Tabligh Akbar Hangatkan Bumi Syam Digelar di Kota Bima

BIMA (Jurnalislam).com – Dalam rangka membantu kaum Muslimin di Syam, Syam Organizer Bima menggelar Tabligh Akbar dengan tema “Hangatkan Bumi Syam di Musim dingin 2014-2015” di Masjid Baitul Hamid, Jln Soekarno-Hatta, Penaraga-Kota Bima, Ahad (29/3/2015).

Syam Organizer yang bekerja sama dengan Yayasan An Naba dan LDK STKIP Bima itu menghadirkan Ustadz Saiful Anwar, relawan Syam Organizer sebagai penceramah.

Dalam tausiyahnya beliau mengajak umat Islam, lebih khususnya yang berada di Bima untuk selalu mengingat saudara-saudara kita yang berada di Syam.

“Mereka pada hari ini sedang membutuhkan bantuan serta do’a kita, karena mereka selain berhadapan dengan peperangan yang tiada ujungnya, mereka juga harus berhadapan dengan musim dingin,“ ungkapnya dihadapan ratusan umat Islam yang hadir.

Sedangkan koordinator acara Ustadz Adi Wahyudin mengatakan kegiatan tersebut untuk mengabarkan kepada umat Islam tentang kondisi terkini umat Islam di Syam.

Dalam acara itu juga digelar penggalangan dana untuk disalurkan langsung kepada kaum muslimin di Suriah melalui Syam Organizer. “Mudah-mudahan dengan adanya acara ini masyarakat akan memiliki rasa empati untuk bisa memberikan bantuannya kepada saudara-saudara kita,” harap Ustadz Adi.

Reporter : Sirath | Editor : Ally | Jurniscom

Presiden Yaman Minta Pemberontak Houthi “Menyerah”

YAMAN (Junrlislam.com) – Presiden Yaman meminta pemberontak Houthi untuk "menyerah" pada pertemuan Liga Arab di kota resor Mesir, Sharm el-Sheikh, saat serangan udara yang dipimpin Saudi terus menerus menyerang posisi kelompok tersebut untuk hari ketiga.

Abd-Rabbu Mansour Hadi, yang telah melarikan diri dari negaranya, juga menyerukan kelanjutan serangan udara terhadap sasaran Houthi pada hari Sabtu (28/03/2015), pada pembukaan pertemuan puncak para pemimpin yang mewakili 21 negara.

"Saya menyerukan kelanjutan Operasi Badai Tegas sampai Houthi mengumumkan penyerahan diri mereka, keluar dari semua wilayah yang mereka duduki di berbagai provinsi, serta meninggalkan lembaga negara dan kamp-kamp militer," kata Hadi.

"Operasi Badai Tegas akan berlanjut sampai semua tujuan tercapai dan rakyat Yaman mulai menikmati keamanan dan stabilitas."

Hadi mengatakan bahwa Houthi harus menyerahkan senjata mereka dan juga agar para pemimpin mereka menyerahkan diri.

Raja Saudi, Salman, bersumpah bahwa intervensi militer yang dipimpin pemerintahnya akan berlanjut sampai membawa "keamanan" bagi rakyat Yaman.

Kerajaan telah bersumpah untuk melakukan "apa pun" untuk mencegah penggulingan Hadi, juga menuduh Iran mendukung pengambilalihan oleh Houthi, yang telah menguasai sejumlah bagian negara. Teheran membantah tuduhan itu.

Pemimpin lain, termasuk para pemimpin Mesir, Arab Saudi dan Kuwait, cenderung menunjuk Iran di pertemuan tersebut.

"Bangsa Yaman saat ini berada di masa yang paling suram, menghadapi tantangan yang mengancam keberadaan dan identitas yang tidak pernah mereka alami sebelumnya,'' presiden Mesir Abdel Fattah-el-Sisi mengatakan.

"Tantangan ini juga mengancam keamanan nasional kita dan kami tidak bisa mengabaikan konsekuensi tersebut untuk keutuhan identitas Arab.''

Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon mendesak para pemimpin Arab untuk "menetapkan panduan yang jelas untuk menyelesaikan krisis di Yaman dengan damai."

Hadi kemudian terbang ke Arab Saudi bersama dengan Raja Salman dan tidak berencana untuk kembali ke Yaman sampai "situasi Kondusif," kata Menteri Luar Negeri-nya, Riyadh Yasin.

Presiden AS Barack Obama mengatakan Washington memiliki "Tujuan Bersama" dengan sekutu regionalnya untuk menciptakan stabilitas di Yaman.

Obama menawarkan dukungan kepada Raja Salman dalam percakapan telepon setelah militer AS menyelamatkan dua pilot Saudi yang terpaksa mengeluarkan diri dari jet tempur mereka di atas laut lepas Yaman akibat masalah teknis.

Sementara itu, mantan Presiden Yaman, yang dituduh mendukung Houthi ,menyerukan gencatan senjata segera dan mengakhiri pertempuran.

"Saya menyerukan kepada semua orang untuk mengakhiri operasi militer dan menghentikan pembunuhan," kata Ali Abdullah Saleh.

"Saya meminta semua orang untuk menggunakan akal dan memulai gencatan senjata."

"Saya meminta kepada anak-anak kita untuk tidak bersemangat dan menghentikan semua kekerasan di seluruh provinsi," tambahnya.

Komentar Saleh muncul setelah serangan udara terus menerus selama tiga hari berturut-turut, menghantam target di kota Hodeidah di Pantai Laut Merah, kubu Saada milik Houthi di utara, dan instalasi militer di ibukota Sanaa dan sekitarnya.

Sementara itu, sedikitnya 200 staf PBB dan ekspatriat lainnya dievakuasi dari ibukota Yaman, pada hari Sabtu, dengan hanya menyisakan "personil yang diperlukan untuk misi kemanusiaan darurat" di negara itu, kata seorang pekerja bantuan.

 

Deddy | Aljazeera | Jurniscom

Di Sydney Kekerasan Pada Wanita Muslim Bermotif Islamophobia

AUSTRALIA (Jurnalislam.com) – Wanita yang tidak ingin disebutkan namanya itu, mengatakan bahwa dia didorong, ditendang dan memanggil-manggil orang sejak stasiun Pusat Pemerintahan hingga Balai Kota Sydney. Saat itu tidak ada orang yang datang untuk menawarkan dukungan.

"Ketika (penyerang) menjadi semakin kasar, saya melihat sekeliling saya … dan saya hanya berpikir 'Tidak ada siapapun di sini yang mau membantu saya, 'jadi jika saya terus berbicara ia akan datang lebih mendekat kepada saya dan menyerang saya secara fisik," katanya kepada SBS, lalu berita ini dilansir oleh MuslimVillage hari Sabtu (28/03/2015).

Wanita itu mengatakan bahwa dia tahu serangan itu bermotif agama dari cara si penyerang memandang jilbabnya sambil mengatakan ,"Kalian semua menghalangi jalan kami," kemudian mendorongnya.

Wanita itu mengatakan dia baru mendapatkan bantuan setelah si penyerang meninggalkan kereta.

"Seseorang menawarkan tisu, seorang lainnya bertanya kepada bagaimana keadaan saya … Ada juga seorang wanita yang tidak melihat kejadian tersebut tapi mendengar semuanya. Ia keluar mendatangi ketika saya masih menangis dan berkata, 'Anda tidak harus menangis, orang-orang itu hanyalah omong kosong … .rasis. "

"Dan saya sangat berterima kasih kepada mereka, tapi ketika saya berjuang untuk kehormatan  saya, tidak ada seorang pun yang datang."

"Jika negara ini tidak menerima saya, saya akan kembali ke negara saya. Saya tidak akan tinggal di sini. Saya tidak ingin kehilangan identitas saya karena ini."

Ini bukan peristiwa yang jarang terjadi menurut pengacara dan pendiri Islamophobia Register Australia, Mariam Veiszadeh, yang mengatakan bahwa Register telah menerima sejumlah besar laporan tentang perempuan Muslim Australia mengenakan jilbab menjadi sasaran kekerasan.

"Kecemasan yang dirasakan oleh para korban sangat melumpuhkan dan memiliki dampak merugikan pada semua aspek kehidupan mereka serta keluarga dan masyarakat yang lebih luas," katanya.

