WASHINGTON (jurnalislam.com)- Pemerintah Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump dikabarkan tengah mempertimbangkan rencana kontroversial untuk merelokasi secara permanen satu juta warga Palestina dari Jalur Gaza ke Libya. Informasi ini diungkapkan oleh NBC News pada Jumat (16/5/2024) berdasarkan keterangan dari sejumlah sumber yang mengetahui langsung pembahasan tersebut.
Menurut laporan itu, sebagai bagian dari skema relokasi, Washington dikabarkan siap mencairkan miliaran dolar dana yang dibekukan sejak intervensi NATO di Libya pada 2011. Dana tersebut akan diberikan sebagai imbalan kepada Libya jika bersedia menerima pengungsi Palestina.
“Rencana ini sedang dalam tahap pembahasan serius dan bahkan telah disampaikan kepada para pemimpin Libya,” kata dua sumber yang dikutip NBC News, termasuk seorang mantan pejabat AS. Meskipun belum ada kesepakatan final, Israel disebut terus menerima pembaruan dari Washington terkait perkembangan ini.
Libya pasca-intervensi militer NATO dan pembunuhan Muammar Gaddafi telah mengalami kekacauan politik dan keamanan. Negara yang dahulu menjadi salah satu yang paling makmur di Afrika itu kini dikenal sebagai pusat perdagangan manusia.
Laporan dari Chatham House tahun 2025 menyebut bahwa krisis Libya telah mengubah rute perdagangan manusia secara global, menghasilkan hampir 1 miliar dolar AS pada 2016 dari penyelundupan manusia. Sementara itu, laporan Departemen Luar Negeri AS tahun 2022 menyoroti praktik perdagangan seks dan eksploitasi seksual di pusat-pusat penahanan migran di Libya.
Tak hanya Libya, Rwanda juga dilaporkan menjadi salah satu tujuan potensial bagi para migran yang dideportasi dari AS, termasuk mereka yang ditahan oleh ICE dan dipindahkan ke kamp konsentrasi CECOT di El Salvador.
Salah satu pejabat AS yang dikutip menyebut bahwa rencana relokasi warga Palestina ke Libya akan mencakup “insentif finansial”, seperti penyediaan perumahan gratis dan tunjangan hidup bagi mereka yang bersedia dipindahkan.
Laporan ini muncul bersamaan dengan pengumuman militer Israel yang menyatakan dimulainya “langkah pertama” dari Operasi Gideon’s Chariots—operasi militer besar-besaran yang disebut bertujuan menguasai wilayah Gaza dan mencapai apa yang disebut sebagai tujuan akhir perang. (Bahry)
Sumber: Cradle