INGGRIS (Jurnalislam.com) – Seorang anggota senior Ikhwanul Muslimin yang tinggal di Inggris mengatakan kepada Al Jazeera, Rabu (11/11/2015) bahwa tidak ada hal-hal yang disembunyikan organisasinya setelah melaporkan bahwa Uni Emirat Arab telah memberikan tekanan pada pemerintah Inggris untuk menindak kelompok mereka.
Muhammad Soudan, mantan penasihat kebijakan luar negeri presiden Mesir yang terguling, Muhammad Mursi, mengatakan pada hari Rabu bahwa jika pemerintah memiliki bukti-bukti kesalahan, mereka pasti sudah mengambil tindakan terhadap kelompok.
"Kami tidak pernah melanggar hukum, kami tidak menyerukan kekerasan, kami ingin hidup dalam damai dan tidak perlu ada yang disembunyikan … Mereka tidak bisa berbuat apa-apa karena kita tidak melakukan kesalahan," kata Soudan melalui telepon.
Reaksinya muncul setelah sebuah laporan yang dibawa oleh surat kabar The Guardian konon menunjukkan bahwa UEA berjanji menyelesaikan kontrak senjata senilai $ 9 milyar bersama dengan insentif lainnya jika perdana menteri Inggris David Cameron menjepit kelompok Ikhwanul Muslimin.
Cameron memerintahkan peninjauan kegiatan Ikhwan dan dugaan hubungannya dengan ekstrimis pada Maret tahun lalu.
Kajian ini selesai pada bulan berikutnya tetapi temuan yang ada belum diterbitkan, dengan laporan di media Inggris yang menunjukkan bahwa tinjauan itu dilakukan untuk menenangkan negara-negara Teluk dan Mesir.
Soudan mengatakan penundaan tersebut membuktikan bahwa pemerintah Inggris tidak memiliki bukti terhadap organisasinya dan bahwa tekanan dari UEA dan sekutu Teluknya yang telah membuat masalah tersebut berkelanjutan.
"Kami telah melihat kebocoran di Guardian, Independent, dan lain-lain. Namun tidak ada satupun … Mereka (UEA) menggunakan uang mereka untuk mengancam kita di sini," kata Soudan.
Juru bicara perdana menteri Inggris mengatakan kepada Al Jazeera bahwa pemerintah Inggris masih berkomitmen penuh untuk menerbitkan temuan kunci tinjauan Ikhwanul Muslimin tersebut.
"Kami akan menerbitkan temuan mereka pada akhir tahun … Kami tidak akan berspekulasi tentang isinya saat ini," kata juru bicara itu.
Deddy | Aljazeera | Jurniscom