Arab Saudi Undang Pemberontak Syiah Houthi Untuk Diskusi

RIYADH (Jurnalislam.com) – The Gulf Cooperation Council (GCC) mengatakan pada hari Kamis (12/03/2015) bahwa pemberontak Syiah Houthi Yaman telah diundang untuk menghadiri pembicaraan yang direncanakan di Riyadh untuk mengatasi krisis politik yang sedang berlangsung di negara itu.

"Undangan ini terbuka untuk semua," kata Menteri Luar Negeri Qatar Khaled al-Attiyah, dalam konferensi pers setelah pertemuan tingkat menteri GCC. Qatar saat ini menjadi pemimpin GCC.

"Kami berharap semua pihak akan berpartisipasi dengan maksud mengarahkan Yaman menjadi tempat yang aman," tambahnya.

Presiden Yaman Abd Rabbuh Mansour Hadi baru-baru ini mengusulkan untuk mengadakan pembicaraan antar rival negaranya di Riyadh.

Namun hingga saat ini, belum ditetapkan pembicaraan yang diusulkan tersebut.

Pada bulan Februari, Houthi mengeluarkan deklarasi konstitusi untuk membubarkan parlemen dan membentuk dewan transisi dengan 551 anggota.

Deklarasi tersebut ditolak oleh sebagian besar kekuatan politik Yaman – juga beberapa negara Teluk – yang menganggapnya sebagai kudeta terhadap legitimasi konstitusional.

Al-Attiyah mengatakan negara-negara GCC mampu membela diri dalam menanggapi laporan bahwa Syiah Houthi berencana untuk melakukan "latihan perang" di perbatasan Yaman dengan Arab Saudi.

"Negara-negara GCC mampu membela kepentingan dan perbatasan mereka," katanya dalam konferensi pers.

Pada hari Kamis, anggota terkemuka Houthi mengatakan bahwa kelompok Syiah tersebut berencana untuk melakukan "manuver militer" pertama dekat perbatasan Saudi.

"Manuver dimaksudkan untuk mengirim pesan yang jelas kepada siapa pun yang berusaha untuk ikut campur masalah keamanan negara, baik itu domestik maupun asing," anggota kelompok tersebut mengatakan kepada The Anadolu Agency.

Latihan militer, yang akan melibatkan berbagai persenjataan tersebut akan diadakan pada hari Kamis di distrik Ketaf utara, terletak berdekatan dengan perbatasan Arab Saudi.

Pemberpntak Houthi telah lama menuduh Riyadh mendananai lawan mereka di Yaman.

Riyadh menganggap pengambilalihan Sanaa tahun lalu oleh Houthi sebagai keuntungan strategis utama untuk Teheran (Iran) – musuh regional – di halaman belakang mereka sendiri.

 

Deddy | World Bulletin | Jurniscom

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses