SANA’A (jurnalislam.com)– Kelompok Houthi Yaman mengumumkan bahwa mereka akan memberlakukan blokade laut terhadap pelabuhan Haifa milik Israel, sebagai bagian dari respons atas agresi militer Israel di Gaza.
Dalam pernyataan resminya dilansir dari Shafaq pada Selasa (20/5), Houthi menyatakan bahwa keputusan ini diambil sebagai bentuk dukungan terhadap rakyat Palestina, khususnya di Gaza, yang terus menjadi sasaran serangan brutal Israel. Mereka menuduh Israel melakukan “pembantaian harian” dan “kejahatan genosida yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah modern.”
“Pelabuhan Haifa kini telah masuk dalam daftar target kami,” tegas pernyataan tersebut.
Houthi juga memperingatkan kepada seluruh perusahaan pelayaran agar menghindari pelabuhan Haifa, karena pelabuhan tersebut mulai sekarang akan dianggap sebagai target militer yang sah.
“Semua perusahaan dengan kapal yang berada di atau menuju pelabuhan ini dengan ini diberitahukan bahwa, pada saat pengumuman ini, pelabuhan tersebut telah dimasukkan dalam daftar target,” kata juru bicara kelompok itu, Yahya Saree, dalam pidato yang disiarkan televisi.
Pengumuman ini muncul hanya beberapa hari setelah militer Yaman, yang berpihak pada gerakan Houthi (Ansarallah), mengklaim telah berhasil menghentikan aktivitas pelabuhan Eilat—yang disebut dengan nama Arabnya, Umm al-Rashrash—melalui militer gangguan udara dan laut.
Pimpinan militer Yaman menyebut bahwa semua operasi dukungan, termasuk blokade laut dan serangan udara terhadap Israel, akan terus berlanjut selama agresi di Gaza tidak dihentikan dan blokade terhadap wilayah tersebut belum dicabut.
Pada Selasa (13/5), kelompok Ansarallah juga mengonfirmasi peluncuran rudal balistik hipersonik yang menargetkan Bandara Ben Gurion di dekat Tel Aviv. Serangan itu menjadi bagian dari serangkaian serangan rudal dan drone yang diluncurkan ke wilayah Israel dalam beberapa hari terakhir.
Meski Houthi telah menandatangani kesepakatan dengan Amerika Serikat untuk menghentikan serangan terhadap kapal-kapal AS di Laut Merah, serangan terhadap Israel tetap berlanjut. Mereka menegaskan bahwa kesepakatan dengan AS tidak mencakup operasi militer terhadap Israel, dan Houthi akan tetap melancarkan serangan hingga Israel menghentikan agresinya di Gaza. (Bahry)
Sumber: Shafaq