GAZA CITY (jurnalislam.com) – Dua bayi Palestina meninggal akibat cuaca dingin ekstrim yang melanda Jalur Gaza, kata seorang pejabat pada hari Sabtu (10/1/2015).
"Seorang balita perempuan usia 2 bulan dari kota Gaza selatan Khan Younis meninggal pada hari Jumat akibat "obstruksi (sumbatan) paru yang disebabkan oleh cuaca dingin," kata juru bicara Kementerian Kesehatan Ashraf al-Qudra.
"Seorang anak laki-laki umur 1 bulan, juga dari Khan Younis, meninggal hari Sabtu," tambahnya tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
Dinas pertahanan sipil Gaza mengatakan bahwa puluhan rumah di wilayah pesisir, sudah porak-poranda oleh perang tahun lalu dengan Israel. Daerah itu juga dilanda banjir dalam badai ganas dan angin kencang.
Yang terparah adalah sebelah selatan kota Rafah, di perbatasan Mesir. "Setelah hujan yang sangat deras, rumah-rumah digenangi banjir hingga mencapai kedalaman satu meter dan di tempat lain hingga satu setengah meter," kata seorang juru bicara, sembari menambahkan bahwa para penghuni telah dievakuasi ke sekolah.
Seorang fotografer AFP melaporkan, Tim SAR telah menyelamatkan beberapa orang yang terperangkap dengan menggunakan perahu nelayan kecil. Pihak berwenang Palestina yang berbasis di Tepi Barat mengumumkan keadaan darurat di seluruh Palestina ketika badai menghantam pada Rabu (8/1/2015).
Lebih dari 100.000 rumah Gaza rusak selama 50 hari digempur Israel dan Pejabat kesejahteraan PBB tahun lalu mengatakan bahwa 17.000 orang pengungsi masih tinggal di sekolah-sekolah.
Satu-satunya pembangkit listrik di Gaza, yang rusak selama perang berada dalam kondisi memperihatinkan dengan kekurangan bahan bakar dan hanya mampu memasok listrik enam jam per hari.
Badai juga melanda Suriah dan Lebanon, sedikitnya tiga orang Suriah termasuk seorang anak meninggal kedinginan di Lebanon.
Muhammad Faris | DBS | Jurniscom