Afghanistan Tolak Rencana Trump Rebut Kembali Pangkalan Udara Bagram

Afghanistan Tolak Rencana Trump Rebut Kembali Pangkalan Udara Bagram

KABUL (jurnalislam.com)– Presiden Amerika Serikat Donald Trump membuat pengumuman mengejutkan terkait upayanya untuk merebut kembali Pangkalan Udara Bagram di Afghanistan. Menurut laporan Wall Street Journal, langkah tersebut disebut sebagai bagian dari upaya diplomatik yang lebih luas untuk menormalisasi hubungan dengan Kabul.

Dalam konferensi pers bersama Perdana Menteri Inggris, Trump menegaskan:

“Kami sedang berusaha merebutnya kembali (Pangkalan Udara Bagram). Mereka membutuhkan sesuatu dari kami, dan kami ingin pangkalan itu kembali.”

Namun, pemerintah Afghanistan langsung menolak wacana tersebut. Pejabat senior Kementerian Luar Negeri (MoFA), Zakir Jalali, menegaskan melalui akun X pada Sabtu (20/9):

“Afghanistan tidak pernah menerima kehadiran militer sepanjang sejarah. Kemungkinan ini sepenuhnya dikesampingkan selama negosiasi dan perjanjian Doha.”

Jalali menambahkan, hubungan antara Afghanistan dan Amerika Serikat bisa tetap terjalin dalam bidang politik dan ekonomi, tetapi tanpa kehadiran militer asing di Afghanistan.

Sementara itu, Wall Street Journal menyebut para pejabat pemerintahan Trump tengah berdiskusi dengan Emirat Islam Afghanistan (IEA) mengenai rencana membangun kembali kehadiran militer AS dalam skala kecil di Bagram. Rencana ini dikaitkan dengan operasi kontraterorisme, pertukaran tahanan, hingga kesepakatan ekonomi.

Mantan utusan AS untuk perdamaian Afghanistan, Zalmay Khalilzad, juga turut menanggapi. Menurutnya, kedua negara akan diuntungkan jika hubungan diperkuat, terutama dalam bidang kontraterorisme.

“Bagi AS, bidang yang jelas dan penting adalah kontraterorisme. Rakyat Afghanistan juga punya alasan untuk menjalin hubungan lebih baik, termasuk menghadapi ancaman dari negara-negara tetangga mereka,” tulis Khalilzad di akun X.

Namun ia mengingatkan bahwa persoalan tahanan menjadi hambatan utama yang harus segera diselesaikan jika ingin melanjutkan dialog. Yang dimaksud adalah isu pertukaran tahanan antara AS dan Afghanistan, baik terkait warga Amerika yang masih ditahan di Kabul maupun anggota Taliban yang ditahan di penjara AS. (Bahry)

Sumber: pajhwok

Bagikan