Afghanistan Tetap Menjadi Tempat Paling Berbahaya bagi Pasukan AS

AFGHANISTAN (Jurnalislam.com) – Serangan Imarah Islam baru-baru ini di Kabul dan di seluruh negeri menunjukkan bahwa Mujahidin masih secara efektif menargetkan penjajah asing kapan pun mereka inginkan. Setelah serangan di Kabul penjajah Amerika menghadapi tragedi lain di provinsi Helmand.

Seperti yang dilansir Voice of Jihad, Selasa (19/01/2019), Amerika secara resmi mengumumkan mengakhiri peran tempur mereka di Afghanistan lebih dari setahun yang lalu. Namun di darat perang masih berlangsung intensif. Pasukan pendudukan Amerika terus menyerang rumah warga Afghanistan di berbagai bagian negara dan melanggar kepekaan orang-orang kami.

Dua minggu yang lalu, Pasukan Khusus Amerika tiba di daerah Chur Charahi di Marjah untuk membantu pasukan rezim Kabul yang diperangi. Mereka menyerang posisi Mujahidin melalui serangan udara dan pemboman artileri. Setelah itu pasukan Mujahidin dengan cepatnya melakukan serangan balik terhadap posisi mereka, menyebabkan jatuhnya korban dalam jajaran pasukan asing. Pada saat itu sebuah helikopter Amerika tiba untuk membantu pasukan darat dan berupaya mengangkut pasukan dari darat tapi mereka menghadapi serangan berat. Helikopter akhirnya menabrak bangunan dan jatuh. Kejadian ini menyebabkan kerugian besar di antara penumpang di dalamnya.

Setelah kejadian ini laporan menyebutkan bahwa pasukan Amerika telah dievakuasi dari kabupaten Marjah dan meninggalkan pasukan Kabul.

Korban pasukan elit Amerika baru-baru ini memiliki dampak yang mendalam terhadap bangsa itu. The Daily Beast menerbitkan sebuah artikel yang pedas berjudul "Perang Afghanistan Kembali dipenuhi Darah dan Bayangan" dengan sub judul  "Kematian seoarng anggota pasukan AS dan cedera dua pasukan lain terselubung misteri". Artikel itu mengkritik dan bahkan menuduh Pentagon menolak menjelaskan misi mereka dalam konflik yang semakin terlihat rahasia.

Juru bicara Gedung Putih – Josh Ernest – membahas korban Amerika baru-baru ini dengan menyatakan bahwa "Afghanistan terus menjadi tempat yang berbahaya". Juru bicara itu mencoba mengklarifikasi korban baru-baru ini dengan menyatakan bahwa pasukan Amerika harus terus menempatkan hidup mereka penuh resiko di Afghanistan untuk melindungi keamanan Amerika di tanah air. Namun ia tidak menguraikan bagaimana konflik di Afghanistan bisa membuat Amerika lebih aman.

Sampai hari ini tidak ada warga Afghanistan yang pergi ke negara itu untuk melakukan serangan atau tidak ada yang membunuh orang Amerika di luar Afghanistan. Jika warga Afghanistan telah membunuh setiap orang Amerika itu hanyalah yang datang ke negara kami dan mencoba menjajah bangsa kita. Bahkan Gedung Putih harus mengakui bahwa Afghanistan hanya melawan Amerika selama mereka masih berada di negara kita. Saat mereka meninggalkan tanah negeri kami, kami akan tawarkan mereka perpisahan dengan mengatakan "baguslah".

 

Deddy | Voice of Jihad | Jurnalislam

 

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses