IRAK (Jurnalislam.com) – Dua ledakan yang menghantam kota Kirkuk Irak utara menewaskan sedikitnya lima orang dan melukai lebih dari 20 lainnya, kata petugas medis setempat.
Serangan bom martir tersebut menargetkan kantor-kantor Popular Mobilization Forces (PMF) di Atlas Street, yang terletak di jantung kota, pada hari Ahad (5/11/2017), menurut laporan media setempat, lansir Aljazeera.
PMF adalah anggota paramiliter dominan Syiah yang didukung oleh Iran dan telah bertempur bersama pasukan pemerintah Irak sejak tahun 2014.
Irak Kirim Pasukan Tambahan untuk Rebut Kilang Minyak di Kirkuk
Serangan tersebut merupakan yang pertama dari jenisnya sejak pemerintah pusat Irak menguasai kota multi etnis tersebut bulan lalu dari pasukan Peshmerga Kurdi – yang telah menguasai wilayah itu selama tiga tahun.
Sebuah referendum kontroversial pada 25 September mengenai pemisahan diri Kurdi menyebabkan meningkatnya ketegangan antara Pemerintah Daerah Kurdistan (the Kurdistan Regional Government-KRG) dan pemerintah pusat Irak. Baghdad telah mengumumkan hasil referendum ilegal.
Pemungutan suara yang tidak mengikat tersebut menimbulkan sebuah konfrontasi militer antara pasukan Peshmerga dan pasukan pemerintah Irak di Kirkuk, yang sebelumnya dianggap sebagai daerah sengketa di wilayah utara.
Kirkuk berada di antara wilayah yang dikuasai oleh pasukan Peshmerga ketika militer Irak meninggalkan kota tersebut saat kelompok Islamic State (IS) masuk pada tahun 2014, namun Kirkuk tidak berada dalam batas wilayah otonomi KRG.
Tidak ada klaim tanggung jawab langsung atas serangan hari Ahad itu.
Baghdad telah menegaskan bahwa mereka akan menegaskan kembali kontrol federal atas semua perbatasan yang saat ini dikuasai KRG – dengan Suriah, Turki, dan Iran – sesuai dengan konstitusi Irak.