"Banyak perempuan mengirimkan laporan kepada kami yang menunjukkan bahwa mereka harus mengubah rutinitas sehari-hari dan membatasi aktivitas dan partisipasi mereka dalam kehidupan publik didasarkan pada ketakutan dan kecemasan," kata Ms. Veiszadeh.

Dia juga mencatat bahwa "gelombang ke atas" dalam insiden selalu dilaporkan setiap kali umat Islam "tanpa sadar dilemparkan ke dalam sorotan media.

Setelah peristiwa pengepungan Sydney Desember lalu dan laporan sentimen anti-Islam yang berkembang, kampanye Twitter dengan hashtag #illridewithyou tumbuh pesat dalam mendukung orang Muslim yang merasa tidak aman saat mengendarai angkutan umum.

Wanita yang diserang di kereta Sydney pada Senin malam mengatakan bahwa dirinya berada di antara mereka yang merasa terancam beberapa hari setelah pengepungan.

"Ketika saya berada di kereta, sepertinya 'orang-orang menatapku.’ Aku sangat takut. Selama beberapa hari berikutnya saya bepergian dengan rekan-rekan saya di kereta," katanya.

"Dan kemudian saya mendengar tentang hashtag itu dan … ini kembali memberi saya kekuatan."

Baginya, serangan pada hari Senin itu adalah pertama kalinya selama dia hidup satu tahun di Australia, yaitu bahwa ia telah dilecehkan karena agamanya, dan telah menurunkan kepercayaan dirinya terhadap masyarakat Australia.

Ketika salah seorang teman menyarankan untuk melepaskan jilbabnya ketika ia merasa takut akan keselamatannya, dia menolak saran tersebut dan menganggapnya tidak toleran.

"Jika negara ini tidak menerima saya, saya akan kembali ke negara saya. Saya tidak akan tinggal di sini. Saya tidak ingin kehilangan identitas saya karena ini."

Komisaris Diskriminasi Ras, Dr. Tim Soutphommasane mencatat kenaikan "sentimen anti-Muslim" akhir tahun lalu, seraya menunjukkan kekhawatiran atas keselamatan "wanita yang terlihat memakai pakaian Islam seperti jilbab."

"Bentuk-bentuk sentimen anti-Muslim seperti itu seharusnya tidak memiliki tempat dalam masyarakat kita. Setiap orang harus bebas untuk menjalani kehidupan mereka, tanpa dilecehkan atau diintimidasi karena agama mereka."

Baru-baru ini SBS melaporkan bahwa beberapa pemimpin Muslim Australia menyerukan undang-undang federal yang lebih ketat untuk melindungi warga Australia menjadi sasaran karena agama mereka.

Saat ini, undang-undang Diskriminasi Rasial yang ada hanya melindungi masyarakat terhadap fitnah karena ras, warna kulit, etnis dan asal negara, dan tidak berlaku untuk agama.

Serangan Anti-Islam sangat mungkin terjadi karena adanya "kejahatan termotivasi yang bias." Menurut Ms. Veiszadeh, manusia dan sumber daya yang ditujukan untuk menyelidiki kejahatan tersebut "sangat tidak memadai," dan dia menyerukan kebijakan yang lebih baik untuk serangan Islamofobia.

"Islamophobia, jika dibiarkan, akan menciptakan hambatan inklusi bagi Muslim di Australia, serta meningkatkan keterasingan, terutama di kalangan pemuda Muslim. Situasi seperti ini tidak hanya akan mengakibatkan kerusakan besar bagi kohesi sosial kita, namun secara bersamaan akan dengan cepat memperluas area perekrutan untuk radikalisasi di masa depan," kata Ms. Veisadeh lagi.

Polisi Parramatta telah memulai penyelidikan atas serangan itu dan mendesak siapa saja yang menyaksikan serangan untuk menghubungi Crime Stoppers.

 

Deddy | Muslimvillage | Jurniscom

JITU Buka Rekrutmen Anggota Baru, Ayo Gabung!

JURNALISLAM – Jurnalis Islam Bersatu (JITU), organisasi jurnalis Muslim untuk menghasilkan karya jurnalistik yang bertanggungjawab dan berpihak pada kepentingan Islam dan kaum Muslimin membuka pendaftaran dan rekrutmen anggota baru.

Pendaftaran dibuka mulai Jumat, 27 Maret 2015 s.d. 3 April 2015. Untuk mendapatkan formulir pendaftaran, kirim email kosong keadmin@jitu.or.id dengan subjek: daftar_anggota_jitu.

Alhamdulillah, Mujahidin Berhasil Kuasai Penuh Kota Idlib (Video)

[UPDATED] IDLIB (Jurnalislam.com) – Alhamdulillah, mujahidin berhasil menguasai kota Idlib sepenuhnya di hari ke lima pertempuran, Sabtu (28/3/2015). Kemenangan diraih mujahidin Jaisyul Fath yang merupakan gabungan sejumlah faksi jihad besar di Suriah. Syuhada pun berguguran, namun belum ada laporan resmi terkait jumlah mujahidin yang gugur dalam pertempuran tersebut.

Laporan Mujahidin setelah berhasil menguasai kota Idlib

Pengendalian seluruh kota Idlib

Sukacita Mujahidin dan masyarakat Idlib

Mujahidin kuasai kota Idlib

Kegembiraan warga Idlib

Mujahidin kembali ke rumahnya di Idlib setelah 3 tahun

Jasad-jasad pasukan Bashar Asaad

Stadion kota Idlib jatuh ke tangan Mujahidin

 

Angkatan Laut Saudi Ungsikan Diplomat Asing dari Aden

YAMAN (Jurnalislam.com) – Angkatan Laut Arab Saudi mengevakuasi 86 diplomat asing dari kota pelabuhan Yaman selatan, Aden, televisi pemerintah melaporkan pada hari Sabtu (28/03/2015).

"The Saudi Royal Navy melaksanakan operasi yang diberi nama Hurricane untuk mengevakuasi puluhan diplomat, termasuk Saudi, Arab dan Barat, dari Aden," kantor berita negara Al Ekhbariya TV mengabarkan.

Laporan tersebut menambahkan bahwa diplomat telah tiba dengan selamat di pelabuhan Laut Merah, Jeddah.

Arab Saudi, Uni Emirat Arab dan Kuwait merelokasi kedutaan mereka ke Aden bulan lalu setelah pasukan Houthi menyerbu Sanaa. Negara-negara Arab dan Barat lainnya juga menarik diplomat mereka dari ibukota.

Pejuang Houthi membuat kemajuan yang luas di selatan dan timur negara itu pada hari Jumat meskipun serangan udara yang dipimpin Saudi memasuki hari kedua. Serangan itu dimaksudkan untuk melawan upaya pemberontak Houthi yang didukung milisi Iran untuk menggulingkan Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi.

Para pemberontak Syiah Houthi dan unit tentara sekutunya memperoleh pijakan pertama mereka di pantai Laut Arab Yaman dengan merebut pelabuhan Shaqra yang terletak 100km (60 mil) sebelah timur Aden, warga mengatakan kepada Reuters.

 

Deddy | World Bulletin| Jurniscom

 

Pemberontak Houthi Klaim Tembak Jatuh Pesawat Tempur Sudan dan Tangkap Pilotnya

YAMAN (Jurnalislam.com) – Pemberontak Houthi Yaman, pada hari Sabtu (28/03/2015) mengaku telah menembak jatuh pesawat perang koalisi yang dipimpin Saudi dan menangkap pilot saat melakukan misi pemboman di ibukota Sana'a.

Sumber Houthi mengklaim telah menembak jatuh sebuah jet tempur dan menangkap pilotnya yang berasal dari Sudan.

"Sistem pertahanan anti-roket kami menembak jatuh pesawat di Sanaa utara dan menangkap pilot Sudan," salah satu sumber mengatakan kepada The Anadolu Agency pada hari Sabtu.

Klaim tersebut tidak dapat diverifikasi.

Tidak ada komentar baik dari Sudan ataupun koalisi yang dipimpin Arab Saudi, yang menyerang posisi Houthi di Yaman sejak Rabu.

