SUKOHARJO (Jurnalislam.com) – Ustadz Salim A.Fillah mengisi tabligh akbar di Pondok Pesantren Imam Syuhodo, Blimbing, Polokarto, Sukoharjo, Jum’at (15/7/2016). Tabligh Akbar bertema “Menapaki Jalan Surga Bersama Keluarga” itu dihadiri oleh ribuan jamaah.
Dalam paparannya, ustadz muda itu mengutip surat An Nisa’ ayat 9. “Dan hendaklah takut, orang-orang yang meninggalkan di belakang mereka, generasi berikutnya dalam keadaan lemah dan senantiasa mereka khawatirkan keadaannya. Dan bertaqwa kepada Allah dan berucap dengan perkataan yang lurus,” ucap penulis buku-buku best seller Jogja tersebut.
Ustad salim A.Fillah tidak menjelaskan tentang taqwa, sebab menurutnya sudah dijelaskan selama bulan Ramadhan. Di hadapan 1500 jama’ah, ia mengulas tentang berucap dengan perkataan yang lurus.
“Dan hendaklah dalam satu keluarga ditegakkan satu qoul, satu perkataan yang bersih, yang lurus, yang lempang. Siapa contoh dari Allah sebagai penegak qoulan syadiida itu? Banyak di dalam Al Qur’anul karim ada Nuh, ada Ibrahim, keluarga Imron, dan banyak lagi,” kata pemeran Kyai Gufron tersebut.
Ustadz Salim A.Fillah kemudian mengajak agar para menanamkan sifat pejuang sejak anak masih di dalam kandungan. Hal ini dianjurkan dalam Al Qur’an bahkan hanya satu bahwa istri Imron mencita-citakan anaknya dalam kandungan sebagai pelayan di rumah Allah (masjid).
“Jadi cita-cita takmir masjid itu nomor satu pak, yang lain sampingan. Pekerjaan kami di Jogokaryan selalu ditanamkan sesepuh jadi takmir masjid itu utama, sementara jadi walikota itu sampingan, jadi camat sampingan, jadi presiden itu sambilan. Nah program kita kedepan salah satunya melahirkan pemimpin dari masjid, yang penting takmir dulu kemudian terpilih jadi presiden itu nasib,” ujarnya.
Menurut ustadz Salim A.Fillah semua harus bermula dari keluarga, bahkan menurutnya, Rasul mengatakan keluarga pejuang adalah khoirukum, khoirukum li ahlih, yang terbaik diantara kalian (pejuang) pasti yang terbaik diantara kalian terhadap keluarganya. Kemudian ustadz Salim berkisah riwayat Aisyah ra. pada peristiwa Rosul sholat malam.
“Ketika Aisyah diminta untuk berkisah kesan terhadap Rasul, dirinya sempat menangis. Bunda Aisyah mengatakan dengan terisak, sungguh semua urusannya itu menakjubkan. Pernah suatu malam Rasul berada bersamaku, kulit kami telah menyatu, tetapi kemudian beliau Rosul saw berbisik ditelingaku wahai aisy, apakah engkau ridho jika malam ini aku pergunakan untuk beribadah kepada Robku. Aisyah mengatakan wahai suamiku aku suka sekali jika engkau berada disisiku namun aku juga suka jika engkau beribadah kepada Robku,” kisahnya.
Ustadz Salim menyoroti bahwa Rasul yang dijamin Surga, pada malam tersebut sholat hingga kakinya bengkak. Baginya kisah ini sangat berkesan karena Rasul saja mau sholat tahajud pun minta ijin istrinya.
“Pak, siapa yang pergi mancing tidak pamit? Subhanallah ini mau tahajud minta ijin, tabarak, khoirukm khirkum li ahlih, bahkan Rosul mau masuk rumah pun siwak. Anas Radiallahuan mengatakan tidak pernah Rosul masuk kerumah kecuali dirinya bersiwak dahulu,” tegasnya.
Reporter: Dyo | Editor: Ally Muhammad Abduh