Pegadaian Syariah Bantu Korban Gempa di Lombok Utara

LOMBOK (Jurnalislam.com) – Pegadaian Syariah Cabang Pasar Ginte Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB) menyerahkan bantuan untuk masyarakat korban gempa di Desa Rempek, Kecamatan Gangga, Lombok Utara, NTB, Ahad (19/8/2018).

Bantuan diserahkan langsung oleh pimpinan cabang, Nur Rochman secara simbolis kepada perwakilan masyarakat.

“Bantuan ini adalah bantuan yang berasal dari Dana Kebajikan Umat (DKU), artinya dana dari customer atau nasabah Pegadaian syariah Cabang Pasar Ginte dompu yang daerah operasionalnya meliputi Bima dompu dan sumbawa besar, ” katanya kepada Jurnalislam.com, Ahad (19/8/2018).

Nur Rochman menjelaskan, bantuan tahap awal tersebut terdiri dari sembako dan kebutuhan mendesak lainnya seperti pakaian dan selimut.

“Tentunya berdasarkan permintaan dari para pengungsi,” ujar dia.

Selain memberikan bantuan untuk korban bencana alam, DKU Pegadaian Syariah juga juga intens memberikan bantuan untuk kegiatan sosial lainnya seperti bantuan untuk renovasi masjid/mushalla, jalan umum, maupun kegiatan dakwah.

“Semoga bantuan yang diberikan ini bisa bermanfaat untuk para korban bencana gempa ini, dan semoga mereka diberi kesabaran dan ketabahan dalam menghadapinya,” pungkas Nur Rochman.

Reporter: Sirath

FOZ Desak Pemerintah Tetapkan Gempa NTB Sebagai Bencana Nasional

JAKARTA (Jurnalislam.com) – Gempa bumi yang terjadi di Lombok, Nusa Tenggara Barat telah menewasjab lebih dari 476 jiwa, 498.799 warga mengungsi. Forum Zakat (FOZ) mempertanyakan sikap lamban pemerintah yang tak kunjung menetapkan gempa bumi NTB sebagai bencana nasional.

“Kami sangat menyayangkan sikap pemerintah pusat yang belum juga menaikkan status gempa Lombok menjadi bencana nasional”, ujar Bambang Suherman, Ketua Umum FOZ di Kantor Inisiatif Zakat, Condet, Jaktim, Senin (20/08/2018).

Menurut Bambang, dengan dampak kerusakan yang signifikan di tiga kabupaten dan masih berlanjutnya gempa susulan hingga Minggu (19/8) malam mencapai 7 SR seharusnya pemerintah pusat segera turun tangan dan menetapkan gempa bumi NTB sebagai bencana nasional.

“Kami mendesak pemerintah pusat untuk segera menetapkan bencana ini sebagai bencana nasional”, pungkasnya.

Sebelumnya Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Ahad (19/8) merilis getaran gempa 7.0 Skala Richter (SR) yang mengguncang Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) malam ini, terasa hingga ke Jawa Timur. Namun guncangan gempa di Jawa Timur masuk kategori gempa ringan.

Sebelumnya, Ketua DPP PKS, Mardani Ali Sera juga menyampaikan permintaan senada kepada pemerintah.

Reporter: Gio

Begini Kondisi Pemukiman di Lombok Timur Pasca Gempa (Video)

LOMBOK TIMUR (Jurnalislam.com) – Gempa bertubi-tubi yang melanda wilayah Lombok dan sekitarnya telah meluluhlantakkan wilayah tersebut. Kabupaten Lombok Timur menjadi salah satu daerah paling parah yang terdampak gempa.

Pagi ini, Senin (20/8/2018) Reporter INA News Agency mengabadikan gambaran kondisi tersebut dalam sebuah video singkat. Berikut videonya,

PKS Desak Pemerintah Tetapkan Gempa Lombok Sebagai Bencana Nasional

Sebelumnya gempa yang melanda Lombok pada awal Agustus lalu, menyebabkan lebih dari 460 orang meninggal dan menyebabkan lebih dari 350.000 orang mengungsi.