Riyadh mengatakan misi anti-Houthi mereka dilakukan menanggapi seruan Presiden Yaman Abd Rabbuh Mansour Hadi untuk "menyelamatkan rakyat [Yaman] dari milisi Houthi."

Yaman berada dalam kekacauan sejak September lalu, saat kelompok militan Syiah menyerbu ibukota Sanaa, dan berusaha memperluas pengaruh mereka ke bagian lain negara tersebut.

Beberapa negara Teluk menuduh Syiah Iran mendukung pemberontakan Houthi di Yaman.

 

Deddy | World Bulletin | Jurniscom

Muslim Denpasar Gelar Shalat Jumat di Parkiran

DENPASAR (Jurnalislam.com) – Umat Islam di Denpasar menggelar shalat Jumat di area parkir Mall Kuta Beach, Denpasar Bali, Jum’at (27/3/2015). Alasannya, mushola di sekitar mall tersebut hanya menapung 50 orang saja, sedangkan umat Islam yang hendak shalat Jumat membludak.

Keadaan ini disiasati Haryanto, panitia shalat Jumat di area mall tersebut yang kemudian menyulap area parkir menjadi masjid yang mampu menampung ratusan jamaah.

“Ya, karena masjid di area ini hanya menampung cuma 50 orang saja. Tapi demikian kami mewakili muslim di sini, kami tetap semangat meskipun sholat Jum’at tidak di masjid," ungkap Harianto kepada Jurniscom.

Muslim adalah agama minoritas di Bali, namun Islam semakin berkembang disana. Kebanyakan umat Islam di Denpasar berasal dari luar daerah yang bekerja.

Keterbatasan ternyata tak dijadikan penghalang bagi umat Islam di Denpasar. Semoga ini mengilhami umat Islam di daerah mayoritas yang lebih leluasa untuk menunaikan perintah Allah di hari Jumat itu.

Reporter : Findra | Editor : Ally | Jurniscom

Ahrar Syam Dukung Operasi “Badai Ketegasan” Koalisi Sunni Arab Atas Pemberontak Syiah Houtsi di Yaman

Pernyataan Mengenai Operasi “‘Âshifatul Hazmi” (Badai Ketegasan) Melawan Kaum Syi’ah Hautsi di Yaman

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ

قال تعالى:

Allah subhanahu wata’ala berfirman,

﴿ وَلَمَنِ انْتَصَرَ بَعْدَ ظُلْمِهِ فَأُولَٰئِكَ مَا عَلَيْهِمْ مِنْ سَبِيلٍ، إِنَّمَا السَّبِيلُ عَلَى الَّذِينَ يَظْلِمُونَ النَّاسَ وَيَبْغُونَ فِي الْأَرْضِ بِغَيْرِ الْحَقِّ أُولَٰئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ ﴾

“Dan sesungguhnya orang-orang yang membela diri sesudah teraniaya, tidak ada satu dosa pun terhadap mereka. Sesungguhnya dosa itu atas orang-orang yang berbuat zhalim kepada manusia dan melampaui batas di muka bumi tanpa hak. Mereka itu mendapat azab yang pedih.” (QS Asy-Syûrâ [42]: 41-42)

Di bawah bayang-bayang dominasi Iran pada kawasan Arab dan Islam kita yang telah jelas ditentang dengan cara terang-terangan dan diumumkan, Iran mengambil pendekatan intervensi militer secara eksplisit. Hal itu dibuktikan dengan mengambil alih kekuasaan Irak dan melakukan dosa-dosa besar di Suriah. Iran juga mengerahkan pendukungnya di Yaman untuk memperluas pengaruhnya di sana sebagai langkah awal untuk mengontrol semua negara Teluk Arab.

Berdasarkan data-data tersebut, kami yakin bahwa operasi “Badai Ketegasan” yang dipimpin oleh negara-negara Teluk Arab adalah pilihan logis untuk mengakhiri agresi militer Iran yang membawa dampak kerusakan dan layak untuk mendapatkan sikap paling tegas sebagai bentuk solidaritas terhadap rakyat Yaman dan hak mereka untuk meraih kemerdekaan dan merealisasikan tujuan revolusi dan jihad yang diberkati.

