa mengetahui bahwa elemen kepahlawanan baru akan menjadi teladan jika digunakan untuk menegakkan kebenaran dan keadilan. Dan tak semua orang bisa istiqamah menempuh jalan itu. Itulah sebabnya mengapa kita selalu bisa menyimpan rasa kagum kepada perjuangan mereka, para pahlawan.

Kekaguman kita kepada para pahlawan di masa lampau adalah bentuk hormat yang tak ternilai harganya. Karena mereka telah berjasa besar kepada paradaban suatu bangsa. Merekalah yang berani mengambil beban yang tak terpikul oleh orang-orang sezamannya. Mereka adalah simbol perjuangan menegakkan kemuliaan dan cita-cita luhur yang kolektif. Mereka adalah yang terdepan membela, karena tak rela bangsanya dijajah dan direndahkan.

Namun tahukah bahwa selalu ada pahlawan lain yang tak tergantikan jasanya atas kehidupan kita hari ini. Ia selalu sedia menjawab tantangan-tantangan tersulit yang kita hadapi. Ia juga merupakan simbol dari 4 elemen kepahlawanan. Ia tampil sebagai sosok yang tegas, gigih, berdedikasi tinggi memimpin perubahan peradaban itu sendiri yang dimulai dari unsur terkecilnya, yaitu keluarga. Pahlawan itu bernama ayah.

Meskipun tak se-ideal para pahlawan yang menorehkan catatan sejarah, dengan segala kelebihan dan kekurangannya, penulis yakin sosok ayah yang telah ada dalam kehidupan kita merupakan karunia yang sangat berharga dari Allah dan tak tergantikan. Bahkan sosok ayah kita hari ini, lebih berjasa secara langsung kepada kehidupan kita.

Dari ayah kita belajar ketegasan. Dari ayah, kita belajar makna perjuangan, pengorbanan, keberanian, dan kesabaran secara langsung dan mendalam di setiap tangga kehidupan. Dari ayah pula-lah kemudian kita mampu menghayati dan mengenal kisah-kisah hebat para pahlawan bangsa yang tercatat dalam sejarah kehidupan manusia di luar sana.

Ayah juga selalu menjadi orang yang terdepan dalam menjaga kita. Ia lah sosok yang memiliki porsi penting dalam jejak wujud kehidupan kita hari ini. Di balik segala sesuatu yang kita peroleh, ada andil besar ayah di sana. Ada keikutsertaan ayah yang membukakan jalan kita. Bahkan ayahlah yang paling bangga mendorong anak-anaknya untuk menjenjang pendidikan tinggi meski ia tak pernah bisa mengenyamnya. Ia yang senantiasa bersikap tegar, meski bebagai ujian menimpa keluarga. Ia yang selalu berusaha untuk tetap arif dan bijaksana menghadapi situasi yang rumit, demi ketentraman, ketenangan dan kebaikan bagi keluarganya.

Maka, jangan pernah menanyakan, masih adakah pahlawan hari ini? Jangan pernah tanyakan lagi, masih adakah yang pantas mendapatkan gelar pahlawan? Karena sesungguhnya pahlawan-pahlawan itu begitu dekat dengan kita. Mereka bukanlah lagi yang berjuang dengan tombaknya, pedangnya, ataupun segala macam senjatanya untuk negeri ini. Mereka adalah yang mengambil bagian penting dalam kehidupan kita, bangsa kita, dan agama kita. Dialah ayah kita, teladan dan pahlawan kita. Mari doakan ayah kita, agar senantiasa dilimpahi rahmat oleh Allah atas penjagaan dan pengorbanannya untuk kita.

Selamat hari ayah, selamat hari pahlawan! #latepost

Salam hangat
SELAMAT BERAKHIR PEKAN BERSAMA KELUARGA TERCINTA 🙂

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.