JAKARTA (Jurnalislam.com) – Lombok dan sekitarnya kembali diguncang gempa beruntun pada Ahad (19/8/2018) malam dan Senin (20/8/2018) pagi. BMKG menyebutkan gempa berkekuatan 7,0 SR dan 5 SR di Lombok NTB merupakan aktivitas baru, berbeda dari gempa pada 5 Agustus 2018 lalu.

Ketua DPP PKS, Mardani Ali Sera mendesak Presiden Jokowi menetapkan gempa beruntun di Lombok sebagai Bencana Nasional.

“Pak Jokowi harus merespon cepat Gempa beruntun hebat di Lombok agar segera dinaikan situasinya menjadi Bencana Nasional,” katanya melalui siaran pers yang diterima Jurnalislam.com, Senin (20/8/2019).

Baca juga: Pengungsi Lombok Harap Setiap Masjid Gelar Shalat Taubat

Sebelumnya gempa yang melanda Lombok pada awal Agustus lalu, menyebabkan lebih dari 460 orang meninggal dan menyebabkan lebih dari 350.000 orang mengungsi.

“Saya sudah minta status gempa Lombok dinaikkan ke level Bencana Nasional ketika berbicara di Forum Indonesian Lawyers Club (ILC) pada hari selasa 14 Agustus 2018 lalu, dan tanggal 19-20 ini terjadi gempa hebat beruntun lagi, saya harap jangan sampai pemerintah lambat menyatakan status bencana ini lagi,” ujarnya

Ia mengingatkan gempa hebat beruntun di Lombok sudah pantas ditetapkan sebagai bencana nasional mengacu pada Pasal 7 UU Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana.

Pasal 7 menyebutkan wewenang pemerintah dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana, di antaranya penetapan status dan tingkatan bencana nasional dan daerah.

Penetapan status dan tingkat bencana nasional dan daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c memuat indikator yang meliputi jumlah korban, kerugian harta benda, kerusakan prasarana dan sarana, cakupan luas wilayah yang terkena bencana, dan dampak sosial ekonomi yang ditimbulkan.

Legislator FPKS DPR RI itu juga mengajak seluruh elemen bersatu untuk membantu Lombok. “Di tengah meriahnya ASEAN GAMES 2018 di Jakarta-Palembang, Mari kita bersatu untuk mendukung lombok,” pungkasnya.

Reporter: Gio

Catatan Jurnalis: Belajar Berbagi Dari Pengungsi Lombok

“Kita di sini tidak senang dan butuh bantuan. Tapi kita masih bersyukur karena masih diberi kesempatan hidup,” imbuh Taufik, warga Sembalun Lumbung

LOMBOK TIMUR (Jurnalislam.com) – “Allahu Akbar, Laa ilaaha ilallah … ” Azan isya berkumandang syahdu. Panggilan-Nya memecah haru. Rindu.

Tampak para pengungsi berduyun-duyun menuju masjid darurat yang terbuat dari bambu dan terpal. Tak ada yang berdiam diri di dalam tenda. Semua melangkah menuju panggilan yang sama. Panggilan untuk menegakkan shalat, panggilan menuju kemenangan.

Tak ada status sosial yang membedakan. Semua berbaur dalam kebersamaan. Khusyuk dalam penghambaan. Tersungkur dalam sujud pengharapan. Menangis dalam jerit doa permohonan. Semua berharap, agar bencana yang menimpa mampu mengokohkan iman. Bukan menambah kekufuran.

Bakda Isya, malam tampak pekat. Tak ada nyala listrik. Yang ada hanya sinar bintang yang berkedipan. Di pengungsian, beberapa semeton (pemuda) berusaha membuat penerangan dari api unggun. Mereka duduk di atas lampak (tempat duduk), sembari meletakan telapak tangan di atas api. Indah.

Baca juga : Dari Masjid, Lombok Bangkit

Kopi hitam Rinjani, singkong, dan ubi bakar, menjadi menu klasik saat merindu. Ya, mereka menyebut kebersamaannya itu dengan sebutan ‘merindu’. Sebuah tradisi yang merekatkan ukhuwah.

