KAIRO (Jurnalislam.com) – Sebuah konferensi internasional mengenai Yerusalem dimulai di Mesir pada hari Rabu (17/1/2018) di tengah kecaman dunia Muslim atas keputusan AS bulan lalu untuk mengakui kota suci tersebut sebagai ibu kota Israel.
Pejabat dan tokoh dari sekitar 86 negara menghadiri konferensi tersebut, yang diselenggarakan oleh Al-Azhar Al-Sharif, tempat belajar tertinggi di dunia Muslim Sunni, lansir World Bulletin.
Presiden Palestina Mahmoud Abbas, Sekretaris Jenderal Organisasi Kerjasama Islam (OKI) Yousef bin Ahmad Al-Othaimeen, kepala Liga Arab Ahmed Aboul-Gheit, Sekretaris Jenderal Dewan Gereja Dunia Pendeta Olav Fykse Tveit hadir di antara para hadirin di acara tersebut.
Konferensi dua hari tersebut akan membahas cara memberikan dukungan untuk melestarikan identitas Palestina dan Arab di kota suci tersebut.
OKI Deklarasikan Yerusalem sebagai Ibukota Palestina
Pada 6 Desember, Presiden AS Donald Trump secara nyeleneh mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan memerintahkan relokasi kedutaan AS dari Tel Aviv ke kota suci tersebut.
Pergeseran kebijakan AS memicu kecaman di dunia Arab dan Muslim dan gelombang protes di tanah Palestina dan dunia yang menyebabkan sedikitnya 16 orang tewas di Palestina.
Tak lama setelah keputusan AS, imam besar Al-Azhar, Ahmed al-Tayeb menyerukan diadakannya konferensi internasional untuk membahas cara-cara mempertahankan kota suci.
Pada bulan yang sama, Turki menyelenggarakan pertemuan puncak OKTO yang luar biasa, yang meminta negara-negara dunia untuk mengajui Yerusalem Timur sebagai ibu kota Palestina.
Yerusalem tetap menjadi jantung konflik Israel-Palestina, dengan Palestina berharap bahwa Yerusalem Timur – yang diduduki oleh Israel sejak 1967 – pada akhirnya dapat berfungsi sebagai ibukota negara Palestina merdeka.