Enam Warga Palestina, Termasuk Anak, Tewas Akibat Kelaparan di Gaza dalam 24 Jam Terakhir

Enam Warga Palestina, Termasuk Anak, Tewas Akibat Kelaparan di Gaza dalam 24 Jam Terakhir

GAZA (jurnalislam.com)– Enam warga Palestina, termasuk seorang anak, dilaporkan meninggal dunia akibat malnutrisi dalam 24 jam terakhir, di tengah blokade ketat yang diberlakukan Israel di Jalur Gaza. Data tersebut disampaikan Kementerian Kesehatan Gaza pada Senin (11/8/2025).

Kementerian Kesehatan mencatat sebagian besar korban meninggal dalam tiga pekan terakhir akibat kelaparan yang melanda seluruh penduduk Gaza. Hingga kini, total korban jiwa akibat kelaparan parah mencapai 222 orang, termasuk 101 anak.

Kantor berita Palestina, Wafa, melaporkan bahwa salah satu korban terbaru adalah Mohammed Zakaria Khader, anak berusia lima tahun, yang meninggal akibat kelaparan.

Badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA) memperingatkan bahwa anak-anak di Gaza “sekarat akibat kelaparan dan pemboman.”

Dalam pernyataan di media sosial, UNRWA menyebut, “Seluruh keluarga, lingkungan, dan satu generasi sedang dibantai. Ketidakaktifan dan keheningan adalah bentuk keterlibatan. Sudah saatnya pernyataan berubah menjadi tindakan, dengan gencatan senjata segera.”

Sementara itu, Program Pangan Dunia PBB (WFP) melaporkan tingkat kelaparan dan malnutrisi di Gaza sebagai yang tertinggi pernah tercatat. Lebih dari sepertiga penduduk dilaporkan tidak makan selama berhari-hari, dan sekitar 500.000 orang berada di ambang kelaparan. WFP menegaskan Gaza harus “dibanjiri” bantuan pangan berskala besar untuk mencegah bencana kemanusiaan lebih lanjut.

Selain krisis pangan, serangan militer Israel di Gaza sejak Senin dini hari telah menewaskan sedikitnya 46 warga Palestina, termasuk enam pencari bantuan, menurut sumber medis kepada Al Jazeera.

Rumah Sakit al-Aqsa melaporkan empat korban tewas akibat serangan Israel di selatan dan timur Deir el-Balah, Gaza tengah. Sementara itu, Palang Merah Palestina melaporkan tiga warga sipil tewas dan beberapa lainnya terluka dalam serangan di permukiman Zeitoun, selatan Kota Gaza.

Serangan juga terjadi di lokasi distribusi bantuan yang dikelola oleh organisasi Global Humanitarian Foundation (GHF) yang mendapat dukungan Amerika Serikat dan Israel. Setiap hari, warga yang berupaya mencari bantuan di lokasi tersebut menjadi target tembakan pasukan Israel dan kontraktor AS.

Salah satu korban terbaru adalah putra Ismail Qandil. Kepada Al Jazeera di Rumah Sakit al-Shifa, Kota Gaza, Qandil mengatakan anaknya tidak bersenjata dan hanya mencari makanan ketika ditembak mati.

“Dia tidak punya peluru, tidak punya senjata. Apa yang telah kami lakukan hingga hal ini terjadi pada kami? Cukuplah kelaparan dan genosida ini,” ujarnya.

“Kami mengirim putra-putra kami untuk membawa makanan, dan mereka membunuh mereka. Kami bukan anggota perlawanan atau kelompok mana pun. Kami sedang dihancurkan,” pungkasnya. (Bahry)

Sumber: Al Jazeera

Bagikan