Malam itu warga bercerita ihwal kronologi gempa yang terjadi. Mengurai kembali masa-masa mengerikan sekaligus menyedihkan. Menggambarkan suasana, dan meniru suara-suara jeritan saat gempa berkekuatan 6,4 SR terjadi pada Minggu pagi (29/7/2018).

Tak hanya sekedar berkisah. Warga pun menyampaikan beribu hikmah.

Taufik, warga Desa Sembalun Bumbung, Sembalun, Lombok Timur, menyampaikan hikmah yang ia dapat usai gempa.

“Saya sedih kalau mengingatnya. Rumah hasil bekerja selama sepuluh tahun, roboh dalam hitungan detik. Tapi saya tetap bersyukur dan ambil hikmahnya. Mungkin kita banyak dosa, sehingga Allah peringatkan melalui bencana,” ungkap ia, Minggu (12/9/2018) kepada INA News Agency.

Obrolan panjang malam itu berakhir dengan mutiara hikmah yang saya dapatkan dari keteguhan hati korban menghadapi ujian.

“Kita di sini tidak senang, Kang. Kita di sini butuh bantuan. Tapi kita masih bersyukur karena masih diberi kesempatan hidup. Walau kita korban, tapi masih banyak yang keadaannya di bawah kita,” jelas Taufik.

Sedekah di saat susah

Tak ada satu pun rumah yang bisa ditempati warga Desa Sembalun Bumbung. Rumah mereka hancur. Bahkan sebagian besarnya rata dengan tanah. Namun mereka masih memberi dalam kesempitan.

“Kami ingin berbagi rezeki. Bukankah tangan di atas lebih baik dari tangan di bawah,” ungkap Oza, warga Sembalun yang juga relawan Sinergi Foundation.

Pagi itu, belasan mobil pick up bermuatan sayuran melaju menuju Lombok Utara. Lokasi terdampak parah gempa berkekuatan 7,0 Skala Richter. Pemuda Sembalun tampak berada di antara dus-dus sayuran.

Jarak yang ditempuh selama 3-4 jam itu sebenarnya sangat melelahkan. Tapi mereka tampak bahagia saat sampai di lokasi pengungsian.

Baca juga: Mengharukan, Pengungsi Lombok Timur Sumbangkan 45 Ton Sayuran ke Lombok Utara

Mereka turunkan satu persatu dus besar berisikan tomat, stroberi, dan makanan hasil panen lainnya. Pemandangan yang haru, saat pengungsi Desa Gangga, Lombok Utara, menerima sumbangan dari sesama pengungsi di Lombok Timur.

Sebelumnya, saat gempa pertama, pada 29 Juli 2018 berdampak di Lombok Timur, orang-orang dari Lombok Utara datang untuk memberikan bantuan. Kini, kebaikan itu berbalas. Ya, kebaikan akan selalu berbalas kebaikan.

Mereka pengungsi dan mereka berbagi. Mereka pengungsi dan mereka saling peduli. Itulah yang terus kami renungi. Hingga kami sadari, bahwa kami tengah belajar berbagi dari pengungsi.

Reporter: Hilman Indrawan | INA News Agency

Gempa Bertubi-tubi, Ansharusyariah Ajak Semua Pihak Muhasabah dan Bertaubat

Muhasabah dengan sebaik-baiknya karena sesungguhnya setiap musibah itu ada hikmah di balik setiap kejadiannya

SOLO (Jurnalislam.com) – Gempa dengan skala 7,0 magnitudo kembali mengguncang wilayah Lombok dan sekitarnya pada Ahad (19/8/2018) sekitar pukul 21.56 WIB. Ini adalah gempa terbesar kedua setelah pada 5 Agustus lalu, gempa 7,0 skala richter juga melanda wilayah ini.

BMKG menjelaskan, gempa 7,0 SR tadi malam merupakan aktivitas baru yang berbeda dengan gempa sebelumnya. Tercatat lebih dari enam kali gempa susulan dengan skala lebih kecil terjadi pada hari Ahad (19/8/2018) kemarin.

