Larang Zakat untuk Keluarga Teroris, PUSHAMI: Anggota DPR Jangan Buruk Sangka!

Ketua Pusat Hak Asasi Muslim Indonesia (PUSHAMI), Muhammad Hariadi Nasution SH MH
Ketua Pusat Hak Asasi Muslim Indonesia (PUSHAMI), Muhammad Hariadi Nasution SH MH

JAKARTA (Jurnalislam.com) – Ketua Pusat Hak Asasi Muslim Indonesia (PUSHAMI), Muhammad Hariadi Nasution SH MH, menentang pernyataan Anggota DPR RI, Siti Masrifah yang melarang pemberian zakat kepada keluarga yang dituduh teroris.

Muhammad Hariadi menyatakan zakat itu diberikan kepada siapa pun mereka yang tidak mampu atau termasuk dalam delapan golongan yang berhak menerima zakat (mustahiq), terlepas apa pun latar belakangnya.

“Itu artinya dia tidak mengerti hakikat zakat. Zakat itu kan diberikan kepada orang yang tidak mampu, siapa pun mereka,” kata pria yang akrab dipanggil Ombat ini, kepada wartawan, Rabu (29/6/2016).

Ombat juga menyampaikan seharusnya sebagai Anggota DPR RI jangan bersikap buruk sangka. Sebab hukum di Indonesia menjunjung tinggi asas praduga tak bersalah. Dimana dalam Penjelasan Umum KUHAP butir ke 3 huruf c disebutkan:

“Setiap orang yang disangka, ditangkap, ditahan, dituntut dan atau dihadapkan di muka sidang pengadilan, wajib dianggap tidak bersalah sampai adanya putusan pengadilan yang menyatakan kesalahannya dan memperoleh kekuatan hukum tetap.”

Apalagi, secara global tidak ada kesepakatan definisi baku terorisme itu sendiri. Di sisi lain stigma teroris dimunculkan untuk memojokkan umat Islam.

Baca juga: Anggota DPR Larang Zakat untuk Keluarga Teroris, Ini Tanggapan Komnas HAM

Sementara itu, ada di antara mereka yang suaminya baru diduga teroris lalu menjadi korban pembunuhan Densus 88 seperti kasus Siyono. Tak ada lagi kepala keluarga yang mencari nafkah, padahal mereka masih memiliki tanggungan anak-anak yatim.

“Kalau seandainya keluarga yang suami atau orang tuanya dituduh teroris itu adalah orang yang berhak menerima zakat (mustahiq), lalu dihalangi, nanti gimana? Itu kan namanya mencegah penyaluran zakat kepada yang berhak,” ujarnya.

Anggota Komisi IX DPR, dari Fraksi PKB Siti Masrifah, melarang kaum Muslimin untuk memberikan zakat kepada keluarga teroris.

“Kita tak perlu menyalurkan zakat ke pihak yang diragukan seperti keluarga teroris yang dianggap syuhada,” kata Masrifah, di Jakarta, sebagaimana dikutip Antara, Selasa (28/6/2016).

Reporter: Dyo | Editor: Ally Muhammad Abduh

Anggota DPR Larang Zakat untuk Keluarga Teroris, Ini Tanggapan Komnas HAM

Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Maneger Nasution, S.Ag, MA.
Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Maneger Nasution, S.Ag, MA.

JAKARTA (Jurnalislam.com) – Pernyataan anggota Komisi IX DPR Fraksi PKB, Siti Masrifah yang melarang umat Islam untuk memberikan zakat kepada keluarga ‘teroris’ ditentang sejumlah pihak. Salah satunya Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Maneger Nasution, S.Ag, MA.

Maneger menegaskan bahwa persoalan zakat itu sudah ada syarat dan ketentuannya dalam Islam. Menurutnya, dalam perspektif HAM tidak ada aturan yang melarang keluarga terduga atau terpidana teroris untuk mendapatkan santunan, termasuk zakat.

