PALESTINA (jurnalislam.com)- Hamas mengecam pernyataan Presiden Otoritas Palestina (PA) Mahmoud Abbas yang menyerukan pembebasan tawanan Israel dan desakan agar Hamas meletakkan senjata. Pernyataan Abbas yang disampaikan dalam pertemuan Dewan Pusat di Ramallah pada Rabu (23/4/2024) itu dianggap sebagai bentuk penghinaan terhadap perjuangan rakyat Palestina.
“Abbas berulang kali dan mencurigakan, terus menyalahkan rakyat kami atas kejahatan dan agresi yang dilakukan oleh penjajah.” kata pejabat senior Hamas, Basem Naim, dalam pernyataannya pada Kamis (24/4/2024).
Dalam pidatonya, Abbas menyebut bahwa penahanan tawanan Israel oleh Hamas memberi “alasan” bagi Israel untuk terus menggempur Gaza.
“Hamas telah memberikan alasan kepada pendudukan kriminal untuk melakukan kejahatannya di Jalur Gaza,” ujar Abbas.
Dengan nada marah, Abbas juga melontarkan ucapan kasar dalam bahasa Arab kepada Hamas: “Setiap hari ada kematian. Kalian bajingan, serahkan apa yang kalian miliki dan keluarkan kami dari cobaan ini.”
Pernyataan Abbas langsung menuai reaksi keras dari berbagai faksi perlawanan Palestina. Gerakan Mujahidin Palestina, yang merupakan pecahan dari Fatah pada awal 2000-an, turut mengutuk pernyataan tersebut.
Gerakan tersebut menuduh Abbas memperkuat perpecahan internal dan melanjutkan narasi yang mengkriminalisasi perlawanan, sekaligus meringankan beban kejahatan pendudukan Israel.
“Kami mengutuk pernyataan ofensif Presiden Abbas yang terus-menerus mengejar wacana ini, yang mengkriminalisasi perlawanan dan membebaskan pendudukan dari kejahatan yang terus-menerus terhadap rakyat kami selama beberapa dekade, terutama perang genosida terhadap Gaza, aneksasi dan Yahudisasi Tepi Barat dan Yerusalem, dan penderitaan berat yang dialami oleh para tahanan kami yang gagah berani.”
Gerakan tersebut juga mendesak Abbas untuk menyampaikan permintaan maaf atas pernyataannya.
“Kami meminta Presiden Otoritas Palestina untuk meminta maaf atas pidato yang menyinggung ini dan membatalkan semua langkah yang memperkuat perpecahan dan sejalan dengan keinginan Zionis. Kami meminta dia untuk kembali merangkul rakyat serta berhenti mengejar jalan yang tidak masuk akal berupa penyerahan diri dan kompromi.”
Sejak Israel melanjutkan operasinya di Gaza pada 18 Maret 2025, sedikitnya 1.928 warga Palestina dilaporkan tewas. Jumlah korban jiwa sejak perang meletus pada Oktober 2023 telah mencapai sedikitnya 51.305 orang, menurut data Kementerian Kesehatan Gaza.
Sementara itu, upaya negosiasi gencatan senjata antara Hamas dan Israel belum menunjukkan hasil konkret. Delegasi Hamas saat ini tengah berada di Kairo untuk melanjutkan pembicaraan dengan mediator Mesir dan Qatar.
Reporter: Bahry
Sumber: Al Jazeera