Juru bicara Jamaah Ansharusy Syariah, Abdul Rochim Ba’asyir

Setiap muslim meyakini bahwa segala peristiwa terjadi atas kehendak Allah Subhanahu wa Ta’ala. Termasuk gempa bumi di Lombok yang telah merenggut ratusan jiwa dan memporak-porandakan wilayah tersebut.

Oleh sebab itu, umat Islam harus memetik hikmah di balik kehendak Allah Subhanahu wa Ta’ala memperingatkan bangsa ini dengan berbagai musibah.

“Kita sebagai orang-orang mukminin seharusnya menjadikan ini sebagai i’tibar (mengambil pelajaran-red). Sangat disayangkan apabila kejadian ini dimaknai sebagai peristiwa alam semata,” kata Juru bicara Jamaah Ansharusy Syariah, Ustadz Abdul Rochim Ba’asyir kepada Jurnalislam.com, Senin (20/8/2018).

Baca juga : Pengungsi Lombok Harap Setiap Masjid Gelar Shalat Taubat

Ustadz Iim juga mengajak semua pihak untuk bermuhasabah dan bertaubat atas segala dosa dan maksiat yang dilakukan hingga Allah Subhanahu wa Ta’ala menegur bangsa ini dengan berbagai musibah.

“Muhasabah dengan sebaik-baiknya karena sesungguhnya setiap musibah itu ada hikmah di balik setiap kejadiannya. Siapa tahu mungkin karena dosa-dosa yang banyak terjadi sehingga Allah sedang menegur kita,” kata dia.

“Khususnya kepada masyarakat Lombok, kami mengimbau para ulama di sana untuk mengajak secara masif kepada seluruh masyarakat NTB, kalau perlu untuk melakukan shalat taubat,” sambungnya.

Ia juga mengajak umat Islam untuk membantu masyarakat terdampak gempa di Lombok dengan segenap kemampuan, termasuk mendonasikan harta dan memanjatkan doa.

Innalillahi, Lombok Kembali Diguncang Gempa 7 SR

LOMBOK (Jurnalislam.com) – Gempa dengan kekuatan 7 magnitudo kembali mengguncang Lombok, Ahad (19/8/2018) pukul 21.56 WIB. Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dalam twitternya menyatakan, gempa tersebut tidak berpotensi tsunami

“Magnitude: 7.0, 19-Aug-2018 Pkl. 21:56:27 WIB, Lokasi: 8.28 LS 116.71 BT (30 km TimurLaut LOMBOKTIMUR-NTB), Kedalaman: 10 Km, TIDAK berpotensi TSUNAMI,” tulis akun twitter @infoBMKG

Dalam pantauan reporter Jurnalislam.com di lapangan, warga yang sedang beristirahat sempat panik dan berlarian keluar tenda.

Berikut video singkat hasil rekaman relawan Forum Medis dan Aksi Kemanusiaan (Me-DAN) di Dusun Karang Jurang, Kecamatan Gangga, Lombok Utara.

Warga masih berada di luar tenda karena gempa susulan dengan skala lebih kecil masih terjadi hingga saat ini. Tercatat sudah 3 kali gempa susulan dengan magnitude 5,6 dan 5,8 skala richter.

Laa Hawla wa Laa Quwwata illa Billah..

Reporter: Ridwan Abdullah

 

Milad ke 20, Mardani Doakan FPI Tetap Istiqomah Menjaga Umat dan Bangsa

JAKARTA (Jurnalislam.com) – Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Mardani Ali Sera menghadiri Milad ke-20 Front Pembela Islam (FPI) yang digelar di Bumi Perkemahan Cibubur, Jakarta Timur, Ahad (19/08/2018).

Dalam pesannya, Mardani mendoalan FPI agar tetap konsisten dalam menjaga umat dan bangsa Indonesia.

“Semoga Allah selalu menjaga Seluruh Kader FPI agar tetap istiqomah terdepan menjaga Umat Islam dan Bangsa Indonesia,” kata Mardani.

Inisiator gerakan #2019GantiPresiden tersebut juga mengajak seluruh umat Islam di Indonesia agar mendoakan pimpinan FPI Habib Rizieq agar diberikan kekuatan, kesehatan dan dijaga oleh Allah.

“Tak lupa kita harus terus berdoa untuk Habib Rizieq, beliau adalah Imam Umat Islam di Indonesia,” ujarnya.

Legislator FPKS asli Betawi itu berharap di usia FPI ke 20, FPI semakin dekat dan dicintai umat Islam di Indonesia.

“Semoga FPI semakin peduli terhadap rakyat dan terdepan membantu warga,” katanya.

Selain itu, Mardani yang juga merupakan Wakil Ketua Komisi II DPR mengucapkan terimakasih yang banyak kepada FPI karena turut menjaga rumahnya pasca Teror Bom Molotov yang lalu.

Pengungsi Lombok Harap Setiap Masjid Gelar Shalat Taubat

Tokoh masyarakat menilai gempa kali ini di luar kewajaran karena berlangsung terus menerus

LOMBOK TIMUR (Jurnalislam.com) – Usai gempa susulan 6.5 magnitudo melanda kembali Lombok Timur, Ahad (19/8/2018), masyarakat Dusun Jorong, Sembalun Bumbung, Lombok Timur menggelar shalat taubat di masjid darurat.

Tokoh masyarakat, yang juga imam shalat taubat, Haji Miftah mengatakan kejadian gempa ini dinilai di luar kewajaran karena berlangsung terus menerus dalam skala cukup besar.

“Kalau kekeringan, kita shalat istisqa untuk berdoa minta hujan. Ini ada musibah gempa sudah seharusnya kita bertaubat dan meminta kepada Allah agar musibah ini segera berakhir,” kata Haji Miftah, Ahad (19/8/2018) malam.

Haji Miftah (berdiri) menyampaikan pentingnya taubat di hadapan jamaah shalat isya masjid darurat yang terletak di Dusun Jorong, Lombok Timur pada Ahad (19/8). FOTO: Rizki Lesus/INA

Ia mengatakan masyarakat Indonesia, khususnya warga Lombok harus kembali kepada Allah dengan gerakan taubat bersama -sama dan menghilangkan sifat pongah.

“Jangan sampai gunung longsor disalahkan, tapi kitalah manusia yang salah,” kata Haji Miftah.

Ia pun berharap, tak hanya dari masjid darurat di Sembalun Bumbung saja dilakukan taubat nasuha, tetapi juga bisa meluas ke wilayah Lombok, bahkan Indonesia.

“Dari masjid darurat ini, semoga shalat taubat ini bisa meluas ke semua masjid,” pungkas Haji Miftah.

Reporter: Rizki Lesus/ INA News Agency

Gempa 6,5 Skala Richter Guncang Lombok, Perbukitan di Rinjani Longsor

Gempa pertama berkekuatan 5.4 SR, disusul 6.5 SR

LOMBOK (Jurnalislam.com) – Lombok kembali diguncang gempa sebanyak 2 kali hanya berselang beberapa menit pada Ahad (19/8/2018).

Gempa pertama berkekuatan 5,4 Skala Richter, disusul gempa kedua berkekuatan 6,5 Skala Richter. Keduanya berpusat di laut sejauh 32 km timur laut Lombok Timur, seperti dilansir BMKG.

Dari pantauan INA-News Agency yang berada di kaki Gunung Rinjani di Sembalun, Lombok Timur, warga berhamburan menuju ke jalanan dan tangah lapang diiringi tangis anak-anak.

Akibat gempa, banyak perbukitan mengalami longsor dan mengakibatkan debu tebal. Di antara bukit tersebut yakni bukit pegasingan dan bukit nanggi.

Sementara menurut informasi warga setempat yang berprofesi porter, beberapa jalur pendakian tertutup akibat longsor. Di antaranya Jalur pendakian Senaru, Torean dan Sambielen.

Reporter: Ahmad Jilul Qur’ani Farid/INA