JENEWA (Jurnalislam.com) – Myanmar akan mengizinkan PBB untuk melanjutkan distribusi makanan di negara bagian Rakhine utara yang ditunda selama dua bulan setelah sebuah tindakan brutal militer, kata World Food Programme (WFP) pada hari Jumat (27/10/2017).
“WFP telah diberi lampu hijau untuk melanjutkan operasi bantuan pangan di bagian utara Negara Bagian Rakhine. Saat ini kami berkoordinasi dengan pemerintah [Myanmar] dengan rinciannya,” kata juru bicara WFP Bettina Luescher dalam sebuah konferensi pers di Jenewa, Jumat, lansir Anadolu Agency.
Kantor komisaris senior Myanmar Min Aung Hlaing pada hari Kamis mengatakan pasukan militer yang melakukan “operasi pembersihan” akan ditarik dari kota Buthidaung dan Maungtaw.
Deplu AS Tolak Pembantaian Muslim Rohingya sebagai Pembersihan Etnis, Ini Alasannya
Kantor ini juga mengklaim “bentrokan” dengan “pemberontak” telah menurun setelah 5 September namun tidak menjelaskan lebih lanjut tentang rencana penarikan pasukan militer tersebut.
Namun, tiga pakar hak asasi manusia PBB pada hari Jumat mengatakan misi pencari fakta pertama mereka di Bangladesh membuat mereka “sangat terganggu oleh pembunuhan, penyiksaan, pemerkosaan, pembakaran dan serangan udara yang dilaporkan dilakukan Militer terhadap kaum muslim Rohingya di Myanmar”.
Dewan Hak Asasi Manusia PBB menunjuk misi tersebut pada Maret lalu untuk “menetapkan fakta dan keadaan atas dugaan pelanggaran berat hak asasi manusia yang dilakukan oleh pasukan militer dan petugas pertahanan, dan kekejaman, di Myanmar, khususnya di Negara Bagian Rakhine”.
Kepala misi tersebut, Marzuki Darusman, mengatakan: “Kami telah mendengar banyak laporan dari orang-orang dari berbagai desa di seluruh negara bagian Rakhine utara.
“Mereka menunjukkan pola tindakan metodis yang konsisten yang mengakibatkan pelanggaran hak asasi manusia berat yang sistematis, dan mempengaruhi ratusan ribu orang.”
Sejak 25 Agustus, lebih dari 603.000 Rohingya telah menyeberang dari Rakhine Myanmar ke Bangladesh, menurut PBB.
Para pengungsi tersebut melarikan diri dari sebuah tindakan keras militer di mana pasukan budha Myanmar dan gerombolan Buddha membunuhi pria, wanita dan anak-anak, memperkoasa, menyikasa, memutilasi, menjarah rumah dan membakar desa warga Muslim Rohingya.