Imam Masjid Arizona : Protes Anti Islam Bersenjata Bangkitkan Solidaritas (Wawancara)

ARIZONA (Jurnalislam.com) – Imam masjid yang menjadi target protes anti-Islam bersenjata mengatakan bahwa insiden tersebut menghasilkan curahan dukungan dari gereja-gereja lokal dan komunitas lainnya.

Usamah Shami, presiden Islamic Community Center of Phoenix, mengatakan kepada Al Jazeera pada hari Selasa (02/06/2015) bahwa demonstran bersenjata telah mengintimidasi jamaah tetapi "ada sisi positif yang muncul".

Ratusan pengunjuk rasa anti-Islam, beberapa dari mereka bersenjatakan senapan serbu dan mengenakan seragam militer, berjaga-jaga di masjid di negara bagian Arizona, membawa plakat yang menggambarkan Nabi Muhammad dan berteriak menghina jamaah dan kelompok demonstran pendukung Islam. Kedua kelompok demonstran dipisahkan oleh barisan polisi AS dan tidak ada insiden kekerasan yang dilaporkan.

Panitia pawai anti-Islam memilih masjid sebagai lokasi unjuk rasa karena dua orang yang gagal melakukan serangan pada pameran kartun Nabi yang menampilkan gambar Nabi Muhammad SAW di negara bagian Texas bulan lalu sering menghadiri masjid tersebut.

Imam Shami mengatakan kepada Al Jazeera bahwa keduanya hadir di masjid tetapi tidak berafiliasi dengan masjid dan tidak dipengaruhi oleh pengajaran di masjid.

Berikut adalah transkrip dari wawancara Shami dengan Al Jazeera:

Al Jazeera: Bagaimana Anda mengetahui protes itu akan berlangsung?

Shami: Kami dihubungi oleh otoritas lokal dan federal. Sebelumnya juga terjadi protes pada 17 Mei tetapi tidak mendapatkan banyak perhatian dan tidak ada kejadian pada waktu itu.

Al Jazeera: Apakah ada insiden sebelumnya di masjid?

Shami: Selalu ada orang yang datang di depan masjid dan menyerukan pidato kebencian tapi tidak pernah ada sesuatu yang direncanakan dan diorganisir.

Al Jazeera: Apakah penembak Garland (Dallas) memiliki afiliasi dengan masjid?

Shami: Mereka pernah menghadiri kajian di masjid, tapi seperti masjid lainnya, siapa pun bisa datang. Salah satu dari mereka datang ke masjid pada tahun 2005 dan sekali lagi pada tahun 2011. Ketika ia sedang berada dalam masa percobaan dia berhenti datang. Pria lainnya, Mr. Soofi, jarang datang ke masjid, jadi mungkin itu sebabnya para pendemo tersebut berusaha untuk menghubung-hubungkan dua orang tersebut dengan masjid ini.

Masjid tidak memiliki pengaruh pada mereka dan salah satu dari mereka berada di bawah pengawasan pihak berwenang, FBI sedang mengawasinya.

Al Jazeera: Apakah pemerintah pernah mendukung masjid?

Shami: Pihak berwenang setempat, polisi Phoenix pada khususnya, sangat mendukung. Mereka sudah berada di sini saat acara ini berlangsung berusaha mempertahankan perdamaian. Mereka khawatir tentang kemungkinan terjadinya insiden dengan para pengunjuk rasa yang memiliki senjata, mereka pikir mereka mungkin akan menggunakan senjata-senjata tersebut.

Al Jazeera: Bagaimana perasaan jamaah melihat orang-orang bersenjata di luar masjid?

Shami: Mereka merasa terintimidasi, terutama anak-anak. Beberapa dari mereka tetap di rumah, takut mengekspos anak-anak mereka terhadap kebencian itu. Juga mereka tidak tahu apa yang akan terjadi, kita tidak ingin anak-anak dan keluarga terluka. Mereka sangat terintimidasi … orang-orang ini (pengunjuk rasa anti-Islam) memiliki senapan serbu.

Al Jazeera: Apakah Anda berpikir sentimen anti-Islam menjadi lebih luas?

Shami: Gambar-gambar yang berasal dari Timur Tengah saat ini, terutama ISIS, memiliki dampak psikologis terhadap masyarakat. Ada juga industri di AS yang mempromosikan Islamofobia dan menghasilkan uang dari islamofobia. Islamofobia mengambil keuntungan dari orang-orang yang tidak memperoleh informasi dengan benar… Ada kelompok yang menginginkan warga Amerika merasa takut kepada tetangga Muslim mereka.

Al Jazeera: Peran apa dimainkan para politisi AS untuk mengabadikan perasaan itu?

Shami: Banyak Tea Party Republicans memperoleh dana mereka dari sumber-sumber yang mendukung Islamofobia. Banyak politisi mendapatkan uang dari kelompok Islamofobia

Al Jazeera: Bagaimana masyarakat lokal merespons?

Shami: Malam yang sama saat protes terjadi, sebuah gereja di jalan mengadakan kontra-protes dan jumlah kontra-demonstran mereka lebih tinggi daripada yang anti-Muslim. Kemarin kami mengadakan acara yang dihadiri berbagai kelompok lintas agama, sekitar 900 orang datang ke masjid, beberapa dari mereka datang membawa bunga. Banyak orang menyadari bahwa mereka perlu berbicara menentang kebencian … ada sisi positif di sini.

 

Deddy | Aljazeera | Jurniscom

 

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses