Astagfirullah, Ditemukan Alas Sepatu Mirip Lafadz Allah di Mataram

MATARAM (Jurnalislam.com) – Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Karang Baru Kota Mataram dihebohkan dengan penemuan sepatu siswa berlafaz Allah. Penemuan ini bermula saat salah seorang mahasiswa PPL pada Senin sore (1/2) melihat bekas sepatu di lantai sekolah membentuk tulisan mirip lafadz Allah.

Kalimat itu memiliki arti tidak ada Allah. Sontak, para guru yang diberitahu pun kaget dan melaporkannya kepada kepala madrasah.

”Jejak itu sempat difoto dan tulisannya mirip La Allah,” tutur Murad, Wakil Kepala MIN Karang Baru pada rabu (03/02/2016) sebagaimana dilansir lombokpost.

Keesokan harinya, Selasa (2/2/2016), guru dan kepala madrasah memeriksa sepatu-sepatu siswanya. Dan menemukan ada tiga pasang sepatu memiliki alas dengan lafaz Allah. Setelah dilakukan pencermatan, dua diantaranya masih meragukan, sementara satu sepatu merek Adorable Homyped warna hitam terlihat jelas, alasnya memiliki motif bertuliskan lafaz Allah.

Pihak sekolah pun mengetes tulisan itu menggunakan tinta biru, dan setelah ditempelkan pada kertas putih, tulisan kaligrafi Allah telihat jelas.

”Ini huruf (hijaiyah) alif, lam dan haq,” jelas Murad, yang juga mengajar ilmu agama ini.

Kepala MIN Karang Baru HM Irwan Ali Wardaini menjelaskan, setelah menemukan tiga pasang sepatu itu, ia sempat ragu untuk mengekspose ke media massa. Sebab ia khawatir pemberitaan dapat menimbulkan kegaduhan dan memojokkan siswa dan sekolah.

”Dalam posisi ini, guru dan siswa hanya korban, karena barang ini sudah dibeli dari produsen,” jelasnya.

Sebelum memberikan keterangan pers, pihak sekolah terlebih dahulu berkonsultasi dengan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Mataram, H Muhtar. Setelah diteliti dari segi tulisan dan kalimat, memang benar mirip dan ada huruf lam dan haq-nya. Meski demikian, pihaknya belum berani mengatakan hal itu masuk penistaan agama, karena bisa jadi ini hanya motif yang tidak disengaja. Namun bisa juga disengaja.

”Pesan beliau (MUI) jangan sampai masalah ini menimbulkan disharmoni umat beragama. Dan saya minta tolong jangan sampai kami sekolah dan siswa dipojokkan,” harapnya.

MIN Karang Baru sendiri memiliki 520 orang siswa, tidak menutup kemungkinan hal serupa terjadi di sekolah lain. Untuk itu ia berharap kepada orang tua dan siswa hati-hati saat membeli sepatu, diteliti agar tidak muncul hal-hal seperti ini. Ia yakin orang tua pasti tidak tahu. Yang perlu ditanya adalah produsen yang membuat sepatu.

Irwan menambahkan, terhadap temuan itu pihaknya tidak akan melaporkan secara resmi, baik kepada aparat hukum maupun pihak lain yang berwenang. Seperti lembaga perlindungan konsumen. Namun bila ada pihak yang meminta keterangan sekolah, ia mengaku akan terbuka.

”Kami cukup menginformasikan saja,” tandasnya.

Reporter: Sirath | Editor: Ally | Jurnalislam

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.