Kami menekankan perlunya negara-negara Arab dan yang lain untuk melawan proyek Iran yang menargetkan identitas Islam kita sebagaimana kami menekankan bahwa Suriah yang masih membendung serangan Iran sejak empat tahun yang lalu adalah barisan pertama melawan proyek Iran ini dan layak untuk mendapatkan dukungan yang tinggi.

 

حركة أحرار الشام الإسلامية

Harakah Islam Ahrarusy Syam

الجناح السياسي

Bidang Politik

5 Jumadits Tsani 1436 H

Penerjemah : Abu Hamza | Jurniscom

Komandan Saudi, Ahmed al-Asiri : Houthi Gunakan Warga Sipil Sebagai "Perisai Manusia"

SANAA  (Jurnalislam.com) –  Pesawat tempur sekutu Arab  yang dipimpin Arab Saudi pada Jumat (27/03/2015) melakukan putaran baru serangan udara lanjutan di situs kelompok Syiah Houthi Yaman di ibukota Sanaa.

Pesawat-pesawat tempur menyerang beberapa sasaran militer, termasuk kamp militer Al-Nahdin dekat istana presiden di selatan Sanaa, seorang koresponden melaporkan kepada The Anadolu Agency.

Serangan udara dibalas dengan tembakan antipesawat pemberontak Houthi, suara ledakan keras terdengar di seluruh ibukota, jumlah korban tidak segera diketahui.

Pada hari Rabu, Arab Saudi dan sekutu Arabnya memulai serangan militer, termasuk serangan udara, terhadap posisi Houthi di Yaman dan pasukan yang setia kepada presiden terguling Ali Abdullah Saleh.

Riyadh mengatakan serangan itu sebagai tanggapan atas seruan Presiden Yaman Abd Rabbuh Mansour Hadi untuk "menyelamatkan rakyat [Yaman] dari pemberontak  Houthi."

Yaman berada dalam konflik peperangan sejak September lalu, ketika kelompok pemberontak  Syiah menyerbu ibukota Sanaa, dan mulai berusaha untuk memperluas pengaruh mereka ke bagian lain negara tersebut.

Beberapa negara Teluk menuduh Syiah Iran mendukung pemberontakan Houthi Yaman.

Seorang juru bicara koalisi anti-Houthi yang dipimpin Saudi, mengatakan hari Jumat bahwa pemeberontak  Syiah Houthi menggunakan warga sipil sebagai "perisai manusia," dan mengklaim bahwa sebaliknya, pihak koalisi akan memeriksa semua target terlebih dahulu untuk memastikan mereka tidak menargetkan situs sipil.

Pasukan sekutu Arab "melakukan segala kemungkinan untuk menghentikan gerakan pemberontak  Houthi di [selatan kota] Aden," kata komandan Saudi Ahmed al-Asiri pada konferensi pers yang diadakan di pangkalan udara di ibukota Saudi Riyadh.

Al-Asiri mengatakan operasi Jumat (27/03/2015) menargetkan senjata anti-pesawat Houthi dan "sistem rudal balistik" mereka.

Komandan Saudi melanjutkan bahwa fasilitas penyimpanan senjata Houthi telah ditargetkan sebelumnya oleh pesawat tempur Emirat, dan menyatakan bahwa "seluruh wilayah udara Yaman berada di bawah kendali pasukan koalisi Arab."

"Kami tidak akan membiarkan siapa pun untuk memasok segala bentuk peralatan kepada Syiah Houthi, kata al-Asiri.

Ketika ditanya tentang jangka waktu operasi koalisi, al-Asiri mengatakan pasukan koalisi akan "mempertahankan operasi sampai target serangan dinyatakan tercapai."

Dia juga mendesak warga sipil Yaman untuk menghindari situs dan posisi Houthi, serta mengingatkan bahwa pemberontak  Houthi menggunakan warga sipil sebagai "perisai manusia."

"Prioritas pertama kami adalah keselamatan warga sipil Yaman, itulah sebabnya kami mendesak mereka untuk tidak berada di sekitar wilyah pemberontak Houthi," katanya.

 

Deddy | Anadolu Agency | Jurniscom