RAFAH (Jurnalislam.com) – Wakil Kepala Biro Politik Gerakan Perlawanan Islam Hamas, Ismail Haniyah mengatakan bahwa perlawanan Palestina terutama Brigade al Qassam, jauh lebih kuat dibandingkan pada perang terakhir Zionis ke Gaza selama Juli-Agustus 2014 lalu.
Hal tersebut disampaikan Haniyah selama melakukan kunjungan kepada keluarga-keluarga syuhada dan eks tawanan di kota Rafah, wilayah selatan Jalur Gaza. Haniyah menegaskan bahwa persiapan perlawanan lebih kuat dan lebih baik. Perlawanan Palestina siap dengan setiap pertempuran. Dia menegaskan bahwa gerakan Hamas tidak mengharapkan adanya perang dan tidak menginginkannya, namun demikian gerakan Hamas tidak takut bila memang harus terjadi pertempuran.
Haniyah mengungkapkan bahwa gerakan Hamas dan sayap militernya, Brigade al Qassam, memiliki sarana dan senjata strategis yang mampu untuk membuat kejutan-kejutan bagi penjajah Zionis dalam setiap pertempuran yang akan datang.
Mantan perdana menteri Palestina ini menegaskan bahwa gerakannya tidak melakukan campur tangan militer atau keamanan di Mesir. Dia mengatakan, “Segala yang kami harapkan untuk Mesir adalah agar Allah menyatukan kata, menghimpung kekuatannya dan menghentikan pertumpahan darah rakyatnya.”
Haniyah menegaskan bahwa militer Mesir bukanlah musuh bagi Hamas. Namun gerakannya tidak rela dengan blokade dan pemberlakuan zona isolasi. “Namun demikian ini bukan berarti bahwa senjata kami berubah arah tertuju kepada militer Mesir,” tegasnya.
Haniyah menilah entitas Zionis sedang menyiram bensin pada api melalui media, politik dan keamanan. Mereka memprovokasi Mesir dan yang lainnya untuk memusuhi Gaza dan perlawanannya. Dia mengatakan, “Penjajah Zionis akan tetap penjadi target senjata mujahidin dan yang akan mengalami kerugian. Kami hanya membunuh penjajah Zionis dan senjata kami akan tetap tertuju kepada penjajah Zionis.”
Deddy | Infopalestina | Jurniscom