“Kecuali kalau ada orang yang diputus oleh pengadilan tidak boleh menerima sesuatu, maka secara hukum itu tidak boleh,” kata Maneger Nasution kepada wartawan, Rabu (29/6/2016).

Ia menambahkan, keluarga yang tidak terlibat tidak bisa menanggung akibat dari orang lain yang melakukan tindakan terorisme. Sehingga mereka tidak boleh diberi stigma keluarga teroris, apalagi sampai hak-hak mereka dikebiri.

“Yang ada itu siapa melakukan apa, jadi tidak bisa orang yang tidak berbuat menanggung akibat yang dilakukan oleh orang lain. Kecuali satu keluarga itu ikut serta melakukan kejahatan yang sama,” ungkapnya.

Maneger juga meminta agar negara hadir untuk membantu mereka. Hal itu sebagaimana amanat konstitusi, Undang Undang Dasar 1945 dalam pasal 34 ayat (1), yang menyebutkan bahwa “Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara”.

Seperti diketahui, sebagaimana diberitakan Antara pada Selasa (28/6/2016), Siti Masrifah melarang umat Islam menyalurkan zakat kepada keluarga ‘teroris’.

“Kita tak perlu menyalurkan zakat ke pihak yang diragukan seperti keluarga teroris yang dianggap syuhada,” kata Masrifah, di Jakarta, sebagaimana dikutip Antara, Selasa (28/6/2016).

Reporter: Dyo | Editor: Ally Muhammad Abduh

IMS Isi Ramadhan dengan Khitanan Massal Mualaf di Mentawai

Khitanan Massal IMS di Mentawai
Khitanan Massal IMS di Mentawai

MENTAWAI (Jurnalislam.com) – Islamic Medical Service (IMS) kembali mengadakan khitanan massal mualaf di Pulau Siberut, Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, pertengahan Ramadhan 1437 Hijriah. Khitanan massal yang diselenggarakan di Klinik IMS di Muara Siberut, Kepulauan Mentawai ini diikuti oleh puluhan mualaf dewasa.

Sejak dilaksanakan rutin mulai 2013, IMS telah mengkhitan sebanyak 575 orang mualaf Kepulauan Mentawai yang terdiri anak-anak, pria dewasa, dan para lansia. Aksi sosial IMS ini mendapat apresiasi dari masyarakat Kepulauan Mentawai.

Biasanya, acara khitanan massal ini dibarengi juga dengan aksi sosial lainnya. Seperti pelayanan kesehatan gratis, pemberian santunan. Pada Ramadhan 2016 ini IMS juga menyalurkan enam ekor kambing akikah yang berasal dari empat warga Jakarta untuk masyarakat Kepulauan Mentawai.

“Untuk kesekian kalinya Allah mengizinkan kepada kami untuk kembali menyampaikan amanah dukungan dari sahabat-sahabat di Jakarta untuk saudara yang berada di pedalaman Mentawai,” kata dokter Syaifudin Hamid, Ketua Tim Medis IMS.

Menurut Syaifuddin, dakwah Islam di Kepulauan Mentawai semakin menggeliat dan diterima masyarakat Mentawai. Setiap tahunnya di Kepulauan Mentawai ada mualaf-mualaf baru yang bersyahadat kepada dai-dai yang bertugas di sana.

“Di sini banyak mualaf yang belum dikhitan. Sehingga dukungan berbagai pihak yang untuk kegiatan rutin khitanan massal ini sangat kami nantikan,” ujar Syaifuddin.

Sumber: Pers Rilis IMS | Editor: Ally Muhammad Abduh

CIIA: 7 WNI di Filipina ‘Sengaja Ingin Disandera’

Harits Abu Ulya, Direktur The Community of Ideological Islamic  Analyst (CIIA)
Harits Abu Ulya, Direktur The Community of Ideological Islamic Analyst (CIIA)

JAKARTA (Jurnalislam.com) – Warga Negara Indonesia (WNI) kembali menjadi korban penyanderaan kelompok Abu Sayaf di Filipina. Kali ini tujuh WNI yang sedang melintasi perairan Pulau Jolo ditangkap pasukan Abu Sayaf yang sedang berpatroli di kawasan tersebut.

Menanggapi peristiwa itu, Direktur The Community of Ideological Islamic Analyst (CIIA), Harits Abu Ulya menilai, ketujuh WNI tersebut sengaja ‘ingin disandera’. Menurutnya, dari beberapa fakta yang dimiliki CIIA, bisa bahwa pertama; sudah ada imbauan dari Kemenhub untuk menghindari pelayaran ke Philipina.

“Kedua, mereka sudah tahu himbauan tersebut tapi tetap maksa berangkat (mungkin karena sudah kontrak),” kata Harist kepada Jurnalislam, Rabu (29/6/2016).

Ketiga, lanjutnya, untuk mempersingkat waktu dan memperirit bahan bakar, saat mereka pulang mereka tidak mengikuti jalur yang harus dihindari.

“Keempat, kelompok ASG pas patroli di kawasan tersebut dan ada kapal mendekat. Akhirnya apes ABK dari Indonesia kembali jadi santapan kelompok ASG yang motifnya semata mata uang tebusan dari orang asing yang mereka sandera,” ungkap Harits.

Pengamat kontra-terorisme itu juga menjelaskan, kasus terulangnya penyanderaan menjadi indikasi pertemuan trilateral beberapa waktu lalu di Jogyakarta antara Indonesia, Malaysia dan Filipina Soal keamanan laut khususnya jalur pelayaran belum ada implementasi signifikan.

“Indonesia sudah mempunyai pengalaman dari kasus-kasus penyanderaan sebelumnya. Seharusnya, itu bisa memudahkan untuk membuat perencanaan yang lebih terkoordinasi dan efektif untuk membebaskan sandera,” cetus dia.

Harits juga menegaskan kasus ini menjadi bukti abainya pemerintah dalam mencegah potensi aksi pembajakan dan penyanderaan kembali terulang.

“Kasus kali ini moga menjadi yang terakhir dan menggugah pihak pemerintah untuk maksimal hadir melindungi warganya baik di daratan maupun lautan dari setiap tindak kriminal,” pungkasnya.

Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengkonfirmasi bahwa sebagian WNI yang menjadi sandera berada dalam penguasaan pasukan Abu Sayyaf di Jolo, Filipina. Kelompok tersebut meminta tebusan 65 miliar atas sandera mereka.

Reporter: Findra Eko | Editor: Ally Muhammad Abduh

 

Meriahkan Ramadhan, KNPI Dompu Gelar Kegiatan Festival Bedug

Festival Bedug KNPI Kabupaten Dompu
Festival Bedug KNPI Kabupaten Dompu

DOMPU (Jurnalislam.com) – Dalam rangka memeriahkan bulan suci Ramadhan 1437 H, Dewan Pimpinan Daerah Komite Nasional Pemuda Indonesia (DPD KNPI) Kabupaten Dompu menggelar kegiatan Festival Bedug. Kegiatan ini berlangsung pada Sabtu hingga Ahad (25-26/6/2016) di kantor KNPI Dompu Jalan Bhayangkara, Kelurahan Bada, Kecamatan Dompu, Kota Dompu.

Ketua KNPI Kabupaten Dompu, Putra Taufan mengatakan tujuan diadakannya kegiatan tersebut adalah untuk menjalin ukhuwah islamiah antara masyarakat dengan pengurus KNPI.

“Kegiatan Festival Bedug ini juga adalah untuk mengembalikan budaya Dompu yang sudah mulai terkikis dan hilang seiring perkembangan zaman terhadap kehidupan masyarakat Dompu,” terangnya kepada Jurnalislam di sela-sela kegiatan, Ahad (26/6/2016)

Menurutnya, budaya pemukulan bedug sudah langka di masyarakat khusunya di Kabupaten Dompu. Kalaupun ada, lanjut dia, hanya ketika ada momen-momen tertentu seperti bulan Ramadhan. “Setelah itu sudah tidak ada lagi orang-orang yang memukul bedug,” ujarnya.

Untuk itu, Taufan mengajak masyarakat Kabupaten Dompu untuk membudayakan kembali tabuh bedug dalam kehidupan khususnya masyarakat Dompu.

“Tabuh bedug ini merupakan warisan dari budaya Islam dan warisan-warisan seperti ini harus tetap dilestarikan dan dipertahankan serta dilaksanakan pada kegiatan-kegiatan Islami sehingga budaya Dompu tetap ada dan terlihat,” paparnya.

Acara bertema Momentum Ramadhan Kita Tingkatkan Silaturrahim merupakan kerja sama antara DPD KNPI Kabupaten Dompu, Pemuda Muhammadiyah Kabupaten Dompu, Nasyiatul Aisyiah, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Cabang Dompu, Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) Kabupaten Dompu, serta Ikatan Pemuda Remaja Masjid Indonesia (IKPRMI) Kabupaten Dompu diikuti puluhan kelompok peserta.

Reporter: Sirath | Editor: Ally Muhammad Abduh

 

Teras Dakwah Beri Santunan 100 Anak Yatim Giwangan, Yogyakarta

Foto Bersama Teras Dakwah dan Anak Yatim di Panti Putra Islam Giwangan Nitikan, Yogyakarta, Ahad (26/6/2016).
Foto Bersama Teras Dakwah dan Anak Yatim di Panti Putra Islam Giwangan Nitikan, Yogyakarta, Ahad (26/6/2016).

YOGYAKARTA (Jurnalislam.com) – Lembaga sosial Teras Dakwah (TD) membagikan santunan bagi 100 anak yatim Panti Putra Islam Giwangan di Nitikan, Yogyakarta, Ahad (26/6/2016).

Ketua TD, Akhid mengatakan bahwa kegiatan ini bagian dari rangkaian program TD selama Ramadhan. Kesempatan ini dijadikan ajang berbagi bersama anak yatim di sekitar Yogyakarta.

“Untuk pemuda dan masyarakat kita sudah adakan kajian dan buka bersama, nah ini giliran anak-anak. Kami undang sekitar 100 anak yatim ditambah siswa TPA kampung ini. Kita juga berikan santunan bagi mereka berupa uang saku,” katanya.

Acara juga diisi oleh Kak Ari, Kak Pandu, dan Kak Ani dari Perkumpulan Pencerita Muslim Indonesia (PPMI) yang menceritakan kisah-kisah para sahabat dan para nabi.

Kak Pandu mengisahkan tentang keadilan Umar bin Khotob sang amirul mukminin. “Kakek, ini tulang onta berikan saja pada Amru bin Asy, niscaya kamu akan mendapatkan keadilan dari agama Islam. Begitu adik-adik kata Umar,” kata Kak Pandu.

Sedangkan Kak Ani menceritakan tentang kisah Nabi Ibrahim A.S yang menghancurkan berhala Raja Namrud. Sambil membawa boneka bernama Iin, cerita Kak Ani pun disambut keceriaan anak-anak.

Reporter: Dyo | Editor: Ally Muhammad Abduh

Me-DAN NTB Bagikan Paket Sembako Bagi Warga Tidak Mampu

Relawan Me-DAN NTB memberikan bantuan paket sembako kepada warga Desa Bontokape, Ahad (26/6/2016)
Relawan Me-DAN NTB memberikan bantuan paket sembako kepada warga Desa Bontokape, Ahad (26/6/2016)

BIMA (Jurnalislam.com) – Medis dan Aksi Kemanusiaan (Me-dan) Wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB) membagikan paket sembako gratis kepada warga kurang mampu. Acara berlangsung pada Ahad (25/6/2016) di sekretariat Me-dan Jalan Lintas Sumbawa, Desa Bontokape, Kecamatan Bolo, Kabupaten Bima, NTB.

Ketua Me-dan NTB, Suherman AMK menyatakan, kegiatan tersebut merupakan salah satu program Me-DAN di bidang sosial untuk membantu dan menyantuni masyarakat yang kurang mampu.

“Ini adalah bentuk komitmen kami untuk selalu merajut ukhuwah dan peduli terhadap sesama, meski baru sebatas ini yg mampu kami berikan,” katanya kepada Jurnalislam di Kantor Me-DAN NTB.

“Sesuai dengan visi misi Me-DAN, jauh hari sebelumnya kegiatan ini sudah kita pikirkan, oleh karena itu pada kesempatan ini kita kumpulkan semua masyarakat yang kurang mampu agar bisa mendapatkan paket sembako dari Me-dan NTB,” sambungnya.

Suherman juga mengajak kepada segenap elemen masyarakat untuk bersama-sama mengulurkan tangan dan peduli terhadap nasib sesamanya yang membutuhkan.

Abakar Karim, selaku perwakilan warga mengaku sangat terbantu oleh bantuan tersebut. “Bantuan ini sudah sangat cukup membantu kami selaku masyarakat kurang mampu di tengah meroketnya harga sembako”, ujarnya.

Dalam kesempatan itu, puluhan warga Desa Bontokape mendapat bantuan paket sembako gratis dari Me-DAN.

Reporter: Sirath | Editor: Ally Muhammad Abduh

IMS Turunkan Tim Medis Bantu Korban Longsor Purworejo

Tim Medis IMS saat melayani pasien korban Bencara Longsor Purworejo, Ahad (26/6/2016)
Tim Medis IMS saat melayani pasien korban Bencara Longsor Purworejo, Ahad (26/6/2016)

PURWOREJO (Jurnalislam.com) – Lembaga kesehatan Nasional milik ormas Hidayatullah, Islamic Medical Service (IMS) menurunkan tim medis ke lokasi bencana longsor di Purworejo, Jawa Tengah, Sabtu (25-26/6/2016). IMS terjun bersama tim SAR Hidayatullah yang beberapa saat longsor terjadi sudah berada di lokasi untuk melakukan evakuasi korban.

Pada Sabtu (25/6/2016) aksi pertama IMS dilakukan. Layanan kesehatanpertama diberikan kepada masyarakat di Desa Donorati. Di lokasi ini ada tujuh pasien yang mendapatkan penanganan oleh medis IMS.

Diantara pasien di Donorati IMS memberi layanan pengobatan kepada Sukarman (50 tahun), yang sembilan orang anggota keluarganya meninggal tertimbun longsor.Sukarman sendiri mengalami luka-luka di dahi, lengan dan kakinya.

Selesai memperoleh pengobatan, IMS memberikan bantuan sejumlah uang kepada Sukarman. Tak hanyaSukarman, IMS juga memberikan santunan kepada Amir (58 tahun) yang juga kehilangan empat anggota keluarganya.

Kemudian aksi berlanjut di Desa Jelok Kecamatan Kaligesing. Di lokasi ini 17 pasien mendapatkan layanan medis oleh IMS. Selanjutnya, Ahad (26/7/2016) pelayanan kesehatan dan pengobatan IMS dilakukan di DesaNgesong, Kaligesing. Ada 25 pasien yang mendapatkan pemeriksaan dan tindakan oleh IMS. Kemudian aksi diakhiri di Desa Sibatur, Kaligesing, dengan jumlah pasien yang tertangani berjumlah 20 pasien.

Menurut Dokter Syaifuddin HamidKetua Tim Medis IMS, pasien yang berobat meliputi anak-anak dan sebagian besar para lansia. Sebagian besar mereka menderita hipertensidan sebagian menderitaflu, demam dan mengalami luka-luka.

Aksi sosial ini merupakan kerjasama IMS dengan ZIS Indosat, Baitul MaalHidayatullah (BMH), dan para simpatisan maupun donatur perorangan yang menyampaikan amanah melalui IMS.*

Sumber: IMS | Editor: Ally Muhammad Abduh

MCI Adakan Silaturahim dan Buka Puasa Bersama Kaum Difabel

Dua Orang Difabel Dalam Acara Silaturahim dan Buka Puasa Bersama MCI di Masjid Darussalam Kota Wisata Jalan Bolevard Cibubur Jakarta Timur, Ahad (26/6/2016)
Dua Orang Difabel Dalam Acara Silaturahim dan Buka Puasa Bersama MCI di Masjid Darussalam Kota Wisata Jalan Bolevard Cibubur Jakarta Timur, Ahad (26/6/2016)

JAKARTA (Jurnalislam.com) – Mualaf Center Indonesia (MCI) mengadakan acara silaturrahim dan buka puasa bersama kaum difabel di Masjid Darussalam Kota Wisata, Jalan Bolevard Cibubur, Jakarta Timur, Ahad (26/6/2016).

“Tujuan kegiatan ini untuk menjalin ukhuwah, silaturrahim kedepannya, serta memperkuat aqidah,” terang Sekjen MCI, Hanny Kristianto kepada Jurnalislam di lokasi acara.

Selain buka puasa bersama, panitia juga membagikan bingkisan berisi Al-Qur’an, Juz Ama dan baju syar’i. “Kita harapkan yang belum berpakaian syar’i, bisa memakai baju syar’i ini,” ujar pria yang karib disapa Koh Hanny itu.

Sebagai bentuk kepedulian terhadap kaum difabel, MCI juga membentuk wadah khusus bernama Difabel Center Indonesia (DCI) yang berpusat di Bogor.

“Alhamdulillah kita sudah bentuk namanya Difabel Center Indonesia, tapi memang belum kita umumkan, anggotanya sekitar 500, berpusat di Bogor,” terangnya.

Reporter: Budhi Setiawan | Editor: Ally Muhammad Abduh

Ngabuburit Bareng Penghafal Qur’an, DIC Perkenalkan Al Qur’an Braile Digital

Ngabuburit Bareng Penghafal Al Qur’an Pra Launching Al Qur’an Braile Digital di Area Parkir Asia Plaza Kota Tasikmalaya, Sabtu (25/6/2016)

TASIKMALAYA (Jurnalislam.com) – Rumah Tahfidz Daarul Ilmi Cendikia (DIC) Tasikmalaya bekerja sama dengan Yayasan Syaikh Ali Jaber, memperkenalkan Al Qur’an Braile Digital bagi para penyandang tuna netra di pelataran parkir Asia Plaza Kota Tasikmalaya, Sabtu (25/06/2016).

Acara bertajuk “Ngabuburit Bareng Penghafal Qur’an” itu merupakan program wakaf satu juta Qur an Braile Digital Yayasan Syeikh Ali Jaber yang akan dilaunching pada bulan Syawal 1437 H mendatang.

“Acara ini adalah pra launching Wakaf Qur an Braile Digital yang akan dilaksanakan bulan Syawal, yang akan langsung dihadiri oleh Syaikh Ali Jaber,” kata Ketua panitia Ustadz Ahmad Al Hafidz.

“Jika sekarang penyandang tuna netra hanya bisa memijat dan bermain musik, mudah-mudahan dengan adanya Qur’an Braile Digital ini mereka berkesempatan untuk menjadi seorang hafidz Qur’an,” sambungnya.

Panitia juga menghadirkan salah seorang anak penyandang tuna netra, Panca Rahmadi atau yang dikenal Salman Al Hafidz, salah seorang pemeran dalam film Surga Menanti.

Salman mengatakan, keterbatasan dalam penglihatan jangan dijadikan alasan untuk tidak semangat dalam menghafal Qur’an. Ia juga menjelaskan kiat-kiatnya untuk menghafal Al Qur’an.

“Tidak bisa melihat itu bukan alasan untuk malas menghafal Qur an. Ada tiga rahasia untuk menghafal Qur’an, pertama membacanya, mengingatnya dan mengulang-ulang bacaannya,” ungkapnya.

Reporter: Aryo Jipang | Editor: Ally Muhammad Abduh